CSR Corner

Gerakan BCA untuk Lindungi Nasabah dari Jeratan Penipuan

Di era yang serba digital dan canggih, banyak oknum yang memanfaatkan celah untuk melakukan modus penipuan. Tujuannya, mendapatkan data pribadi korbannya. Dengan data tersebut, para penipu pun bisa mengambil alih rekening dan menguras isinya.

Dalam upaya menjaga keamanan keuangan nasabah, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) konsisten melakukan edukasi. Kali ini dengan menggandeng Indro Warkop, BCA menghadirkan gerakan ‘Don’t Know? Kasih No!’. Gerakan ini berupa video yang menceritakan analogi bagaimana penipu memiliki berbagai cara untuk mengelabui korbannya.

Dengan menghadirkan Indro Warkop sebagai aktor, gerakan ini diharapkan dapat menyajikan edukasi yang tidak hanya menghibur tetapi juga mudah dicerna oleh masyarakat.

“Jika direct message terkadang menjadi tidak menarik dan tidak melekat di dalam benak konsumen, sehingga kami buat satu edukasi baru yang menunjukkan pengalaman nasabah terkait fraud yang pernah diadukan konsumen kepada kami,” ujar Direktur BCA Santoso dalam konferensi di Jakarta, Kamis (08/12/2023).

Sebelumnya BCA pernah melakukan gerakan serupa dengan mengusung kampanye Tolak Dengan Anggun yang dilatarbelakangi oleh banyaknya serangan penipuan kepada gen X dan Baby Boomers. Hasilnya pun positif, setelah gerakan tersebut muncul nasabah menjadi lebih aware bahkan menutup diri dari semua modus penipuan.

“Dalam perjalanannya kami melakukan assessment dan menerapkan face biometric, kasus-kasus fraud itu langsung turun tajam. Namun yang terjadi adalah banyak sekali tren baru yang tidak langsung menyerang sebagai nasabah BCA, tetapi dalam berbagai macam seperti apk, undangan nikah, SIM kepolisian, tilang, hingga paket. Pada dasarnya ada satu aplikasi yang dikirimkan ke semua pengguna, tujuannya satu, yakni ketika diklik bisa men-take over semua data yang ada di ponsel kita. Mulai dari foto sampai apa yang kita ketik,” jelas Santoso.

Menariknya, kata dia, hasil riset yang dilakukan oleh pihaknya mengungkap bahwa saat ini justru generasi muda yang menjadi sasaran serangan. “Karena yang generasi tua sudah cenderung overprotective. Apakah (generasi muda) masih terjebak masih fomo, atau ingin cepat selesai. Jadi tidak mau berpikir panjang. Karena itu melalui video ini, kami minta rethink sebelum action,” terangnya.

Kondisi tersebut dilihat BCA sebagai satu bahaya besar. Karenanya melalui video Don’t Know? Kasih No! BCA ingin mengingatkan kembali kepada masyarakat terutama nasabah untuk lebih bijak dan berpikir ulang sebelum meng-klik sesuatu.

“Kesuksesan dari gerakan ini tidak terlepas dari semua stakeholder yang terlibat. Apa yang kita sampaikan ini tidak hanya untuk nasabah BCA, tapi untuk perlindungan konsumen,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved