Capital Market & Investment

IHSG Berpotensi Menguat Terbatas

Ilustrasi foto : Istimewa.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,38% ke posisi 7.227,297 poin. Sebelum bergerak di zona hijau, IHSG sempat dibuka terkoreksi, namun beberapa menit setelah perdagangan dibuka IHSG langsung rebound. Secara sektoral, sektor kesehatan dan infrastruktur menjadi penopang terbesar IHSG pada perdagangan kemarin, yakni mencapai 1,52% dan 1,37%.

Investor asing terpantau masih mencatatkan aksi beli bersih (net buy) hingga kemarin, sebesar Rp 22,92 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin. Sedangkan di bursa Asia-Pasifik, IHSG menjadi posisi runner up terbaik setelah indeks Nikkei 225 Jepang. Bank Dunia mempertahankan proyeksi pertumbuhan untuk Indonesia tahun ini di angka 4,9%. Namun, memangkas proyeksi 2025 menjadi 4,9%, dari 5,0%. Data inflasi dan tenaga kerja AS serta memanasnya situasi Laut Merah bisa menjadi sentimen penggerak pasar hari ini. “IHSG berpeluang menguat terbatas pada Kamis ini,” ucap Sharlita L Malik, analis PT Lotus Andalan Sekuritas pada risetnya, Kamis (11/1/2024).

Bursa Wall Street berhasil ditutup menguat pada perdagangan kemarin meski penguatannya cenderung terbatas merespon investor masih menanti rilis data inflasi, klaim pengangguran mingguan, dan perilisan kinerja keuangan emiten bank-bank raksasa di AS. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,45% ke posisi 37.695,73, S&P 500 bertambah 0,57% ke 4.783,45, dan Nasdaq Composite berakhir terapresiasi 0,75% menjadi 14.969,65.

Saham-saham raksasa teknologi kembali menopang Wall Street utamanya S&P 500 dan Nasdaq semalam, dengan saham Microsoft, Meta Platforms, dan Nvidia menjadi penopang terbesar pada indeks S&P 500, karena imbal hasil (yield) benchmark US Treasury tenor 10 tahun bertahan mendekati 4%.

Saat ini, investor bersikap wait and see menanti rilis data inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS periode Desember 2023. CPI AS pada akhir 2023 diproyeksi akan ada peningkatan tipis akibat seasonality natal dan tahun baru sebesar 3,2% yoy, lebih rendah dibandingkan November 2023 yang tumbuh 3,1%.

Perihal inflasi inti AS diperkirakan tumbuh melandai sebesar 3,8%. Data klaim pengangguran mingguan AS untuk pekan yang berakhir 6 Januari 2024 juga akan dirilis malam hari ini waktu Indonesia. Konsensus memperkirakan, klaim pengangguran per 6 Januari 2023 meningkat ke 210.000, dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 202.000 klaim.

Fokus juga tertuju pada rilis kinerja keuangan tahun 2023 emiten perbankan di AS pada Jumat pekan ini. Raksasa perbankan JPMorgan Chase, Bank of America, Citigroup, dan Wells Fargo diperkirakan akan melaporkan laba kuartal IV-2023 yang lebih rendah. Disisi lain, konfkik di Laut Merah memanas dengan adanya serangan baru. Panasnya konflik di sana bisa berimbas besar terhadap harga komoditas sehingga inflasi global bisa kembali memanas dan berdampak pada suku bunga.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved