Capital Market & Investment

Masa Depan Projek Vale di Indonesia

Pada pertengahan bulan November 2023 lalu, PT Vale Tbk bersama pemegang saham mayoritasnya, yaitu Vale Canada Limited (VCL) Mind ID dan Sumitomo Metal Mining (SMM) mencapai kesepakatan perjanjian pemenuhan kewajiban divestasi saham perseroan berdasarkan hukum pertambangan Indonesia. Divestasi saham ini merupakan prasyarat untuk mendapatkan perpanjangan izin operasinya di Tanah Air.

Kesepakatan tersebut memunculkan pertanyaan baru mengenai masa depan Vale di Indonesia. CEO dan Presiden Direktur Vale Febriany Eddy mengatakan bahwa perseroan telah mencapai kemajuan yang berarti di semua proyeknya, baik di Bahodopi dan Sambalagi (yang dikenal sebagai proyek Morowali), Pomalaa, dan Sorowako.

Untuk projek Morowali, baru-baru ini perseroan telah mendapatkan AMDAL baru untuk area tambang di Bahodopi dan juga kawasan industri Sambalagi. Laju pembebasan lahan untuk area pertambangan telah meningkat pesat sehingga memungkinkan untuk mencapai kemajuan yang berarti dalam pembangunan pertambangan.

“Kami kini tengah melanjutkan pembangunan pelabuhan untuk pengangkutan bijih. Demikian pula, pekerjaan awal pembangunan pabrik di Sambalagi telah berjalan dengan baik, dan kami sedang melanjutkan proses kontrak EPC untuk pembangunan pabrik dan infrastruktur pendukungnya,” kata Febriany, dikutip dalam siaran pers, Senin (19/02/2024).

Untuk projek Pomalaa, perseroan terus membuat kemajuan pada pekerjaan konstruksi awal tambang, sambil menyelesaikan proses tender EPC untuk pembangunan tambang di Pomalaa. Pasca penandatanganan perjanjian tiga pihak antara PT Vale, Huayou, dan Ford pada awal tahun, Ford telah resmi bergabung menjadi pemegang saham PT Kolaka Nickel Indonesia (PT KNI), perusahaan patungan yang didirikan untuk membangun dan mengoperasikan pabrik HPAL di Pomalaa.

“Program investasi ketiga dalam agenda pertumbuhan kami adalah Proyek Sorowako. Kami telah menandatangani perjanjian kerjasama definitif dengan Huayou untuk pembangunan HPAL di Luwu Timur. Saat ini Huayou tengah menyelesaikan semua perizinan yang dibutuhkan,” ucapnya.

Febriany mengungkapkan, perseroan juga meningkatkan partisipasi pekerja lokal di sekitar operasi dan aktivitas bisnis, termasuk di projek pertumbuhan. Pada tanggal 31 Desember 2023, proyek pertumbuhan mempekerjakan 98.6% pekerja Indonesia dan 67.6% pekerja lokal.

Secara keseluruhan, Vale mempekerjakan 99,9% pekerja Indonesia dan 85.6% pekerja lokal. Di mana 10.2% diantaranya adalah pekerja perempuan –partisipasi gender tertinggi dalam tenaga kerja yang pernah perseroan capai.

“Kami telah mencapai banyak hal pada tahun 2023 dan masih banyak lagi pencapaian yang akan kami raih pada tahun 2024. Kami akan fokus untuk menyelesaikan proyek-proyek pertumbuhan kami sesuai jadwal, dalam anggaran dan sejalan dengan lingkup yang disetujui. Dengan meningkatnya aktivitas pada proyek-proyek pertumbuhan kami, peran operasi Sorowako sebagai tulang punggung perseroan akan menjadi semakin penting dan terlihat,” ungkapnya.

Diketahui pada tahun 2023, laba tahun berjalan perseroan sebesar US$274,3 juta atau 37% lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang dicatat pada tahun 2022. Vale mencatat peningkatan produksi sebesar 18% dan EBITDA yang kuat sebesar US$499,6 juta.

Produksi Vale tahun 2023 mencapai 70.728 metrik ton (t) nikel dalam matte, naik 18% dari produksi tahun 2022, yang merupakan hasil pelaksanaan strategi pemeliharaan sepanjang tahun. Pada triwulan keempat tahun 2023, produksi perseroan sebesar 19.084 t, tertinggi sejak Kuartal IV 2021.

Volume penjualan pada tahun 2023 meningkat sebesar 17% dibandingkan dengan tahun 2022 dan naik 20% dibandingkan triwulan sebelumnya (4T23 vs 3T23). Meskipun harga realisasi rata-rata lebih rendah pada tahun 2023, namun perseroan mampu mempertahankan biaya produksi di US$10.089 per t pada tahun 2023, yang berkontribusi pada kenaikan laba kotor sebesar 11% pada tahun tersebut.

Biaya produksi tersebut mengalami penurunan sebesar 12% menjadi US$10.089 per t dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$11.444 per ton. Penurunan ini disebabkan oleh lebih rendahnya biaya energi dan berbagai inisiatif peningkatan produktivitas yang telah dilakukan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved