Strategy

Tingkatkan Bisnis dan Profit, TransTrack Siap Ekspansi ke Tiga Negara

CTO dan CEO TransTrack Aris PujudKurniawan dan Anggia Meisesari. (foto Ubaidillah/SWA)

Perusahaan startup teknologi (tech enabler) yang fokus pada digitalisasi operasional armada kendaraan, TransTrack mengembangkan bisnisnya. Manajemen mengaku telah meraih EBITDA positif dan profit dalam operasionalnya.

Anggia Meisesari, Pendiri dan CEO TransTrack mengatakan bahwa hingga saat ini, perusahaan telah mencetak EBITDA positif. Namun Anggia tidak menyebutkan spesifik angka EBITDA yang diraih tersebut. “Alhamdulillah kami sudah meraih EBITDA positif sejak tahun lalu. Kalau sudah EBITDA positif, berarti itu sudah profit,” kata Anggia kepada wartawan di kantor pusat TransTrack, belum lama ini.

Anggia menuturkan bahwa untuk perluas cakupan bisnis, perusahaan yang dipimpinnya siap ekspansi ke tiga negara yakni Singapura, Thailand dan Vietnam. Target ini dicanangkan terwujud dalam periode 2024 sampai 2026.

“Kalau di Malaysia kami sudah beroperasi sejak Maret 2023 lalu. Perusahaan dan karyawan kami di sana sudah established. Kami juga sedang eksplor ke Australia karena kami punya partner di sana dan sedang menjajakan market research untuk kami dan potensinya cukup besar di sana,” ucap Anggia.

Terdekat, Anggia menuturkan Singapura adalah harapan akhir tahun ini mulai. Sebab, perusahaan di Singapura sudah ada dan tinggal operasionalnya. “(Selama periode tersebut) Australia bonus. Kalau dirasa sudah oke, kami baru masuk ke sana. Di Australia itu banyak perusahaan logistik besar dan mining,” ujarnya.

Meski menyediakan produk hardware yang bisa digunakan pada truk milik perseorangan, dalam mengembangkan bisnis, TransTrack menggunakan pendekatan B2B. Strategi masuk ke pasar juga via event atau kolaborasi dengan asosiasi.

Hingga saat ini, customer TransTrack terbesar berasal dari industri logistik, public transportation dan mining. Logistik paling besar karena sejak kehadiran Transtrack lini bisnis ini sudah menjadi pelanggan. Customer public transportation besar karena adanya kebijakan dari Kementerian Perhubungan mengenai GPS yang dapat terhubung dengan sistem di Kemenhub. Di mana setiap unit angkutan penumpang, GPS-nya wajib terhubung dengan Kemenhub.

“Jadi Kemenhub memberikan daftar vendor yang sudah terhubung dengan sistem mereka, salah satunya TransTrack. Kalau perusahaan public transportation tidak menuruti aturan ini, maka izin trayeknya tidak akan keluar,” ungkap Anggia.

Aris Pujud Kurniawan Co-founder dan Chief Technology Officer TransTrack mengungkapkan, saat ini pihaknya juga tengah mengembangkan teknologi AI dan green technology. Di mana perusahaan ingin masuk ke dalam penyediaan solusi untuk kendaraan electric atau listrik.

“Kemudian kami akan menghitung berapa emisi yang dikeluarkan berapa dari suatu kendaraan itu. Karena kami sudah bisa mengefisiensikan fuel dan rute, harusnya bisa berdampak pada (pengurangan) emisi,” ucap Pujud.

Ediitor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved