Kurangi Limbah Plastik, Bank Dunia Terbitkan Obligasi Senilai US$100 Juta
Bank Dunia atau International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) menerbitkan obligasi yang terkait dengan pengurangan limbah plastik senilai US$100 juta dengan masa jatuh tempo tujuh tahun. Obligasi ini memberi para investor imbal hasil yang berkaitan dengan kredit pengumpulan limbah plastik, kredit daur ulang limbah plastik dan verified carbon unit (kredit karbon) yang diharapkan dapat diperoleh dari dua proyek di Ghana dan Indonesia.
Kedua projek tersebut bertujuan untuk mendukung pengurangan dan pendaurulangan limbah plastik di wilayah rentan yang berpotensi mencemari alam dan lautan. Dalam transaksi ini, Citi berperan sebagai Lead Manager.
Managing Director and World Bank Group Chief Financial Officer Anshula Kant mengatakan, obligasi ini mendorong modal swasta untuk turut berperan dalam mendukung pendanaan proyek-proyek yang ramah untuk iklim dan pembangunan. Proyek tersebut juga dapat diukur melalui kredit plastik dan kredit karbon yang diterbitkan di Verra Registry.
Melalui transaksi ini, investor dapat menyediakan pendanaan awal sekitar US$14 juta bagi proyek-proyek tersebut. Dana akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas fasilitas yang sudah ada, memperluas wilayah-wilayah pengumpulan dan daur ulang limbah, serta mengadakan peralatan daur ulang yang aman (food-grade).
Selain mengurangi polusi plastik, proyek-proyek ini juga dapat memperbaiki kondisi polusi dan kualitas udara lokal, mengurangi dampak buruk kesehatan, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat marginal. Penggunaan kredit plastik inovatif dalam transaksi ini memberi alternatif baru dalam mendanai operasional pengumpulan dan pendaurulangan plastik yang berpotensi mencemari lautan.
“Melihat urgensi pembangunan yang kian meningkat, kami berkomitmen untuk mendorong modal swasta yang dapat mendukung upaya-upaya solutif guna menjawab tantangan pembangunan saat ini. Outcome bond, seperti obligasi untuk pengurangan limbah plastik, berperan dalam menyelaraskan insentif sehingga investor berpotensi mendapatkan imbal hasil ketika capaian pembangunan telah terlihat,” kata Anshula dalam keterangan resmi (20/02/2024).
Anshula meyakinkan, obligasi ini 100% dilindungi oleh dana senilai US$100 juta yang sebelumnya digunakan untuk mendukung kegiatan pembangunan berkelanjutan Bank Dunia secara global, namun tidak termasuk proyek-proyek pengumpulan dan daur ulang plastik di Ghana dan Indonesia. Maka dari itu, obligasi ini memungkinkan para investor dalam menyisihkan sebagian porsi dari pembayaran kupon biasa, dengan jumlah yang setara, melalui transaksi lindung nilai (hedge) dengan Citi.
Para investor akan menerima kupon tahunan yang terdiri dari jumlah tetap ditambah dengan hasil penjualan sebagian kredit plastik dan kredit karbon yang dihasilkan oleh proyek-proyek tersebut. Dibandingkan dengan obligasi Bank Dunia biasa dengan jangka waktu yang sama, obligasi ini menawarkan imbal hasil yang lebih prospektif bagi investor jika proyek-proyek dan monetisasi kredit plastik dan kredit karbon oleh Plastic Collective UK berjalan sesuai harapan.
“Saya sangat bangga dengan kolaborasi antara Bank Dunia, Plastic Collective, dan Citi dalam meluncurkan obligasi keempat ini. Upaya bersama ini berencana akan menggunakan kredit plastik yang terdaftar di VERRA untuk mendukung dua proyek dalam mengurangi polusi plastik – tantangan global yang memiliki dampak yang sangat merusak, terlebih pada pasar-pasar yang sedang berkembang saat ini,” kata Philip Brown, Global Head of Sustainable Debt Capital Markets Citi.
Philip mengatakan, outcome bond ini memungkinkan investor pendapatan tetap untuk mendukung proyek-projek pembangunan yang sejatinya sulit dalam mendapatkan pendanaan. “Upaya ini hadir sebagai respons bagi minat investor yang kian berkembang akan transaksi-transaksi yang berdampak positif secara langsung terhadap pembangunan serta dapat diukur,” ucapnya.
Asbjørn Purup Andersen, Senior Portfolio Manager dari Velliv Pension mengaku senang menjadi investor utama dalam obligasi untuk pengurangan limbah plastik ini. Investasi ini akan mendukung negara-negara berkembang dengan infrastruktur lokal dalam merealisasikan projek-projek pengumpulan dan daur ulang limbah plastik guna mengurangi pencemaran di wilayah-wilayah darat dan lautan.
“Investasi ini akan mendukung negara berkembang mengatasi masalah lingkungannya. Di saat yang bersamaan, projek-projek ini juga akan membantu mengurangi kemiskinan dengan menyediakan sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi pemulung sampah lokal,” ujar Asbjørn.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id