Technology Trends

Wamenkominfo: Jurnalis Jangan Kalah dengan Teknologi

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria meminta agar setiap profesi mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI). Tentu saja dengan meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat.

“Di manapun teknologi kan ciptaan manusia, dan karena itu manusia jangan dikalahkan oleh teknologi, jadi kita beradaptasi, kita kendalikan, kita minimalkan risikonya, besarkan manfaatnya,” ujar Wamen Nezar dalam Sesi Diskusi Konvensi Nasional Media Massa: Pers Mewujudkan Demokrasi di Era Digital di Jakarta, Senin (19/02/2024).

Ia menyatakan saat ini kecerdasan artifisial mampu melakukan berbagai pekerjaan di bidang jurnalistik. Bahkan, menurutnya keberadaan jurnalisme robot atau mesin mampu menjalankan proses pengumpulan, produksi, dan distribusi berita secara mandiri. “Kita kenal dengan namanya robotic journalism, maka semua pekerjaan produksi, sampai dengan distribusi berita dikerjakan oleh robotik ini,” jelasnya.

Wamenkominfo mencontohkan, aplikasi ChatGPT yang bisa digunakan semua orang saat ini telah memiliki kecerdasan yang hampir mirip dengan kemampuan manusia. “Kita kenal ChatGPT sekarang, kecerdasannya makin lama makin membaik, dan dia nyaris hampir mirip dengan kemampuan manusia untuk membuat satu narasi atau satu esai atau satu cerita, bahkan juga bisa membuat berita,” tuturnya.

Selain itu, berbagai platform media sosial telah menunjukkan keefektifan kecerdasan buatan dalam mendistribusikan konten yang ditujukan kepada target pengguna tertentu. “Algoritma yang ada di platform media sosial sudah ditunjukkan bagaimana kemampuan platform media sosial ini bisa mengambil audiens-audiens yang sangat targeted,” tambahnya.

Meskipun demikian, Wamenkominfo mengatakan kecerdasan artifisial memiliki berbagai kelemahan salah satunya menghasilkan konten yang tidak benar atau akurat. Oleh karena itu, ia menekankan peran manusia masih dibutuhkan dalam mengambil keputusan mengenai konten yang akan dipublikasikan. “Faktor manusia di dalam membuat keputusan-keputusan apa yang boleh di-publish dan apa yang tidak boleh di-publish, keputusan etis,” katanya.

Wamenkominfo pun mengajak segenap insan pers untuk merumuskan panduan penggunaan kecerdasan buatan di dunia jurnalistik untuk jurnalisme yang lebih baik di masa depan. “Saya kira ada pertanyaan-pertanyaan critical yang harus kita jawab dan bahkan sudah sampai pada level eksistensial yang harus kita jawab masa depan jurnalisme ke depan, jurnalisme kita di persimpangan jalan,” kata dia.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved