Corporate Action Capital Market & Investment

Upaya PTBA Bertransformasi Jadi Perusahaan Energi

Manajemen PTBA saat public expose yang dilakukan secara daring oleh BEI. (Ubaidillah/SWA)

Kebutuhan bisnis dan mendukung program hilirisasi pemerintah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah bertransformasi menjadi perusahaan energi. Nantinya, perseroan tidak hanya berbisnis pada sektor batubara, namun ke sektor energi yang lebih luas.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin dalam public expose yang dilakukan daring mengungkapkan progres sejumlah projek pengembangan yang diinisiasi perseroan. Saat projek-projek ini beroperasi, diharapkan menjadi sumber bisnis baru bagi perseroan.

Pertama, mengenai hilirisasi batubara, Farida mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. PTBA berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batubara dan menjaga ketahanan energi nasional.

“Perusahaan telah menyediakan lahan untuk pembangunan industri hilirisasi yang bekerja sama dengan mitra potensial. Selain itu, PTBA telah mengalokasikan cadangan batubara khusus untuk proyek hilirisasi, sehingga kebutuhan batubara untuk industri hilirisasi dapat terjamin,” katanya.

Kedua projek PLTU, di mana PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP) membangun PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2×660 MW, atau dikenal juga sebagai PLTU Tanjung Lalang. HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dan China Huadian HongKong Company Ltd.

Pembangunan PLTU yang nantinya membutuhkan sekitar 5,4 juta ton batubara per tahun ini telah mencapai kemajuan konstruksi sebesar 99%. Pembangkit listrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi komersial pada triwulan IV 2023.

Perseroan juga tengah mengembangkan energi terbarukan. Upaya ini sejalan dengan visi PTBA menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan terus bergulir.

Perseroan terus melakukan transformasi melalui diversifikasi bisnis untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang terintegrasi dan berkelanjutan. Salah satunya dengan masuk ke bisnis energi baru terbarukan (EBT).

Wujud konkret dukungan PTBA dalam upaya pengurangan emisi karbon global juga ditandai dengan sinergi bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam pengembangan PLTS berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di jalan tol Jasa Marga Group. Pembangunan PLTS Jalan Tol Bali Mandara yang telah diresmikan pada 21 September 2022 lalu, berjalan dengan sangat baik sehingga menghasilkan manfaat positif berupa efisiensi energi dan biaya operasional.

Sebelumnya, PTBA telah membangun PLTS di Bandara Soekarno Hatta melalui kerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kWp dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). PLTS ini telah beroperasi penuh sejak 1 Oktober 2020.

“Selain melakukan pengembangan usaha di bidang EBT, PTBA juga menjalankan program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menghidupkan pompa irigasi pertanian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan. Berkat keberadaan PLTS irigasi, para petani bisa panen hingga tiga kali dalam setahun. Total ada 6 PLTS irigasi dengan total kapasitas 192 kWp yang sudah dibangun PTBA hingga saat ini, tersebar di Sumatera Selatan, Lampung, dan Sumatera Barat,” ujarnya.

Perusahaan juga menargetkan untuk meningkatkan kapasitas angkutan batubara jalur kereta api menjadi 72 juta ton per tahun pada 2026. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim – Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun, dengan lingkup yang dibangun oleh PTBA adalah Train Loading System dan Coal Handling Facility sementara PT KAI menyiapkan dermaga serta sarana transportasinya (gerbong). Jalur ini direncanakan akan beroperasi pada Triwulan IV 2024.

Di samping itu, dalam rangka mendukung kerja sama sinergi BUMN rantai pasokan batubara untuk meningkatkan ketahanan kelistrikan nasional yang ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement oleh PTBA, KAI, dan PLN pada 16 Februari 2022, disepakati rencana pengembangan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada Triwulan III 2026.

PTBA juga menerapkan praktik pertambangan terbaik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi. Hingga September 2023, tercatat total areal reklamasi PTBA sudah mencapai 2.198,93 hektar (ha). Sedangkan total areal rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) per September 2023 sebesar 3.575,43 ha.

Tak hanya revegetasi lahan, PTBA telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi. Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan PTBA di antaranya Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000, Dump Truck sekelas 100 ton hybrid (diesel dan listrik), dan pompa tambang berbasis listrik.

PTBA juga telah mengoperasikan bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan Unit Pertambangan Tanjung Enim. Perusahaan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.

“Program-program dekarbonisasi ini merupakan bagian dari roadmap manajemen karbon PTBA hingga tahun 2050. Ini akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved