Companies

Indosat Ooredoo Hutchison, Ciptakan Lingkungan Kerja yang Dukung Pertumbuhan Kualitas Karyawan

Irsyad Sahroni, Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
Irsyad Sahroni, Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

Perkembangan teknologi digital yang melanda hampir seluruh industri tidak dapat dimungkiri menimbulkan tantangan baru, sekaligus menjadi sebuah kesempatan, bagi kalangan perusahaan. Tak terkecuali bagi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

Menurut Irsyad Sahroni, Chief Human Resources Officer IOH, perubahan-perubahan yang terjadi merupakan kesempatan bagi manajemen dan para pemimpin bisnis di IOH untuk menunjukan kapabilitasnya dalam mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan. Sebagai contoh, saat ini semua orang sedang berbicara tentang teknologi artificial intelligence (AI), misalnya Chat GPT.

“Bagi HR, hal ini bisa menjadi peluang untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan di samping mulai memberikan tugas-tugas repetitif kepada proses otomasi,” kata Irsyad. “Saya merasa beruntung memiliki tim HR yang dapat mengikuti tren ini dan mengoptimalkan peluang tersebut sejak dini,” katanya lagi.

Di perusahaan ini, telah diterapkan teknologi Robotic Process Automation dan machine learning dalam berbagai aktivitas HR. “Bahkan, kami sendiri yang menciptakan disrupsi di dalam Indosat dengan menciptakan Center of Excellence yang akan mencari peluang untuk menerapkan otomasi dan AI dalam berbagai proses,” tutur Irsyad.

Dengan mengadopsi berbagai teknologi digital untuk proses manajemen SDM, dampak positif lainnya ialah organisasi HR dapat menjadi business co-pilot. “Sebelumnya, karyawan mencari HR hanya seputar masalah administratif. (Kini) sebagai business co-pilot, HR juga dilibatkan dalam pembuatan keputusan yang berdampak bagi bisnis,” kata Irsyad.

IOH, yang memiliki sekitar 3.000 karyawan, tampaknya berusaha menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi karyawan untuk terus mengembangkan diri dengan berbagai cara. Terutama, perusahaan ini ingin menciptakan pertumbuhan (growth) bagi karyawannya, baik dalam pekerjaan, perjalanan karier, maupun dalam kehidupan personalnya.

Untuk mencapai growth tersebut bukanlah hal mudah. “Sebab, growth begins at the end of comfort zone,” ujarnya.

Dengan tujuan growth inilah, Indosat mendorong karyawan untuk mengembangkan kompetensi mereka melalui program rotasi, cross-functional assignment, secondment, ataupun global talent mobility yang mengharuskan mereka keluar dari zona nyaman pekerjaan sehari-hari. Karyawan didukung dengan berbagai program lainnya untuk dapat terus mengembangkan diri, baik untuk kebutuhan pekerjaannya saat ini maupun untuk aspirasi karier mereka.

Untuk menjadi top talent di IOH, menurut Irsyad, didasarkan pada growth capacity karyawan. Penilaian dilakukan terhadap potensi atau learning agility, serta kemampuan beradaptasi dan menguasai situasi baru.

Lisa Qonita, Senior Vice President People & Culture IOH, mengatakan bahwa dengan adanya dorongan dari perusahaan kepada karyawan untuk keluar dari zona nyaman, manajemen pun perlu memberikan lingkungan kerja yang kondusif. “Kami memiliki employee value proposition, yaitu ‘Indosat as where work feels good’. Karena itu, kami berusaha memberikan pengalaman kerja yang terbaik agar karyawan tetap engage dan tumbuh di Indosat,” ungkap Lisa.

Menurutnya, pengalaman kerja yang perusahaan ingin berikan tidak hanya berfokus pada urusan pekerjaan di kantor, tetapi secara keseluruhan sebagai manusia seutuhnya. Karena itu, IOH memberikan berbagai support untuk karyawan sesuai dengan fase karier dan kehidupan personal mereka.

“Pengalaman kerja terbaik yang kami berikan didasari keyakinan bahwa setiap karyawan harus memiliki mindset of respect, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun perusahaan,” kata Lisa.

Untuk mengukur tingkat engagement karyawan, IOH melakukan Employee Engagement Survey. Menurut Irsyad, hasil pengukuran menunjukkan bahwa proses integrasi karyawan selama transisi akibat merger berhasil dilakukan dengan lancar.

“Kami melakukan survei sebanyak dua kali, di awal dan di akhir tahun, dengan skor akhir di atas benchmark,” ungkapnya.

Saat ini, IOH tidak hanya mengukur engagement, tetapi juga kepuasan terhadap pengalaman kerja terbaik. Ada dua metode pengukuran kepuasan karyawan yang digunakannya.

Pertama, Employee Net Promotor Score Survey yang dilakukan setiap kuartal untuk mengukur kesediaan karyawan merekomendasikan Indosat sebagai tempat kerja pilihan. Kedua, pengukuran kepuasan karyawan atas dukungan perusahaan di berbagai employee touchpoint selama perjalanan kariernya, antara lain pada proses on-boarding, rotasi, promosi, serta pada momen-momen personalnya, seperti menikah dan memiliki anak.

“Pengukuran ini dipicu berdasarkan aktivitas sehingga setiap kali ada aktivitas tersebut, karyawan akan diminta untuk memberikan penilaiannya,” kata Irsyad.

Meskipun IOH mengalami disrupsi besar, baik dari kondisi eksternal (misalnya, pandemi) maupun internal (seperti merger), kinerja bisnisnya setiap tahun cukup solid. “Hal ini dapat dicapai dengan memiliki highly engaged and performing team. Ini adalah wujud nyata dari we grow Indosat by growing our people,” Irsyad menandaskan. (*)

Jeihan K. Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved