Trends

Cerita Maudy Ayunda Soal Menabung dan Berinvestasi

Maudy Ayunda dalam Finance Flash Reku via daring.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks literasi finansial masyarakat pada 2022 baru menyentuh 49,68 persen. Kendati naik dari tahun sebelumnya, angka tersebut tergolong cukup rendah. Sehingga sangat disayangkan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami dengan baik tentang pengelolaan finansial dan investasi.

Brand Ambassador dan Angel Investor Reku Maudy Ayunda mengatakan, trial and error dalam pengelolaan keuangan dan investasi bisa menjadi pembelajaran untuk terus memperbaiki rencana finansial. Maudy meyakini masing-masing dari investor, tentu pernah membuat kesalahan finansial, terutama generasi muda termasuk dirinya.

“Misalnya, banyak pengeluaran berbasis ego atau keinginan, bukan kebutuhan. Lalu akibatnya tidak ada sisa untuk ditabung dan diinvestasikan di akhir bulan. Walaupun ini bukan kondisi ideal, aku bisa belajar dari proses itu dan bisa mengevaluasi. Sehingga di kemudian hari, bisa lebih fokus dalam financial dan investment planning,” ujar Maudy dalam bootcamp finance flash Reku.

Kemudian, Maudy juga mengungkapkan pentingnya generasi muda untuk mau mencari informasi dan lebih melek finansial dan investasi. “Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 90,7% anak muda tidak punya tabungan dan dana darurat. Selain itu, 76% millennial juga punya carrying debt. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan.

“Berdasarkan pengalaman aku, memiliki tabungan dan investasi merupakan pilihan gaya hidup yang lebih bijak, jika dibandingkan dengan membeli barang yang di luar kemampuan finansial kita. Dengan begitu, aku yakin kita bisa menata masa depan kita dengan lebih baik,” ungkap Maudy.

Theo Derick selaku pengusaha dan content creator mengungkapkan bahwa mengelola finansial dengan baik bisa mempercepat generasi muda mencapai financial freedom. Mengelola finansial dan hemat bukan berarti pelit. Ini juga yang sering disalahartikan.

“Sebetulnya, kuncinya disiplin mengatur budget kebutuhan dan keinginan sehingga kita memiliki cashflow positif. Dengan begitu kita bisa bertambah kaya dan lebih cepat merealisasikan tujuan finansial, bahkan mencapai financial freedom,” kata Theo.

Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures dan Mantan Komisaris Bursa Efek Indonesia menjelaskan sejumlah tren investasi yang berpotensi positif di tahun 2024 mendatang. “Ada beberapa sektor yang berpotensi cerah untuk berinvestasi di tahun depan, antara lain ESG, fintech, dan consumer goods.

Pertama, kata Pandu, di sektor lingkungan hidup, seperti energi terbarukan. Semakin banyak perusahaan energi yang bertransisi dan diprediksi akan terus bertambah ke depan.

“Kedua teknologi finansial juga akan terus berkembang karena sifatnya yang fundamental, serta sektor consumer goods. Selain itu, aset kripto juga tidak kalah berpotensi. Tahun depan, diproyeksikan akan ada Halving Bitcoin. Secara historis, performanya terbukti melonjakkan pasar kripto. Peluang ini juga perlu dimanfaatkan masyarakat,” kata Pandu (2/12/2023).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved