Capital Market & Investment

Nilai Pembagian Dividen BNI (BBNI) Naik 42%, Negara Kecipratan Rp 6 Triliun

Nilai Pembagian Dividen BNI (BBNI) Naik 42%, Negara Kecipratan Rp 6 Triliun

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menyetujui pembagian dividen sebesar 50% dari laba bersih tahun buku 2023, senilai total Rp10,45 triliun. Rencana tebar dividen ini ditetapkan BBNI pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2023 di Jakarta, 4 Maret 2024. Nilai pembagian dividen naik 42,76% dari total dividen tahun buku 2022 senilai Rp 7,32 triliun.

Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan sebesar Rp 280,49. Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah sebesar 60%, maka perseroan akan menyetorkan dividen sebesar Rp 6,27 triliun ke rekening negara. Adapun, porsi 50% lainnya dari laba bersih perseroan atau senilai Rp 10,45 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depannya. “Kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 50% di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang terus membukukan kinerja positif dengan capaian laba bersih senilai Rp 20,9 triliun di 2023,” ujar Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Perseroan juga berhasil mengelola rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 22% di Desember 2023, sehingga memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar, sambil tetap memenuhi kebutuhan bisnis dan investasi BNI Group.

Kinerja yang positif tersebut dicapai di tengah berbagai tantangan eksternal pada tahun 2023, yang utamanya disebabkan oleh peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta perlambatan ekonomi di Tiongkok.

Perseroan tetap konsisten dan disiplin menjalankan program transformasi selama tiga tahun terakhir. Langkah strategis ini telah menjadi turning point yang semakin memperkuat fondasi bisnis BNI.

Manajemen BBNI berkomitmen dan berupaya disiplin untuk terus melanjutkan program transformasi agar semakin berdampak positif pada kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional dan profitabilitas perusahaan. Peningkatan profitabilitas akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen corporate, UMKM, dan consumer, sehingga kualitas aset berada dalam kondisi yang sehat dalam jangka panjang.

Dengan berbagai inovasi digital, perseroan terus mendorong peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak. Manajemen juga proaktif mendorong berbagai program peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi."Kinerja positif pada 2023 menandakan keberhasilan program transformasi kami di BNI. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi bisnis dengan konsisten mendorong penguatan model bisnis dan penerapan budaya perusahaan," ujar Royke.

Kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6% (year on year/yoy), mencapai Rp 695 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip swasta maupun BUMN, kredit konsumen, dan anak perusahaan.

Kontribusi anak perusahaan BBNI ini didukung oleh penguatan kinerja yang berkelanjutan seiring dengan transformasi Perusahaan Anak yang sedang berlangsung seperti di BNI Finance dan hibank. "Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha," tambahnya.

Lebih lanjut, Royke menyatakan, BNI memperkuat inovasi digital dengan terus memperkuat digitalisasi pada proses bisnis, serta pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced. Perseroan juga proaktif meningkatkan keamanan data dan perlindungan privasi nasabah dari kejahatan siber, sehingga memungkinkan BNI untuk memiliki value proposition dan customer engagement yang unggul.

Di samping itu, Royke juga menjelaskan, sebagai bentuk komitmen Perseroan terhadap implementasi prinsip ESG, perseroan telah melakukan upaya-upaya seperti penetapan framework dan roadmap ESG untuk jangka pendek, menengah dan panjang, dengan target Net Zero Emission (NZE) Operasional pada tahun 2028 dan NZE Pembiayaan pada tahun 2060.

Perseroan juga melaksanakan analisis risiko terkait iklim terhadap aktivitas pembiayaan untuk sektor-sektor dengan emisi tinggi, peningkatan pembiayaan ke sektor ramah lingkungan, dan melakukan inventarisasi data emisi.

Untuk pelaksanaan yang lebih optimal, bank berpelat merah ini mempersiapkan infrastruktur manajemen data emisi sebagai alat untuk menghitung dan memantau emisi gas rumah kaca (GRK) perseroan. "Keberhasilan BNI dalam mempertahankan rating A dari MSCI merupakan salah satu bukti komitmen BNI untuk terus meningkatkan implementasi ESG dalam seluruh aspek operasional bank," sebutnya.

Adapun, RUPS Tahunan BBNI menyetujui pemberhentian dengan hormat Susyanto sebagai Komisaris BNI. RUPS Tahunan menyetujui pengangkatan Mohamad Yusuf Permana sebagai Komisaris.RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat dan pengangkatan kembali Askolani sebagai Komisaris BNI.

RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat Adi Sulistyowati sebagai Wakil Direktur Utama BNI. RUPS Tahunan mengalihkan penugasan Putrama Wahju Setyawan sebagai Wakil Direktur Utama BNI dari sebelumnya sebagai Direktur Retail Banking BNI.

RUPS Tahunan mengalihkan penugasan Corina Leyla Karnalies menjadi Direktur Retail Banking BNI dari sebelumnya sebagai Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI. BBNI menyetujui pengangkatan Hussein Paolo Kartadjoemena sebagai Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI. Sebelumnya menjabat sebagai SEVP of Corporate Development & Transformation BNI.

Kemudian, perseroan menyetujui pemberhentian dengan hormat Silvano Winston Rumantir sebagai Direktur Wholesale & International Banking BNI yang posisinya digantikan oleh Agung Prabowo.

RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat Muhammad Iqbal sebagai Direktur Institutional Banking BNI untuk digantikan oleh Munadi Herlambang. Sebelumnya, Munadi menjabat sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja.

RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat Sis Apik Wijayanto sebagai Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI yang diganti oleh I Made Sukajaya. Sebelumnya, I Made Sukajaya menjabat sebagai SEVP Remedial & Recovery BNI.

Dengan keputusan RUPS Tahunan ini, maka Susunan Anggota Dewan Komisaris BNI menjadi:

Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Pradjoto,

Wakil Komisaris Utama Pahala Nugraha Mansury,

Komisaris Independen Sigit Widyawan,

Komisaris Askolani,

Komisaris Independen Asmawi Syam,

Komisaris Mohamad Yusuf Permana,

Komisaris Independen Iman Sugema,

Komisaris Independen Septian Hario Seto,

Komisaris Independen Erwin Rijanto Slamet,

Komisaris Fadlansyah Lubis,

Komisaris Robertus Billitea,

Adapun susunan Anggota Direksi Perseroan menjadi:

Direktur Utama Royke Tumilaar,

Wakil Direktur Utama Putrama Wahju Setyawan,

Direktur Digital & Integrated Transaction Banking Hussein Paolo Kartadjoemena,

Direktur Enterprise & Commercial Banking I Made Sukajaya, Direktur Finance Novita Widya Anggraini,

Direktur Risk Management David Pirzada, Direktur Institutional Banking Munadi Herlambang,

Direktur Network & Services Ronny Venir,

Direktur Retail Banking Corina Leyla Karnalies,

Direktur Human Capital & Compliance Mucharom,

Direktur Technology & Operations Toto Prasetio,

Direktur Wholesale & International Banking Agung Prabowo,

"Dengan adanya keputusan para pemegang saham ini, diharapkan BNI dapat menjadi Lembaga Keuangan yang terunggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan," kata Royke. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved