Best CEO

Kany Virgo Soemantoro, Fokus pada Peluang dan Kembangkan Budaya Transformatif

Kany Virgo Soemantoro, President PT Nusa Selaras Indonesia/Nu Skin Indonesia.
Kany Virgo Soemantoro, President PT Nusa Selaras Indonesia/Nu Skin Indonesia.

Setelah terjadinya pandemi Covid-19, Kany Virgo Soemantoro melihat keseluruhan lingkungan bisnis telah berubah. Menurut President PT Nusa Selaras Indonesia (Nu Skin Indonesia) yang juga membawahkan wilayah Filipina-Malaysia-Brunei ini, lingkungan berubah yang dimaksud itu bukan hanya situasi bisnis, tapi juga mencakup cara berbisnis, media dalam berbisnis, hingga bagaimana kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang. “Terutama, dengan orang-orang yang kita pimpin,” ujar petinggi perusahaan beauty care dan produk kesehatan ini.

Kany pun tidak memungkiri bisnis yang ditekuni perusahaannya juga menghadapi tantangan ketika datangnya pandemi Covid-19 di awal 2020. “Di Indonesia, ketika itu banyak sekali pembatasan untuk face to face, padahal bisnis kami, industri direct selling, rely on face to face, dan kental dengan (aktivitas) meeting,” ungkapnya.

Bagi Kany, lingkungan yang berubah itu bukan melulu berarti masalah. Menurutnya, dari tantangan yang ada itu kita harus bisa mengekspos apa peluang (opportunity) yang muncul.

“Ketika melihat tantangan, saya lebih fokus pada peluangnya daripada masalahnya,” ujarnya. Alasannya, dengan lebih fokus pada peluangnya, ada kemungkinan masalah juga bisa teratasi secara tidak langsung.

Kany memberikan contoh bagaimana pandemi Covid-19 telah mendorong Nu Skin untuk lebih menyadari pentingnya digitalisasi. Sebelum pandemi, online order Nu Skin maksimum di kisaran 40%. “Namun, karena kami percaya bahwa digital will take in place, kami persiapkan semuanya, termasuk perangkat dan people-nya,” katanya.

Sebelumnya, pihaknya memperkirakan mungkin akan mengambil alih pola bisnis konvensional dalam lima tahun berikutnya. “Namun, belum sampai lima tahun, kami harus berubah karena situasi.”

“Ketika melihat tantangan, saya lebih fokus pada peluangnya daripada masalahnya.”

Kany Virgo Soemantoro, President PT Nusa Selaras Indonesia/Nu Skin Indonesia

Bicara strategi yang dijalankan, Kany punya prinsip, bahwa apa yang kita kerjakan saat ini sebetulnya adalah apa yang sedang kita persiapkan untuk masa depan kita. “Transformasi bisnis yang terbaik itu dijalankan dalam kondisi terbaik perusahaan. Jadi, transformasi itu kami lakukan setiap saat di organisasi kami,” ia menandaskan. Budaya transformatif itu mewujud dalam aktivitas-aktivitas berinovasi di Nu Skin.

Dalam mencari karyawan, ia tidak mencari orang yang fit dengan pekerjaan (job) tersebut. “Saya mencari orang yang visinya fit dengan visi saya,” ujarnya. Jadi, ketimbang menjalankan fungsi controlling activities, ia lebih suka berperan motivating and inspiring.

Visinya tak lepas dari corporate vision Nu Skin sebagai perusahaan global. Yakni, menjadi “the world leading integrated beauty and wellness brand, powered by a dynamic affiliate platform.”

Adapun dari segi revenue, Kany juga ingin perusahaannya menjadi yang terdepan di industri beauty and wellness ini. “Kami akan maksimalkan daya upaya untuk dapat mencapai visi tersebut,” ujarnya.

Ia dan timnya bukan hanya bekerja untuk mencapai visi tersebut, tapi juga menerapkan growth mindset. “Dengan begitu, kita selalu punya kreativitas dan meng-encourage inovasi.”

Kany mengaku sering memikirkan industri direct selling yang ditekuni Nu Skin ini akan seperti apa di masa mendatang. Karena itu, baginya, inovasi itu bukan hanya dari sisi produk, tapi juga dari cara kita berbisnis.

Termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi digital. “Teknologi digitalisasi tidak pernah bisa dihindari lagi, dan kami bukan hanya eksperimen, tapi we really implement it.”

Alhasil, ketika beberapa perusahaan pusing menghadapi pembatasan akibat pandemi karena belum siap, Nu Skin bahkan mampu menumbuhkan bisnis berkat langkah digitalisasi. Di antara buktinya, transaksi online order yang sebelum pandemi hanya sekitar 40%, di masa pandemi justru meningkat menjadi 95%.

Bahkan, hingga 2023, bisnis Nu Skin terus tumbuh secara signifikan. “Itulah yang saya katakan, what we are doing today is actually what we prepare for tomorrow,” kata Kany.

Dengan pertumbuhan signifikan di tahun 2023, ia meyakni perusahaannya sudah masuk dalam Top 3 di industri penjualan langsung (direct selling industry). Selain itu, Nu Skin Indonesia juga diapresiasi oleh Nu Skin Corporation sebagai perusahaan (afiliasi) dengan pertumbuhan tercepat selama beberapa tahun. “Keberhasilan itu bukan karena individu, tapi it is because of the team,” ia menegaskan.

Langkah setting direction yang dijalankan Kany di tahun 2024 ialah mencapai milestone dalam hal revenue sebesar Rp 4 triliun dalam beberapa tahun ke depan. Di tahun 2024, Nu Skin akan meluncurkan beberapa produk “hero”, yang persaingannya belum terlalu banyak. Di antaranya, produk ageLOC WellSpa dan produk weight management dengan teknologi baru.

“Kalau ditanya tentang tahun 2024, insya Allah kami sangat optimistis untuk pencapaian kami dan lagi, kami melihat tantangan sebagai opportunity,” katanya. (*)

Joko Sugiarsono & Anastasia AS

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved