Technology Trends

Data Center Bitera 20 MW Resmi Beroperasi di Jakarta

Peresmian data center Bitera di Jakarta. (dok. Bitera)

Perusahaan data center Bitera telah resmi mengoperasikan data center terbarunya sebesar 20 MW dengan kapasitas hingga 4.000 rak. Fasilitas Tier-III+ ini menyediakan SLA (service level agreement) Five9s dan diklaim sebagai pusat data paling aman di pusat kota Jakarta.

Keandalan daya juga dijamin melalui redundansi 2N yang dipasok dari dua gardu induk yang terdiversifikasi. Pengakuan atas dedikasi terhadap standar keamanan tercermin dari sertifikasi yang diperoleh seperti ISO 27001 dan Uptime Institute TCCD, dan TCCF yang akan diperoleh Bitera.

“Penetrasi data center di Indonesia saat ini masih di bawah 1 watt per kapita, jauh dibandingkan negara tetangga seperti Singapura yang mencapai 100 watt per kapita. Sebagai perbandingan lain, konsumsi rata-rata di Jepang mencapai 10 watt per kapita, menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk berkembang dalam hal infrastruktur data center,” ujar Tedy Harjanto, CEO Bitera dalam siaran pers di Jakarta (01/03/2024).

Rendahnya penetrasi data center di Indonesia sejalan dengan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), yang menunjukkan bahwa penetrasi data center di Indonesia merupakan salah satu yang terendah di Asia Pasifik, yaitu sekitar 0,3 watt per kapita. Angka ini masih jauh dari kebutuhan kapasitas ideal yang mencapai hampir 840 megawatt (MW) berdasarkan jumlah penduduk. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, kapasitas data center di Indonesia hanya setara dengan sekitar 12,7 persen.

“Sejalan dengan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan ekonomi digital, MMS Group Indonesia melihat adanya peningkatan signifikan untuk data center. Kami percaya, Bitera akan memenuhi kebutuhan ini dan dapat memegang peran penting dalam mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia. Kehadiran Bitera juga sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia melalui kolaborasi dengan sektor swasta,” ujar Sendy Greti, CEO MMS Group Indonesia.

Saat ini, Indonesia masih tertinggal dalam pembangunan data center dibandingkan dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2030. Hal ini menjadi perhatian yang cukup serius, mengingat pentingnya peran data center sebagai infrastruktur digital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia menekankan bahwa infrastruktur digital merupakan kebutuhan utama dalam transformasi digital perekonomian Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan infrastruktur digital yang memadai.

“Keberadaan Bitera sebagai pusat data yang dimiliki oleh anak bangsa, menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan digitalisasi negara kita dan patut kita banggakan. Kehadiran Bitera diharapkan mampu memperkuat infrastruktur digital nasional sehingga mampu mempersiapkan Indonesia untuk dapat bersaing di kancah internasional, memberdayakan UMKM dan startup melalui akses teknologi yang canggih,” lanjut Bahlil.

“Bitera memanfaatkan lokasinya yang strategis dan dekat dengan titik-titik pertukaran internet di pusat kota Jakarta, memberikan akses yang mudah untuk menghubungkan bisnis ke ekosistem digital melalui interkoneksi dengan latensi yang rendah,” tambah Tedy.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved