GCG Companies

Bank Mandiri, Bangun Ketangkasan untuk Jaga Sustainability Perusahaan

Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri.
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri.

Membangun ketangkasan perusahaan telah menjadi perhatian manajemen Bank Mandiri. Ini tertuang dalam rencana jangka panjang bank terbesar di Indonesia ini agar bisa menjaga sustainability perusahaan.

“Bank Mandiri memiliki visi menjadi partner finansial pilihan utama Anda dengan misi menyediakan solusi perbankan digital yang andal dan simpel yang menjadi bagian hidup nasabah,” kata Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri.

Proses membangun ketangkasan tersebut, Darmawan menerangkan, dibagi menjadi tiga, yaitu mengedepankan agility di dalam layanan digital dan teknologi, memperkuat manajemen risiko untuk memastikan pertumbuhan bisnis dibantu dengan baik dari sisi pengelolaan risiko sehingga bisa sustain, serta meningkatkan kualitas SDM agar bisa adaptif dan agile menghadapi perubahan.

Dalam mengembangkan layanan digital, Bank Mandiri telah mengeksekusi rencana strategis untuk menjadi partner yang memberikan nilai tambah dan mendorong inovasi kepada seluruh stakeholder. Hal itu diwujudkan melalui pilar utama, yakni menyediakan teknologi yang memiliki reliability, availability, scalability, dan security.

Pilar kedua, menyediakan teknologi yang adaptif untuk mendorong digital transformation dan inovasi bisnis pada empat inisiatif besar Bank Mandiri, yaitu pengembangan super apps Livin by Mandiri, pengembangan Kopra, implementasi smart branch, dan inisiatif techno-operation. Untuk mewujudkan ketangkasan di bidang teknologi, Bank Mandiri secara berkelanjutan memperkuat fondasi teknologi dari sisi aplikasi, infrastruktur, dan pengamanan teknologi informasi.

Layanan digital tersebut sudah mampu berkontribusi terhadap kinerja Bank Mandiri. Layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri telah berhasil mengelola transaksi senilai Rp 9.262 triliun hingga kuartal II/2023 atau tumbuh 8,6% secara year on year (YoY). Pertumbuhan pengguna Kopra by Mandiri, yang kini juga telah hadir dalam versi mobile app, juga meningkat 123,2% YoY menjadi 123.000 pengguna.

Sementara itu, sampai dengan pertengahan tahun 2023, aplikasi super-andalan, Livin by Mandiri, telah diunduh lebih dari 28,5 juta kali dengan jumlah pengguna mencapai 19,2 juta. Untuk pengusaha UMKM, Livin Merchant telah diunduh sekitar 1,5 juta pengguna setelah aplikasi diluncurkan pada Juni 2023.

Kemudian, dari aspek manajemen risiko, menurut Darmawan, Bank Mandiri menerapkan strategi yang prudent dan berkesinambungan untuk memitigasi risiko setiap tantangan global dan makroekonomi dengan tangkas dan agile. Ada empat pilar dalam implementasi manajemen risiko ini.

Pertama, pengawasan aktif dari direksi dan dewan komisaris. Direksi dan dekom bertanggung jawab untuk memastikan penerapan manajemen risiko yang memadai, sesuai dengan karakteristik kompleksitas dan profil risiko bank. Direksi memiliki kewenangan dan bertanggung jawab atas penetapan risiko yang diambil, kemudian memastikan kecukupan kompetensi pegawai dalam menjalankan pekerjaannya.

Pilar kedua, kecukupan kebijakan prosedur dan penetapan limit, disertai dengan penetapan limit dan stress testing secara periodik. Kebijakan review juga dilakukan berkala sehingga bisa mendeteksi dampaknya terhadap kinerja keuangan bank dan menjadi dasar pertimbangan apakah Bank Mandiri perlu perubahan strategi bisnis atau tidak.

Kemudian, pilar ketiga, proses penerapan manajemen risiko dari sistem informasi manajemen risiko, terdiri atas identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko mencakup seluruh aktivitas bisnis bank. “Manajemen risiko juga didukung oleh sistem informasi yang dapat melakukan pengukuran risiko yang melekat dan eksposur risiko yang andal,” tutur Darmawan.

Dan, pilar keempat, kecukupan sistem pengendalian yang secara efektif mendukung pelaksanaan manajemen risiko.

“Penerapan Enterprise Risk Management ini dilakukan melalui managing risk through operations, antara lain manajemen risiko di proses bisnis sehari-hari, pengelolaan profil risiko bank, serta pengelolaan risiko jangka panjang melalui manajemen permodalan untuk unexpected losses yang didukung penerapan best practices dan supporting tools. Sementara, untuk menciptakan mekanisme kontrol serta check and balance, diterapkan three lines of defense,” Darmawan menjelaskan.

Membangun ketangkasan dan agility perusahaan, menurutnya, tentu saja, tidak terlepas bagaimana mengembangkan “Mandirian” (SDM di Bank Mandiri), yakni mendorong mereka untuk survive, growth, sustain. Untuk itu, dalam strategi pengembangan SDM ini, ada lima pilar yang dipancangkan.

Pilar pertama, menjalankan reskilling and upskilling program agar “Mandirian” mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Yang kedua, menyiapkan organisasi yang memang fit dengan kebutuhan masa depan.

Pilar strategi pengembangan SDM yang ketiga, menyiapkan kader-kader pemimpin. Kepemimpinan yang dikembangkan bank ini adalah ambidextrous leadership. Para “Mandirian” disiapkan untuk bisa mengeskploitasi bisnis yang ada sekarang (current business) ataupun mengeksplorasi bisnis baru. Di samping itu, Bank Mandiri juga ingin menciptakan business leader “Mandirian” yang seimbang sebagai seorang strategic business leader dan strategic people leader.

Selanjutnya, pilar keempat, menyelenggarakan pelatihan berorientasi agar “Mandirian” bisa mendapatkan sertifikasi. Dan, pilar kelima, membangun proses pembelajaran yang sifatnya nontradisional untuk membantu proses belajar lebih cepat.

Menurut Darmawan, satu hal yang penting dalam pengembangan SDM adalah bagaimana mengembangkan budaya berbasis AKHLAK ‒Amanah, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif‒ ke dalam organisasi.

“Untuk memastikan seluruh program itu tercakup dengan baik, kami menggunakan pendekatan yang namanya Smell of the Place, yakni mencakup program Tell Me yang sifatnya memberitahukan atau menyosialisasi. Lalu, Guide Me, seperti culture on performance dan culture survey; Show Me, aktivitas seperti CEO campaign dan kultur ‘blusukan’; serta Teach Me, yaitu program yang berkaitan dengan culture mandatory module atau culture camp,” Darmawan menerangkan. (*)

Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved