Technology Trends

12 Tahun Beroperasi, Pegipegi Pamit Undur Diri

Startup OTA Pegipegi umumkan tutup dan berhenti beroperasi. (dok Pegipegi)

Startup online travel agent (OTA) Pegipegi mengumumkan pamit undur diri setelah 12 tahun beroperasi. Pengumuman ini disampaikan langsung melalui semau kanal resmi milik perusahaan seperti web, Instagram, hingga Twitter, Selasa (1/12/2023).

Dalam pengumumannya, manajemen Pegipegi mengucapkan terima kasih kepada para masyarakat yang telah menjadi pengguna, para mitra seperti maskapai, akomodasi, penerbangan, transportasi darat dan seluruh mitra lain dari berbagai industri yang telah bersama-sama mendukung.

“Hampir genap 12 tahun menjadi solusi travel kamu merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi Pegipegi, namun dengan berat hati, Pegipegi harus pamit,kata manajemen Pegipegi.

Pegipegi telah terakhir menerima pesanan dari pelanggan per tanggal 10 Desember 2023 pukul 23:59 WIB semalam. Para pelanggan yang telah melakukan pembelian maka tetap berlaku, sehingga tidak perlu khawatir.

“Pelanggan masih bisa check-in dan menggunakan transportasi udara & darat sesuai waktu check-in maupun waktu keberangkatan. Informasi mengenai pesanan bisa diakses via email yang digunakan ketika membuat pesanan,” kata manajemen.

Pengamat Marketing Yuswohady pada saat banyak startup tutup Juni 2023 lalu mengungkapkan bahwa pascapandemi badai yang menimpa startup digital masih terus berlanjut. Menurutnya, pascapandemi startup digital di Indonesia memasuki era baru yg ditandai oleh tiga hal.

Pertama agility is king, di mana terjadinya disrupsi pandemi yang disusul perang Ukraina, ancaman inflasi global dan koyaknya supply-chain global membuat startup babak-belur. Sifat bisnis startup yg ‘high risk, high failure’ menjadikan mereka mudah pecah oleh hantaman eksternal tersebut.

“Maka agility yaitu kecepatan, kelincahan dan ketepatan dalam merespons perubahan menjadi faktor kunci untuk survive. Hukum ‘survival of the fittest’ bekerja, yang lincah yang selamat. Agile or die,” katanya, dikutip Selasa (12/12/2023).

Kedua untung adalah raja. Menurut Yuswo, startup digital pascapandemi tak bisa lagi hanya berorientasi growth dan valuasi semata, tapi juga harus mulai berorientasi pada profitabilitas. “Implikasinya, strategi seperti ‘bakar duit’ kini menjadi kemewahan. Startup harus mulai cost focused dan profit focused,” ujarnya.

Ketiga bisnis adalah raja artinya sebelumnya startup digital banyak dirintis orang-orang teknologi, biasanya lulusan IT dari universitas luar negeri, dengan kemampuan scientific mgt (biz model canvas, lean innovation, design thinking, etc) yang mumpuni, tapi minim pengalaman bisnis akar rumput.

“Jadi startup lama ini cenderung tech-driven, ketimbang bisnis driven. Pascapandemi, teknologi akan kembali ke ‘khittah’ sebagai enabler dan bisnis tetap sebagai essence, business is king,” ungkapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved