Strategy IBBA

Rahasia Paragon Corp Bisa Membangun Brand yang Kuat

CEO Paragon Corp Salman Subakat. (foto Iksan/Mix)

PT Paragon Technology and Innovation (Paragon Corp) menjadi salah satu pemilik brand kosmetik di Tanah Air yang memiliki reputasi baik. Namun, predikat ini tidak dibangun dan terbentuk dalam satu malam.

Paragon Corp (dulu PT Pusaka Tradisi Ibu) telah hadir di industri kosmetik sejak 1985 dengan merek pertama Putri yang mengusung motto ‘Salon’s Best Choice’. Pada 1995 kosmetik Wardah diluncurkan. Tangan dingin Nurhayati Subakat selaku pendiri Paragon Corp dan dedikasinya menjadikan produk-produk Paragon bisa bertahan dan berkembang hingga saat ini.

Paragon Corp saat ini telah memiliki 14 brand di antaranya Wardah, Make Over, Kahf, Emina, Insta Perfect, Crystallure, Wonderly, Putri, Labore, tavi, Biodev, OMG, dan Beyondly. Produk-produk ini menjadi pemimpin di pasarnya masing-masing.

CEO paragon Corp Salman Subakat mengungkapkan bahwa Paragon telah menjalani perjalanan selama 37 tahun. Selama empat tahun terakhir lebih banyak branding dilakukan dibanding dengan 35 tahun sebelumnya. Artinya industri kosmetik (selama empat tahun terakhir) semakin ketat persaingannya dan banyak hal telah dilakukan untuk tetap bisa bersaing.

“Mulai dari tahun 2018 sampai 2020 ada sekitar 1.000 brand baru setiap tahun. Dulu mungkin sedikit brand baru, sekarang ada tiga brand kosmetik baru. Kami senang, Paragon menjadi satu lokomotifnya,” ujar Salman dalam malam penganugerahan IBBA 2023 yang diseleggarakan oleh Majalah SWA dan MARS Group, beberapa waktu lalu.

Banyaknya brand baru yang bermunculan menandakan industri kosmetik bisa menjadi tuan di rumah sendiri. Apalagi bahannya juga lokal semua. Salman menilai pemain lokal memiliki pergerakan yang lebih cepat.

“Seberapa kuat sih Wardah? Orang Indonesia itu lebih bangga sama Wardah dibandingkan orang Jepang bangga dengan Shiseido, dibandingkan juga orang Korea suka Innisfree. Kalau ada brand Indonesia yang bagus, itu netizen itu suka banget sama brand Indonesia yang bagus,” ujarnya.

Salman menceritakan bahwa brand-brand lokal Indonesia, termasuk Wardah itu pertahanannya kuat. Kuncinya adalah bagaimana kita bisa tumbuh bersama komunitas. Ini adalah core values perusahaan. Pasalnya, perusahaan tidak akan berbagi apa yang tidak punya. Jadi apapun yang ingin dibagi ke konsumen, harus dimiliki dulu.

“Bangun komunitas, bantu bareng, berinovasi bersama ini di dalam Paragon, setelah itu baru di-share keluar. Kami di-created jadi dengan yang di tangan. Saingan, disrupsi, bakar-bakar uang itu baru awal. Apapun persaingan, kami di kantor itu bangun komunitas, menertawakan diri sendiri, stres bareng itu yang paling penting. Kami selalu ingat kenapa brand ini dibuat di awal,” katanya.

Salman mengaku orang Indonesia itu bisa membuat sepatu, tetapi tidak punya Nike-nya Indonesia, bisa buat elektronik tetapi tidak bisa punya Apple sendiri. Jadi brand itu penting untuk terus dikembangkan bersama-sama.

“Lalu, aksi sosial CSR juga dikuatkan. Ternyata kalau ini kuat, brand itu tidak gampang goyah. Karena mereka mencari di internet oh ternyata brand ini CSR-nya ada, talent-nya juga cinta Indonesia, banyak kegiatan sosial. Itu ternyata terpakai ketika brand kami dihantam brand dengan kekuatan-kekuatan besar,” ucap Salman.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved