Trends Economic Issues

Ekonomi RI Diperkirakan Tumbuh 5% Tahun 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (dok Kemenkeu)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 diperkirakan dapat mencapai targetnya sebesar 5,0%. Hal ini sejalan dengan tren penguatan pemulihan ekonomi yang konsisten di kisaran 5% dalam 8 kuartal berturut-turut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam paparan kinerja APBN 2023 di Kantor Kemenkeu menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia utamanya didorong oleh tingkat konsumsi domestik yang stabil, serta kinerja positif perdagangan internasional. “Namun demikian, dinamika perekonomian global yang masih volatile akibat konflik geopolitik, dan lesunya perekonomian RRT masih perlu untuk diwaspadai,” katanya.

Tingkat inflasi domestik tahun 2023 bergerak moderat dan tetap terkendali seiring dengan menurunnya gejolak inflasi dunia, akibat tingginya harga komoditas pangan dan energi. Inflasi Indonesia diperkirakan berada di kisaran 2,6% didukung oleh kebijakan stabilisasi, serta berfungsinya peran APBN sebagai shock absorber.

“Keberhasilan dalam menjaga supply dan distribusi kebutuhan pangan dan energi nasional, termasuk dengan subsidi dan kompensasi energi berperan dalam menjaga tingkat inflasi,” ujarnya. Sebelumnya BPS merilis inflasi pada Desember 2023 sentuh angka 0,42%.

Selain itu, rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) pada tahun 2023 berada pada kisaran US$78 per barel. Menurut menkeu, harga minyak Indonesia mengalami fluktuasi akibat beberapa hal.

“Harga minyak Indonesia (ICP) cenderung mengalami fluktuasi di sepanjang tahun 2023. Beberapa hal yang menjadi musabab yakni seiring dengan konflik geopolitik yang masih eskalatif, penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, serta keputusan OPEC+ untuk mengurangi produksi minyak,” ungkapnya.

Namun di tengah risiko volatilitas kondisi global, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 berperan penting sebagai shock absorber dalam upaya meredam dampak gejolak perekonomian global. Kinerja APBN tahun 2023 yang sehat dan diharapkan dapat menjadi pijakan kuat bagi APBN dalam rangka mencapai target pembangunan di tahun 2024.

Dengan kerja keras APBN, perekonomian nasional di tahun 2023 mampu tumbuh 5,05% (Q1-Q3) dengan tingkat inflasi yang terjaga dan terkendali serta tren menurun sepanjang tahun. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus dalam 43 bulan beruntun, didukung oleh PMI manufaktur Indonesia yang terus berada di zona ekspansif selama 28 bulan berturut-turut.

“Risiko global itu terjadi. Alhamdulillah dengan risiko yang terjadi ini, kita masih mampu menjaga stabilitas ekonomi. APBN kita, inflasi kita juga bisa terkendali rendah,” ungkap Menkeu.

APBN defisit mencapai 1,65% terhadap PDB atau lebih rendah dari targetnya pada APBN 2023 sebesar 2,84% PDB, atau pada Perpres 75/2023 sebesar 2,27% terhadap PDB. Hal ini menyebabkan keseimbangan primer berhasil kembali mencapai nilai positif setelah surplus terakhir di tahun 2011. Namun demikian, spillover effect dari pelemahan ekonomi global serta tingginya suku bunga global masih tetap perlu diwaspadai dampaknya pada tahun 2024.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved