Automotive

Perlu Hati-hati Saat Mengemudi di Tol MBZ

Berkendara lewat jalan tol, memang banyak manfaatnya. Selain cepat, umumnya jalan mulus. Namun, pengendara perlu berhati-hati bila lewat jalan bebas hambatan ini. Berkendara melalui jalan tol Layang Jakarta –Cikampek misalnya, perlu memahami bagaimana kondisi jalan tersebut dan apakah ada potensi masalah yang bisa dialami seperti tabrakan beruntun atau ban pecah di tengah jalan.

“Jalan tol layang MBZ menjanjikan waktu tempuh lebih cepat karena terpisah dengan kendaraan umum yang besar dan lambat di bawahnya. Namun, ada beberapa hal wajib perhatikan saat berkendara di jalan tol dengan panjang sekitar 36 km ini karena tidak ada akses untuk mobil turun, kontur jalan naik-turun, tanpa rest area, dan lajur terbatas,” jelas Nur Imansyah Tara, Aftersales Business Division Head Auto2000 dalam siaran pers di Jakarta (30/12/2023).

Untuk itulah, tambah Nur Iman, perlu cek kondisi mobil seperti ban dan mesin. Kalau merasa ada masalah seperti bunyi-bunyian aneh, panel indikator nyala, atau hal-hal tidak biasa lainnya, sebaiknya lewat jalan tol biasa di bawahnya sehingga tidak menyulitkan kalau benar-benar mogok.

Mengemudi jarak jauh di atas jalan tol MBZ butuh kewaspadaan dan fokus yang tinggi terkait kondisi lingkungan. Seperti angin yang berembus kencang dan kontur jalan naik turun dengan sambungan antar bagian jalan tol yang terasa mengganggu. AutoFamily tidak bisa istirahat atau berganti pengemudi karena bahu jalan yang sangat terbatas dan tidak ada rest area.

Jagalah kendaraan jangan sampai kehabisan bensin. Sebagai gambaran, pengguna dari arah Jakarta yang membutuhkan bahan bakar, SPBU terdekat tersedia di Km 57 arah Cikampek. Artinya, pengemudi baru akan menemukan pom bensin setelah mengemudi sejauh sekitar 46 km. Pastikan posisi indikator bensin minimal seperempat supaya tidak kehabisan BBM.

“Perhatikanj juga apabila tiba-tiba ada angin kencang dari samping. Salah satu risiko jalan tol ini adalah angin samping. Tetap tenang dan jangan memutar kemudi secara tiba-tiba kalau terasa ada side wind. Perlahan, kurangi kecepatan dan arahkan kemudi ke arah yang benar sesuai garis marka jalan. Hindari pengereman karena akan membuat mobil sulit dikendalikan dan berisiko tabrakan beruntun,” jelasnya.

Patuhi aturan, seperti membatasi kecepatan, jaga jarak dan jangan mengemudi di bahu jalan. Kecuali darurat, pengemudi tidak boleh berhenti di bahu jalan karena lahannya terbatas. Apalagi kalau sampai mengemudi dengan kecepatan tinggi untuk menyalip mobil lain di lajur utama. Kontur jalan naik-turun dan sambungan antar jembatan akan membuat mobil sulit dikendalikan dan berisiko kecelakaan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved