Marketing Trends

Mayoritas Wanita Habiskan Rp500 Ribu per Bulan untuk Perawatan Kecantikan

ZAP Beauty Index memotret perilaku wanita Indonesia tentang dunia kecantikan. (Vina/SWA)

Klinik kecantikan menjadi salah satu pilihan wanita untuk mendapatkan cantik yang didambakan. Bahkan, mayoritas wanita Indonesia rela merogoh kocek lebih dari Rp500 ribu per bulan untuk perawatan di klinik kecantikan.

Review pelanggan juga lebih penting bagi konsumen wanita dalam memilih klinik kecantikan. Sebanyak 49,6% wanita terpengaruh oleh pengguna media sosial yang pernah melakukan treatment di klinik kecantikan, lebih besar dibandingkan pengaruh teman (42,8%) dan keluarga (23,2%).

Hal itu terungkap dalam Zap Beauty Index 2024, survei tahunan hasil kerja sama Zap dengan MarkPlus untuk memotret perilaku wanita Indonesia tentang dunia kecantikan. Survei yang melibatkan 9.000 wanita Indonesia berusia 15-65 tahun ini juga mencatat ragam biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk mempercantik diri menggunakan produk kecantikan.

Mayoritas atau 71,4% wanita Indonesia merogoh kocek lebih dari Rp300 ribu untuk membeli produk skincare setiap bulannya. Bahkan, 28,6% wanita menghabiskan lebih dari Rp500 ribu per bulan untuk membeli produk skincare. Biaya tersebut lebih besar ketimbang pengeluaran untuk produk makeup. Hanya 39,9% wanita yang mengeluarkan lebih dari Rp300 ribu setiap bulannya untuk membeli produk makeup.

Survei juga menemukan, sebanyak 66,4% wanita mempertimbangkan kandungan produk skincare, sedangkan 42,8% mempertimbangkan reputasi atau kredibilitas brand saat membeli produk kecantikan. Label produk seperti halal dan cruelty free pun dinilai penting oleh hampir 50% wanita Indonesia. Bahkan, 89,4% wanita bersedia membayar lebih produk yang berasal dari merek ramah lingkungan.

“Jika berbicara kandungan skincare, wanita Indonesia terkadang lebih pintar dibandingkan dokter. Artinya, kita sudah menjadi konsumen yang pintar dan membuktikan masyarakat lebih kritis dengan kandungan skincare Bukan lagi merek yang terkenal, tapi benar-benar dilihat kandungannya bagus atau tidak,” jelas Yosanova Savitry, Chief Operating Officer MarkPlus Institute Markplus dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/01/2024).

Lantas, produk seperti apa yang dicari oleh wanita Indonesia? Sebanyak 75,8% wanita mencari skincare dengan manfaat mencerahkan, lebih banyak dibanding yang mencari manfaat melembabkan kulit (58,9%).

Lalu, 53,8% wanita Gen Z mengaku ingin menyamarkan bekas jerawat, lebih tinggi dibanding Gen X (25,3%) dan Gen Y (48,8%). Pada tahun ini, 44,9% wanita Gen Z menginginkan produk skincare yang dapat memperlambat penuaan, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 34,2%.

Kalangan Gen Z juga lebih mudah terpengaruh oleh klaim produk saat membeli produk kecantikan. Hampir 50% Gen Z merasa klaim produk pada produk kecantikan sangat penting. Mayoritas dari mereka mencari informasi mengenai produk kecantikan melalui Instagram. Kondisi ini membuat Gen Z cenderung impulsif dalam membeli produk skincare saat live shopping.

Selain itu, responden survei menyatakan bahwa memiliki kulit wajah yang mulus, glowing, dan berpenampilan baik atau well-dressed menjadi tiga syarat cantik versi wanita Indonesia. Sebanyak 63,4% wanita Indonesia merasa cantik bila memiliki wajah mulus, glowing, dan well-dressed.

Dari persentase tersebut, kulit wajah yang mulus mendapatkan perolehan 30,7%, sementara kulit wajah yang glowing mewakili 16,3% pendapat wanita Indonesia terkait arti cantik. Terkait definisi cantik, hampir seluruh (98,9%) wanita Indonesia sepakat bahwa kulit putih tak lagi menjadi standar kecantikan masa kini.

Namun, ada sejumlah kondisi kulit yang jadi kekhawatiran para wanita. Lebih dari separuh atau sebanyak 53,8% wanita Indonesia merasa memiliki kulit kusam, 49,3% wanita mengeluhkan pori-pori kulit wajah yang besar, dan 34,1% wanita merasa memiliki mata panda atau lingkar hitam di area mata. Sementara itu, 29,5% wanita Gen Z atau kelahiran tahun 1997-2012 mulai merasakan tanda penuaan dini yang ditandai dengan munculnya garis-garis halus dan kerutan di wajah.

Fadly Sahab, CEO dan Pendiri Zap Group berharap temuan-temuan ini dapat membuka diskusi tentang perawatan diri dan terus menjadi rujukan yang bermanfaat bagi berbagai stakeholders di industri kecantikan dan gaya hidup. “Kami ingin industri kecantikan dan kesehatan ini lebih baik dengan set up the example, masyarakat sukanya apa. Dengan demikian harapannya pelayanan di klinik kecantikan akan lebih baik, pemilihan perawatan juga lebih bertanggung jawab. Artinya tidak membuat ketergantungan atau malah membuat kulit jelek,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved