IBBA

Momogi, Perkuat Penjualan melalui Kanal Konvensional dan Digital

Bernando Pardamean, Head of Marketing PT Sari Murni Abadi (SAM).
Bernando Pardamean, Head of Marketing PT Sari Murni Abadi (SAM).

Momogi, makanan ringan yang diproduksi PT Sari Murni Abadi (SAM), kerap diperbincangkan netizen, termasuk pesohor, di dunia maya. Penyanyi Raisa Andriana, misalnya, mengisahkan pengalamannya berjualan Momogi ketika masih bersekolah di SMP. Diva bersuara emas ini keliling kelas di sekolahnya, menjual camilan tersebut. Kisah ini viral.

Beberapa waktu lalu, Momogi juga pernah viral diperbincangkan warganet lantaran ukurannya dianggap kian mengecil seukuran jari kelingking. Mengenai hal ini, Bernando Pardamean, Head of Marketing SAM, mengatakan bahwa Momogi ada yang berukuran (berat bersih) 5 gram dan 12 gram. Harga ritelnya Rp 500 dan Rp 1.000.

“Momogi ukuran kecil itu dijuluki sebagai indikator inflasi, padahal tidak seperti demikian karena Momogi itu ukurannya ada yang 5 gram dan 12 gram,” dia menerangkan sambil tersenyum. SAM, lanjut Bernando, mengapresiasi kreativitas konsumen mengenai ukuran Momogi.

Produk camilan ini diluncurkan pada 2003, yakni Momogi Stick Jagung Bakar. Varian ini merupakan best seller-nya Momogi. Varian rasanya terus bertambah hingga saat ini. Di antaranya, Momogi Fun Snack, Mowmowmie, dan Momogi Star Bite Size.

Menurut Bernando, Momogi merupakan snack yang diingat konsumen sejak pertama diluncurkan 20 tahun lalu. Demi menjaga performa produk ini, SAM mengembangkan aspek 4P: product, price, promotion,placement.

“Dari aspek produk, Momogi corn stick terbukti memiliki kualitas yang bagus, rasanya enak, dan sampai sekarang tidak ada yang bisa meniru dari sisi rasa,” katanya.

SAM rutin memantau keinginan konsumen dan meluncurkan varian rasa terbaru. Pada September 2023, empat varian baru meluncur. Saat ini Momogi punya sembilan rasa dengan format ukuran yang berbeda-beda: 5 gram, 12 gram, dan 70 gram.

Harga jual eceran Momogi ditargetkan untuk seluruh segmen konsumen. Manajemen SAM mencermati konsumen yang mengonsumsi saat masih anak-anak ini sudah berada di usia produktif dan memiliki disposable income yang cukup. “Pada segmen ini, kami menyediakan Momogi seharga Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu untuk fun snack. Artinya, kami memikirkan agar setiap kalangan bisa mengakses produk Momogi,” tuturnya. Portofolio Momogi yang bervariasi itu dibanderol mulai dari Rp 500 hingga Rp 10 ribu.

Untuk memperluas jangkauan konsumen, SAM rajin mempromosikan Momogi di televisi, media digital, dan sekolah, juga berpartisipasi di Pekan Raya Jakarta. Placement (tempat berjualan)-nya membaurkan kanal online-offine (omnichannel) untuk merespons perubahan perilaku konsumen. Kanal ini memperkuat jaringan penjualan Momogi di toko konvensional: toko modern, warung, kantin sekolah, dll.

Menurut Bernando, strategi branding Momogi disesuaikan dengan segmen konsumen di kota besar dan kota tier2. ”Strategi Momogi di digital lebih ke urban cities dan demografi Gen Z dan bahkan anak-anak SD sebagai target audiens-nya,” katanya.

Keberhasilan aktivasi digital tecermin pada penjualan Momogi di e-commerce yang pertumbuhannya naik 115% (year to date). Volume penjualan Momogi meningkat dari tahun ke tahun. Momogi juga diekspor ke Kamboja, Malaysia, Maladewa, Arab Saudi, dan Selandia Baru, serta diproduksi secara maklun untuk para mitra bisnisnya. (*)

Vina Anggita & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved