Business Research Trends

Ini Tren Industri Pariwisata Tahun 2024

Digitalisasi dan sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan merupakan dua tema besar yang menjadi tantangan industri pariwisata lima tahun mendatang. Demikian kesimpulan Tiket.com pada National Webinar bertajuk ‘Tourism Industry Roadmap in 2024-2029; Challenges and Potential of Sustainable of Tourism‘ yang diselenggarakan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI)

Co-founder & Chief Marketing Officer Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan, “Dengan terselenggaranya tourism industry outlook bersama Kemenparekraf RI, kolaborasi ini bertujuan untuk bantu merinci peta jalan kebijakan dan strategi membangun pariwisata nasional. Hasil kolaborasi ini menghadirkan informasi perkembangan pariwisata Indonesia terkini, serta menyajikan prediksi perkembangan industri pariwisata kedepannya, termasuk dalam masa menyambut pesta demokrasi.

Pada 2023, industri pariwisata Indonesia terus tumbuh pesat dengan capaian positif yang mencolok. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) per Juli 2023 mencapai 6,31 juta, atau lebih besar sekitar 197% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penerimaan devisa dari sektor pariwisata pun meningkat secara signifikan, mencapai US$6,08 miliar pada Semester I 2023, meningkat 237% bila dibandingkan tahun sebelumnya. Menyusul hasil sinergi data yang diperoleh dari kerjasama antara tiket.com dan Kemenparekraf RI, terungkap bahwa industri pariwisata Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2023.

Saat membuka acara ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, memaparkan sejumlah data terkait peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. “Jumlah wisatawan mancanegara meningkat sangat signifikan dari tahun 2023, dengan pertama kalinya menembus ke angka sekitar 11-11,5 juta wisatawan. Terlebih lagi, Bank Indonesia juga mencatat bahwa nilai devisa pariwisata sebagai jasa perjalanan sudah menyumbang lebih dari hampir 7 miliar US$ di tahun 2022,” ujarnya.

Sandiaga menambahkan, tantangan tahun 2023 berhasil dilalui adalah situasi kondisi ekonomi global, perubahan tourist behaviour, kondisi geopolitik, perubahan daya beli masyarakat, perubahan teknologi, serta green opportunity.

Mengacu pada hasil data riset antara Tket.com bersama Pusdatin Kemenparekraf RI, di tahun 2023 terjadi pertumbuhan yang signifikan pada perilaku wisatawan dalam menggunakan moda transportasi, yang mana pesawat mengalami peningkatan signifikan lebih dari 70% dan kereta api mengalami kenaikan lebih dari 20%, bila dibandingkan di 2021 saat masih pandemi.

Pemesanan akomodasi (hotel) juga mengalami peningkatan pemesanan 172% dan diikuti lama tinggal yang didorong tarif harga kamar yang lebih rendah dibandingkan sejak tahun 2021. Pola lain yang ditemukan juga adanya kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan berkelompok, bila dibandingkan di 2021 saat pandemi dimana wisatawan melakukan perjalanan individual. Lalu, temuan menarik lainnya adalah adanya peningkatan pada quality tourism, yaitu durasi tinggal wisatawan di destinasi lebih lama sehingga menciptakan perputaran ekonomi lebih tinggi; ini terjadi di destinasi Papua, Bali, Aceh, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Wisatawan mancanegara pun mengalami peningkatan kunjungan yang signifikan, yakni sebesar 6,7% dibandingkan 2021 saat masih pandemi. Asal negara para wisatawan tersebut paling tinggi berasal dari Eropa, diikuti oleh Amerika, serta Asia wilayah Timur Tengah dan Pasifik; dan mereka ini adalah wisatawan mancanegara yang durasi tinggalnya paling lama dibandingkan wisatawan mancanegara lainnya.

“Mengacu pada hasil riset, ditemukan data menarik, yaitu terjadinya peningkatan koneksi penerbangan ke Indonesia; artinya sangat sedikit direct flight ke Indonesia yang pada akhirnya akan berpengaruh pada durasi tinggal di Indonesia. Oleh sebab itu, agar lebih banyak wisatawan mancanegara dapat tinggal lebih lama di Indonesia, seharusnya lebih banyak penerbangan yang langsung ke Indonesia sehingga travel time menuju Indonesia menjadi lebih singkat. Hal ini justru dapat memudahkan mereka untuk berkunjung dan berwisata ke Indonesia,” ucap Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Addin Maulana.

Mengacu pada hasil riset dan data terkait pola wisata di Destinasi Super Prioritas (DSP), ditemukan bahwa wisatawan yang mengunjungi DSP punya tendensi untuk tinggal lebih lama di destinasi tersebut. Oleh sebab itu, destinasi tersebut memiliki potensi ekonomi yang bisa dikembangkan. Berdasarkan data, provinsi DSP yang paling banyak didatangi adalah Yogyakarta, Jawa Tengah, NTT, dan NTB.

Temuan fakta menarik lainnya adalah terkait booking tiket atraksi wisata dan event. Untuk atraksi wisata, Jakarta menempati urutan pertama sebagai destinasi yang paling banyak dikunjungi, diikuti oleh Bali, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Aktivitas yang menjadi favorit para wisatawan di antaranya adalah apertunjukan yang diikuti atraksi lainnya yang berada pada tingkat yang relatif sama seperti Trampoline Arena, Arcades, Nature & Zoo, dan Amusement Park.

Sedangkan, untuk provinsi yang paling banyak banyak menyelenggarakan event (konser dan event sport) adalah Jakarta, disusul oleh Kalimantan Selatan, Banten, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur. Temuan lain adalah pengeluaran pengunjung untuk event konser hampir dua kali lipat lebih tinggi dibanding event sport.

Dalam kesempatan ini juga, dibahas juga mengenai periode dimana terjadinya peningkatan pergerakan masyarakat Indonesia, yaitu lebaran, nataru dan liburan sekolah. Hasil data riset ini pun tercermin pada data tiket.com untuk jumlah transaksi “Sepanjang 2023, jumlah transaksi di tiket.com meningkat, dimana menjelang periode Nataru 2023 meningkat 10% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” tambah Gaery.

Addin menambahkan bahwa data Tiket.com ini menunjukkan pola yang sama dengan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS). “Relasi data yang ditampilkan oleh tiket.com menunjukkan hubungan yang erat dengan perilaku masyarakat dalam berwisata dan saya percaya bahwa hasil data kolaborasi ini dapat membantu pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan bagi industri pariwisata nasional.

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menyampaikan tren dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 yang mencakup industri pariwisata serta tantangannya, termasuk Pemilihan Umum (Pemilu) mendatang. Menurutnya, prediksi tren pariwisata 2024 akan bergeser pada hiperlokal dan perjalanan wisata dengan waktu yang panjang namun berkualitas. Tren ini menunjukkan bahwa wisatawan cenderung ingin menghabiskan waktu yang lebih lama saat berwisata, serta memilih destinasi domestik yang menawarkan konsep alam dan wisata hijau. Menanggapi soal Pemilu, Tauhid juga menyampaikan optimisme bahwa proses penyelenggaraan Pemilu tidak akan mengganggu pertumbuhan sektor pariwisata dalam negeri.

Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Wahyu Wijayanto, menyampaikan terkait peluang perkembangan sektor pariwisata serta inisiatif strategis pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif lima tahun mendatang. “Banyak peluang untuk penguatan tourism mulai dari tour and travel, transportasi, akomodasi, dan hiburan, sektor kreasi budaya. Kita juga perlu menangkap peluang segmen-segmen pariwisata yang ada yaitu potensi wisata Nusantara dan mancanegara. Dalam rencana pembangunan sampai dengan tahun 2024 dan lima tahun kedepan, arahan pengembangan destinasi pariwisata berkaitan dengan pengngaplikasian prinsip-prinsip quality tourism, sustainable tourism, regenerative tourism, serta high-end tourism segmentation,” jelasnya.

“Memasuki tahun 2024, Indonesia akan menggelar hajatan nasional yang dilaksanakan pada Februari 2024 mendatang. Hal ini diproyeksikan akan memberikan kontribusi signifikan bagi industri pariwisata karena adanya kampanye dan pergerakan yang lebih dinamis ke daerah-daerah di Indonesia. Ditambah lagi, melihat permintaan dan minat wisata yang bergerak dengan signifikan sepanjang 2023 dan akan terus bertambah pada liburan nataru yang semakin dekat. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dan aksi nyata dari semua pihak, termasuk pemerintah, pelaku pariwisata dan wisatawan, untuk menjaga ekosistem wisata berjalan baik,” ucap Gaery di Jakarta (13/12/2023).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved