Capital Market & Investment

Mirae Asset Proyeksikan Faktor Ini Menjadi Katalis IHSG di Jangka Pendek

Pemaparan Mirae Asset mengenai proyeksi ekonomi dan IHSG pasca Pemilu di Jakarta pada Selasa, 20 februari 2024. (Foto : Vicky Rachma/SWA).

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan level indeks harga saham gabungan (IHSG) pada kuartal I/2024 bertengger di rentang 7.400-7.600 poin. “Quick qount pemilu (pemilihan umum) 2024 menjadi sentimen IHSG untuk rally atau rebound. Untuk jangka pendek, IHSG ditopang kinerja fundamental emiten dan sektor industri serta kelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral termasuk Bank Indonesia,” ujar Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas, Robertus Hardy di Jakarta, Selasa (20/2/2024).

Robertus menyampaikan pelaku pasar mengapresiasi hasil sementara Pemilu 2024 yang dirilis KPU dan lembaga survei. Ini memberikan kepastian kepada pelaku pasar dan menyongsong prospek bisnis di masa mendatang. Hal ini terindikasi dari net buy investor asing terhadap saham perbankan, semisal BMRI, BBRI, dan BBCA, serta emiten telekomunikasi, TLKM.

Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati tantangan dari ketidakpastian terhadap hitungan sementara Pemilu tahun ini.“Bahwa ada tantangan terkait dengan proses pemilu dan juga adanya upaya dari beberapa kalangan untuk menggugat hasil pemilu, ini tentu bukan sesuatu indikator yang baik untuk investor, karena meningkatkan ketidakpastian setidaknya 30 hari ke depan,” tutur Robertus

Investor, lanjut Robertus, tetap optimistis terhadap kinerja emiten dan laju IHSG pada Maret mendatang tatkala KPU menetapkan hasil Pemilu sehingga mengkreasikan kepastian untuk pelaku bisnis dan investor. “Net buy asing berpotensi berlanjut karena katalis kinerja emiten perbankan dan telekomunikasi. Pada kuartal I tahun ini, IHSG berpeluang di rentang 7.400 hingga 7.600 poin,” ungkapnya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham Indonesia sampai dengan 16 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan di tengah perlambatan ekonomi global, di mana IHSG menguat 0,86% ke level 7.335,55 poin (year to date), serta membukukan net buy sebesar Rp 20,05 triliun. Pada 5 Januari 2024, IHSG menyentuh all time high di level 7.403,08 poin.

Beberapa sektor di IHSG per 16 Februari 2024 masih menguat di antaranya sektor kesehatan dan sektor konsumsi primer. Dari sisi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham per 16 Februari 2024 tercatat Rp 11.603 triliun atau secara ytd turun tipis sebesar 0,61%. Pada 4 Januari 2024, nilai kapitalisasi pasar menyentuh all time high kapitalisasi pasar sebesar Rp 11.810 triliun. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham sampai dengan 16 Februari 2024 tercatat Rp 10,66 triliun.

Pada kesempatan ini, Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menyampaikan pemilihan presiden satu putaran akan meyakinkan pelaku industri dan bisnis dalam mengambil keputusan ekspansif. “Prediksi positif pada iklim investasi tersebut dibarengi dengan faktor prediksi dipangkasnya BI (Bank Indonesia) rate pada semester II 2024,” kata Rully

Saat ini, pemilu yang baru dilakukan pada 14 Februari 2024 sudah menunjukkan sinyal unggulnya calon presiden di atas batas yang tidak dapat disusul oleh calon presiden lain sekaligus berpotensi menggugurkan potensi pemilihan presiden (pilpres) dua putaran. Prediksi tersebut didasari penghitungan cepat beberapa lembaga survei dan hasil finalnya akan diumumkan bulan depan.

Meskipun demikian, Rully mengatakan faktor makro ekonomi eksternal lebih berpengaruh terhadap makro ekonomi domestik, dibanding faktor pemilu terhadap makro ekonomi dalam negeri. Dia mengatakan faktor lain yang akan berpengaruh kepada kondisi makro ekonomi Indonesia adalah perkembangan inflasi di negara-negara ekonomi maju yang menentukan arah suku bunga, inflasi dalam negeri yang juga stabil, serta neraca luar negeri dan neraca fiskal yang lebih terkendali. Faktor lainnya yang mendasari optimisme tersebut didasari oleh prediksi belanja pemerintahan yang lebih fokus menjaga stabilitas makroekonomi.

Rully juga mencatat terdapat beberapa risiko yang juga dapat memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Beberapa faktor tersebut adalah kondisi geopolitik yang masih penuh dengan ketidakpastian. Faktor risiko tersebut adalah potensi penurunan harga komoditas karena prediksi perlambatan ekonomi di China dan tingkat global, inflasi AS yang dapat lebih tinggi daripada ekspektasi, serta berlanjutnya ketidakpastian ekonomi akibat pemilu. Ke depannya, tutur Rully, momentum politik lain yang masing ditunggu publik adalah ketika pembentukan kabinet yang akan menunjuk menteri-menteri dan pejabat negara lainnya.

Robertus menambahkan bahwa secara historis di tengah potensi penurunan suku bunga acuan domestik, beberapa sektor yaitu barang konsumsi (siklikal dan non-siklikal), dan keuangan, akan berkinerja lebih tinggi dibandingkan dengan IHSG. “Kami meyakini situasi ketika Bank Indonesia berpotensi melonggarkan kebijakan moneternya seperti sekarang, mirip dengan pasca krisis finansial global 2008 dan pandemi Covid-19 pada 2020,” ucapnya.

Di antara kedua periode tersebut, ketiga di atas mampu membukukan kinerja positif yang konsisten dan signifikan. Dari sektor barang konsumsi non-siklikal beberapa saham di antaranya adalah UNVR, ICBP, MYOR, AMRT, dari sektor barang konsumsi siklikal ada ACES dan MAPI, serta dari sektor keuangan ada BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI.

Dengan pertimbangan sektor-sektor tersebut dan dengan pertimbangan kinerja operasional dan finansial yang solid, Robert mengatakan pilihan saham (stockpick) masih pada BBCA, BBRI, HOKI, AMRT, ACES, MAPI, TLKM, ISAT, dan ASII. Prediksi nilai wajar IHSG juga masih ditetapkan pada 8.100 untuk tahun ini yang mencerminkan valuasi 14 kali P/E ratio dengan prediksi prediksi pertumbuhan laba per saham (EPS) 5%-6%. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved