Property

Pasar Milenial & Kelestarian Lingkungan Diprediksi Jadi Tren Properti 2024

Media gathering tren pasar properti 2024. (dok REI)

Pasar properti pada tahun 2024 diprediksi akan semakin meningkat, terutama di segmen pasar milenial. Melani Megawati, Senior Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menuturkan, data dari KPR BCA, dalam tiga tahun terakhir 55.1% debitur yang melakukan pencairan adalah dari mereka para milenial. Sedangkan gen X mencapai 36,3% dan lainya 8,6%.

“Dari riset kami, para milenial ingin sudah memiliki properti sebelum mereka menikah. sementara jenis properti yang paling diinginkan adalah rumah baru dan range harga Rp 500 juta sd Rp1 miliar,” kata Melani di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Melani menyebutkan, fasilitas KPR BCA bagi gen milenial 78% merupakan fasilitas KPR pertama, 82% gen milenial melakukan KPR Pembelian, sementara 50% gen milenial memilih tenor kredit di atas 10 tahun.

Lantas, properti seperti apa yang dipilih gen millennial di KPR BCA? Melani menuturkan bahwa 85% gen milenial memilih properti berupa rumah tinggal, 31% milenial memilih properti dengan harga Rp500 juta hingga Rp1 miliar dan 52% milenial mendapatkan properti dari developer atau broker.

Wakil Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Ikang Fawzi mengatakan potensi pasar milenial di Indonesia sangat besar. Dari 270 juta jiwa masyarakat Indonesia, sekitar 25% atau 48 juta jiwa merupakan generasi milenial berusia di antara 27-39 tahun dengan penghasilan Rp8,5 juta per bulan. Sebanyak 15 juta jiwa diantaranya berada di Jabodetabek.

Pasar milenial ini ada yang fresh graduate sampai yang sudah mature. Mereka punya penghasilan yang berbeda. Dengan penghasilan yang berbeda ini mereka bisa masuk ke produk-produk dengan harga Rp300 juta hingga Rp1 miliar.

Pasar properti hunian di segmen menengah semakin diminati oleh generasi milenial dan first home buyers. Milenial bahkan berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan sektor properti saat ini dan di masa depan. “Itu ditandai dengan minat generasi milenial untuk membeli properti yang semakin lama semakin menunjukkan peningkatan. Perbankan juga sudah banyak menyiapkan skim dan produk khusus milenial karena potensi KPRnya masih besar sekali,” ungkap Ikang.

Selain menyukai perumahan berbasis transportasi massal, generasi milenial juga semakin peduli dengan isu lingkungan. Terlebih pasca pandemi, penerapan green development atau sustainable development di kawasan perumahan makin diminati. Hal itu dipahami betul oleh pengembang sebagai kebutuhan pasar.

Jika sebelumnya konsumen mencari rumah lebih memerhatikan aspek keindahan, keamanan dan kenyamanan, maka sekarang konsumen justru mengedepankan kesehatan mereka. Ini terutama menyangkut soal pencahayaan dan kualitas udara, pengelolaan air bersih serta lingkungan yang sehat.

“Isu eco green living sudah jadi tren dunia. Pengembang tidak bisa menghindar dari tuntutan pasar ini, sehingga harus sudah concern terhadap lingkungan termasuk ruang terbuka hijau dan air bersih,” kata Ikang tegas.

Mohammad Solikin, Direktur Utama PT Kinarya Abadi juga Wakil Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) mengatakan, pihaknya mendorong upaya perumahan mindset para milenial agar lebih memilih menginvestasikan dana untuk hal-hal yang sifatnya bukan investasi. “Kita harus coba merubah mindset mereka para milenial, jika mereka membeli rumah, begitu akad kredit atau cash besoknya nilai investasinya naik, sementara kalau kita beli mobil itu penyusutan,” ujarnya.

M Gali Ade Nofran dari Stelar Property konsultan menyoroti insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) atau bebas PPN rumah untuk sektor perumahan. Menurutnya kebijakan yg kembali diberlakukan akan mendorong pertumbuhan industri properti nasional.

“Ada diskon 11% akan membantu konsumen memiliki rumah impian. PPN DPT akan membuat market menjadi dinamis dan menarik investasi serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved