Management Trends

Wirausaha Lokal Penting untuk Dorong Ekonomi Nasional

Ria Ellysa-Best of the Best DSC 2022-01 (Foto: DSC)

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) RI Teten Masduki, mengatakan meski saat ini jumlah UMKM mencapai 64 juta pelaku, namun rasio kewirausahaan Indonesia saat ini baru mencapai 3,47 persen. Padahal untuk menjadi negara maju, Indonesia harus memiliki rasio minimal 4 persen.

“Penting untuk membentuk kewirausahaan pengusaha daerah. Karena saat ini kabanyakan melihatnya masih general secara global/regional instead of local,” kata Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata dalam siaran pers di Jakarta (05/12/2023). Dia berharap ke depan, program pemerintah bisa lebih spesifik membangun satu sektor atau wilayah cluster sehingga hasilnya bisa dilihat secara langsung.

Leo menambahkan pemerintah bisa melakukan pembinaan yang sesuai dengan bisnis lokal. Baru setelah itu menjual produknya ke luar dengan kekhasan masing-masing daerah. “Membangun sektor itu bukan berarti membantu entrepreneur secara langsung. Lebih baik invest di infrastrukturnya terlebih dahulu, baru setelah itu hilirisasinya mengikuti,” ucapnya.

Semesco sendiri, kata dia, telah memiliki program khusus untuk pengusaha daerah. Smesco dalam hal ini sering terjun langsung ke level bupati atau kabupaten seperti misalnya di daerah Solok, Aceh, Bali, dan lainnya. “Pengusaha daerah harus melihat posisi strategis mereka, karena seringkali seakan-akan pengusaha daerah harus menjadi pengusaha nasional. Padahal harusnya dia mengerjakan yang lokal terlebih dahulu. Tapi, bukan berarti dia tidak bisa menjadi pengusaha nasional. Baiknya mereka memproses komoditas unggulan di daerah masing-masing terlebih dahulu,” ungkapnya.

Untuk menjadi entrepreneur yang unggul, Leo menambahkan, pengusaha harus memiliki mental yang rajin dan serius. Akan sulit jika tidak ada timbal balik antara yang memberi bantuan dan dibantu. Sehingga, menurutnya, agar berhasil keduanya harus produktif dan timbal balik. Kedua, pengusaha juga harus memiliki karakter 3P (Paham, Piawai, Persona). “Ini yang harus dimiliki jika ingin menjadi entrepreneur. Kalo sudah memiliki itu semua, pengusaha bisa unggul di bidangnya. Meskipun untuk mendalaminya tidak mudah. Minimal dari yang basic . Core value-nya dipahami terlebih dahulu,” dia menambahkan.

Salah satu ajang kompetisi yang memiliki misi mendorong banyak entrepreneur di Indonesia adalah Diplomat Success Challenge (DSC). Ajang ini sudah diselenggarakan hingga 14 sesi dan kosisten menelurkan pelaku bisnis yang berimpact pada masyarakat. “Saya sebagai mentor melihat DSC memiliki komitmen terhadap intisari gerakan itu sendiri. Makanya kami mau mendukung program ini,” ujarnya.

Leo menjelaskan, kontribusi DSC terhadap eksosistem kewirausahawan di Indonesia besar. Semua usaha yang ditelurkan oleh DSC bisa berkontribusi dalam skalanya masing-masing. “Yang kami hargai adalah semangat orang-orang yang ada di baliknya yang komitmennya terlihat bukan cuma EO. Impact terasa ketika komitmennya ada,” kata dia menutup pembicaraan.

Sebagai tambahan, Pada DSC Season 14 tercatat 29.780 proposal dan terpilih 2.500 vlog pitch . Darisana, terpilih lagi 450 challengers yang dinilai memiliki nilai/DNA paham, piawai, dan persona serta kesesuaian dengan manifesto DSC Season 14. Dari sini, para Challengers akan melangkah ke tahap National Selection.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved