IBBA Automotive

Hyundai Jadi Game Changer di Industri Mobil Listrik Indonesia

Chief Operating Officer PT HMID Fransiscus Soerjopranoto (Foto: Prio/Swa)

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) dalam menangani disruptive technology di industri otomotif lebih menekankan cooperation dan collaboration. Disruptive technology itu sebuah produk diperkenalkan tidak dalam performa yang terbaik atau dibilang low performance jadi masih di uji coba pasar. Contohnya kendaraan mobil listrik ini masih banyak kecemasan-kecemasan yang muncul dari pelanggan.

“Disruptive technology itu mulai seperti mobil dulu pertama kali. Seperti mobil listrik diperkenalkan saat ini. Kemudian yang kedua, bagaimana dengan charging station-nya? Kita sudah biasa untuk isi bensin atau solar di pom bensin, terus bagaimana cara kita untuk mengisinya di mobil listrik? jelas Chief Operating Officer PT HMID Fransiscus Soerjopranoto pada acara IBBA yang diselenggarakan SWA dan MARS Group di Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya, geliat industri otomotif terus tumbuh, di tahun 2002 munculnya gerakan dari produsen memperkenalkan B-MPV, kemudian segmen tersebut tumbuh ke 400.000 unit. “Produk tertentu biasa disebut B-MPV, yang nantinya menjadi Toyota Avanza atau mobil sejuta umat masuk market berkembang mencapai 400 ribu unit”, ujarnya.

Kemudian, gelombang kedua terjadi di 2012 adanya inisiatif dorongan pemerintah untuk produsen memperkenalkan LCGC (Low Cost Green Car), lalu market stabil di segmen angka 1 juta unit. Di tahun 2019 muncul sampai sekarang pemerintah mendorong tren elektrifikasi melalui PP No. 55 tahun 2019, dan diikuti regulasi lainnya menjadi momentum untuk pertumbuhan di atas 1 juta unit. Hyundai berperan sebagai game changer dengan memperkenalkan battery electiric vehicle (BEV) ke pasar otomotif Indonesia.

“Hyundai menganggap bahwa ini adalah momentum untuk industri otomotif berubah — yang tadinya didominasi mobil-mobil berbahan bakar fosil fuel akan berubah menjadi mobil-mobil yang lebih ramah lingkungan dan ketergantungan fosil fuel akan berkurang,” ucapnya.

Tahun 2020 Hyundai optimistis untuk menjadi game changer di dalam industri otomotif Indonesia. Walaupun banyak sekali kecemasan-kecemasan dari konsumen dan pemain-pemain yang ada sekarang karena incumbent tidak mau memperkenalkan produk, tapi produknya gagal di pasar.

Kapasitas produksi mobil listrik yang sudah ada di Indonesia terpasang sudah mencapai 2 juta dengan 500 unit setahun. Di pasar Indonesia mempunyai target kapasitas produksi lebih 600 ribu unit mobil & bus listrik di Indonesia di 2030. Untuk penjualan Hyundai Ioniq 5 penjualan lebih dari 7.000 unit sejak diluncurkan tahun 2022. Peringkat 1 kendaraan dengan harga lebih dari Rp700 juta dan mendapat sambutan positif di segmen BEV nasional, dengan peningkatan market share terhadap total pasar dari 0,7% menjadi 1,9%.

Dalam memperkuat posisi sebagai game-changer di industri otomotif Indonesia Hyundai memperkenalkan produk-produk yang menarik buat konsumen dengan harga yang cukup reasonable. “Oleh karena itu, tahun 2020 Hyundai memperkenalkan Kona dan Ioniq. Ada yang baru, kami juga punya dua mobil yaitu Ioniq 5 dan Ioniq 6. Nah, kami melakukan survei yang sangat menarik adalah konsumen yang membeli mobil-mobil Ioniq. Kami concern dalam memperkenalkan produk yang ramah lingkungan dan berkomitmen untuk mengembangkan produk-produk baru,” ucapnya

Hyundai mengambil inisiatif untuk membuat tiga fasilitas baru untuk memperkenalkan produknya, yaitu Hyundai Drafting Experience di SCBD Jakarta Selatan, kemudian Hyundai Motor Studio di Senayan Park, Jakarta Selatan serta Hyundai Mobility Exhibition Center di TMII Indonesia, Jakarta Timur. “Jadi itu usaha kami untuk memperkenalkan produk dan lebih dekat ke masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Hyundai membangun ekosistem untuk konsumennya dengan memfasilitasi mobile charging service, courtesy car, servis di bengkel hyundai, layanan call center 24 jam, layanan bantuan darurat, ada paket garansi dan layanan mobile service.

Pada 2024 mendatang, Hyundai akan membuka tiga pabrik baru. Pertama, HLI Green Power, pabrik sel baterai di Karawang, pabrik tersebut mulai produksi di 2024, dengan kapasitas 10 GWh sel baterai/tahun, cukup untuk 150.000+ mobil listrik E-GMP. Kedua, akan mendirikan pabrik Hyundai Energy Indonesia di Cikarang, Bekasi. Hyundai akan meluncurkan BEV kedua yang diproduksi secara lokal, dengan baterai produksi lokal. Ketiga, pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Cikarang yang akan memproduksi mobil listrik dengan kapasitas hingga 70.000/tahun di 2024.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved