Pebisnis Cloud Ini Cetak Omset Jutaan Dollar AS
Bisnis merupakan langkah besar yang tak hanya mengharuskan keberanian, tetapi juga kegigihan dan keuletan. Bagi para pemuda, merintis bisnis di usia muda bisa menjadi tantangan yang terasa sulit ditaklukkan. Namun, dengan tekad dan persiapan yang matang, kesuksesan sesungguhnya dapat diraih. Seperti kisah seorang pengusaha muda asal Jakarta yang merintis bisnis di bidang IT, Hendrawan Deny Ardiyatman.
Pria berusia 35 tahun ini merupakan seorang Country Director dari Devoteam G Cloud Indonesia, perusahaan konsultan IT ternama yang merupakan partner Google Cloud dan mengoptimalkan teknologi Google Cloud. Devoteam G Cloud bisa membangun beragam inovasi dan transformasi digital sebagai bentuk solusi atau servis di berbagai lanskap, seperti perbankan, transportasi, telekomunikasi, hingga kesehatan. Beberapa layanan Devoteam G Cloud di antaranya adalah cloud solution, data analytic, artificial intelligence dan machine learning.
Devoteam G Cloud merupakan perusahaan multinasional asal Prancis yang sudah hadir sejak satu dekade lalu dan tersebar di lebih dari 20 negara. Beragam penghargaan Google Cloud Partner telah diraih oleh Devoteam G Cloud, yaitu 2017 Service Partner of The Year, 2019 Reseller Partner of The Year, 2020 Reseller Partner of The Year, 2021 Sales Partner of The Year, 2023 Sales Partner of The Year, dan 2023 Specialization Partner of The Year – Machine Learning.
Meski di Tanah Air baru berusia 4 tahun, namun Devoteam G Cloud Indonesia mampu menarik perhatian global berkat prestasinya. Sederet customer dari berbagai industri sudah dikantongi, penjualannya pun terus melejit secara signifikan. Hingga pada 2021 lalu, Hendrawan memperoleh award sebagai Top Achiever for Enterprise Digital Native Segments” di Google Cloud Indonesia. Pria yang akrab disapa Ardi ini juga berhasil meraih penghargaan 2022 Google Cloud Partner All Star di Region Asia Pacific (APAC), berkat kegigihannya meningkatkan penjualan.
Untuk sampai berada di posisi ini, bukanlah sesuatu yang mudah. Pria yang akrab disapa Ardi ini bukanlah seseorang yang berlatar belakang pendidikan bisnis atau manajemen. Ia pun lahir di keluarga sederhana, bukan keluarga pebisnis yang menyelimutinya dengan sederet privilege. Dengan mimpi yang besar, ia terus meningkatkan kualitas diri dengan berbagai wawasan baru, sertifikasi, dan ketekunan di dunia teknologi, bidang yang ia cintai. “Sejak lulus kuliah, saya sudah bertekad mau jadi seorang entrepreneur, tapi tentu saja perjalanannya tidak mulus. Saya sempat membangun bisnis IT bersama teman-teman yang berlokasi di Yogyakarta, tapi hanya bertahan 2 tahun,” ujar Ardi pada Rabu (7/2/2024).
Kemudian, dia beralih karier menjadi karyawan di berbagai perusahaan dengan industri yang berbeda-beda, namun akhirnya saya kembali ke dunia IT. “Karena passion saya memang di sini. Saya percaya bahwa industri teknologi tidak akan mati. Ini adalah sektor yang akan terus berkembang, masih ada banyak kemungkinan dan kesempatan baru dari sektor ini,” jelasnya.
Mengawali Devoteam G Cloud pada tahun 2019, Ardi hanya melakukannya sendiri, lalu beberapa bulan kemudian seorang temannya bergabung. Kini, sang perusahaan sudah bertumbuh pesat dan memiliki lebih dari 50 karyawan sampai tahun 2024 ini. Dengan revenue yang terus meningkat serta beragam award yang terus didapat, Devoteam G Cloud Indonesia telah banyak memperoleh kepercayaan dari Devoteam G Cloud global, Google, dan sederet klien.
Valuasi perusahaan juga terus merangkak naik. Pada tahun 2023 silam, valuasi Devoteam G Cloud Indonesia bahkan mencapai US$ 15 juta. “Awalnya, Devoteam G Cloud Indonesia hanya menguasai pasar digital native, namun kami terus belajar dan mengatur strategi, hingga kini kami dapat merangkul sektor traditional enterprise sebagai customer kami. Dengan pengalaman Devoteam yang telah melakukan implementasi transformasi digital di berbagai sektor industri, kami memiliki banyak study cases yang terbukti dapat membantu atau meningkatkan performa bisnis para customer. Potensi bisnis cloud sangat besar di Indonesia, saya optimistis industri teknologi memiliki masa depan yang cerah,” papar pria lulusan Universitas Indonesia ini.
Ardi berbagi beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membangun bisnis untuk menjadi seorang entrepreneur, yang diantaranya adalah menemukan passion atau minat yang kuat. Identifikasi apa yang membuat Anda bersemangat karena memulai bisnis yang sesuai dengan passion akan membuat perjalanan bisnis terasa lebih menyenangkan dan berarti.
Kemudian, merencanakan bisnis secara menyeluruh, mulai dari tujuan bisnis, target pasar, sampai strategi pemasaran. Rencana bisnis yang matang akan menjadi pedoman yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia bisnis. Sebab, mempertahankan bisnis adalah hal yang lebih sulit dibandingkan dengan memulainya.
Lalu, manfaatkan teknologi di era digital dan membangun jaringan dan koneksi.Caranya, Berkenalan dengan orang-orang yang berpengalaman dapat memberikan wawasan dan dukungan yang sangat diperlukan. Jangan ragu untuk mengikuti acara-acara bisnis, seminar, workshop, atau bergabung dengan komunitas di industri untuk memperluas jaringan.
Jangan menyerah dan belajar dari kegagalan. Pengalaman kegagalan adalah bagian dari perjalanan merintis bisnis. Jangan takut untuk gagal, tetapi belajarlah dari setiap kesalahan. Kesalahan adalah guru terbaik yang dapat membimbing Anda untuk menjadi lebih baik dan tangguh di masa depan.
Selanjutnya, fokus melayani pelanggan yang baik dapat menjadi kunci keberhasilan bisnis. Berikan perhatian ekstra pada kepuasan pelanggan dan tanggapi umpan balik dengan positif. Pelanggan yang puas memiliki potensi besar untuk menjadi pelanggan setia dan merekomendasikan bisnis Anda kepada orang lain.
Manajemen keuangan yang baik sangat penting untuk kelangsungan bisnis. Buatlah perencanaan keuangan yang cermat, termasuk budgeting dan pemantauan pengeluaran. Hindari melakukan investasi besar-besaran tanpa pertimbangan matang. Tetap kreatif dan inovatif untuk mencari cara baru untuk meningkatkan produk atau layanan Anda, dan beradaptasi dengan perkembangan tren dan kebutuhan pasar.
Terus memompa motivasi, berkomitmen dan berdisiplin. Merintis bisnis memang tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi dengan jiwa pantang menyerah, perencanaan yang matang.. Bukan hanya tekad dan kerja keras, kerjasama antar tim juga sangat krusial. Dibutuhkan leader-leader baru yang visioner, serta tim yang mampu bersaing dan punya cita-cita tinggi untuk bisa diraih ke depannya. Ketika bisnis sudah berjalan, ada satu hal yang perlu terus diasah, yaitu jiwa kepemimpinan.
Untuk menjadi leader, tentunya harus mengenali diri sendiri dulu, termasuk kekurangan dan kelebihan, kemampuan dan kapasitas. Tidak boleh jumawa dengan kelebihan yang dimiliki sekaligus tidak boleh malu untuk mengakui kekurangan dan memperbaikinya. “Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak ingin sukses sendirian. Ia harus bisa mencetak leader lainnya, jadi tidak boleh pelit berbagi ilmu,” ujar Ardi. Dia meyakini digitalisasi akan makin dibutuhkan oleh beragam perusahaan, dan dengan keunggulan tim serta para leader yang ada di Devoteam G Cloud Indonesia saat ini