Leaders

Jakarta Propertindo, Kembangkan Future Leaders untuk Kesinambungan Perusahaan

Jakarta Propertindo, Kembangkan Future Leaders untuk Kesinambungan Perusahaan

Pengalaman ketika menjalankan transformasi di tahun 2019 memicu PT Jakarta Propertindo (Perseroda), atau JakPro, untuk makin serius melakukan pengembangan talenta (talent management). Solihin, Direktur Dukungan Bisnis JakPro, mengatakan bahwa saat itu pihaknya mengalami kesulitan mencari orang untuk bisa menduduki posisi penting di JakPro ataupun di anak perusahaannya, sehingga akhirnya harus meng-hire dari luar.

“Ini terjadi karena sebelumnya talent tidak dipersiapkan untuk menduduki posisi pada waktu tertentu, seiring dengan fokus perusahaan dan change management yang terjadi,” katanya.

Maka, JakPro pun merumuskan dan menjalankan talent management sejak 2019, dan diharapkan dampaknya dapat dirasakan atau dinikmati tahun 2025 dan seterusnya. Strategi yang dijalankannya dalam pengembangan talenta: tahun 2019, mulai menempatkan orang-orang terbaik sebagai kepala divisi dan manajer yang posisinya satu dan dua level di bawah direksi.

Dia mengatakan, pemilihan orang-orang yang memiliki potensi dan kompetensi yang tepat pada posisi kepala divisi dan manajer tersebut disertai dengan peningkatan kemampuan atau skill manajerial untuk dapat menempati posisi puncak di masa mendatang. “Kami sebut tahap ini sebagai tahap membangun fondasi, yang rentang waktunya adalah tahun 2019-2021,” Solihin menegaskan.

Tahap berikutnya, tahun 2022-2025, adalah tahap pengembangan atau expand; Jakpro memilih, menempatkan, dan membina SDM pada posisi asisten manajer ke bawah. Dan, diharapkan, di tahun 2025 ke atas, perusahaan sudah bisa mencetak top leaders, khususnya untuk Jakpro dan anak perusahaan. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk bisa menjadi diaspora Jakpro yang ditempatkan di perusahaan atau BUMD lain.

“Jadi, attract the right people menjadi salah satu fokus dalam Transformation Journey Jakpro tahun 2019-2025. Yang diharapkan, mulai tahun 2025 Jakpro dapat menjadi leadership factory for infrastructure players in the region,” kata Solihin.

Untuk menjalankan strategi tersebut, menurut Solihin, tentu diperlukan perangkat yang dapat mengukur setiap tahap, serta melakukan penilaian dan evaluasi. Karena itu, JakPro membangun High Performance Culture, yang meliputi processes, system, management, dan people.

Strategi pengelolaan SDM di JakPro tahun 2019-2025 seharusnya sesuai dengan rencana. Namun sayangnya, sebagaimana kita tahu, di tahun 2020 negara kita dihadapkan pada masalah pandemi yang memengaruhi blueprint pengembangan SDM di JakPro. Karena itu, kata Solihin, agar tetap ada alignment terhadap visi, misi, nilai-nilai perusahaan, serta corporate strategy Jakpro, diperlukan revitalisasi transformasi terhadap strategi 2022-2023 dan 2024-2025.

Tidak hanya itu, JakPro juga mengembangkan Talent Management System sebagai upaya untuk memastikan ketersediaan future leader Jakpro Group, guna menjaga kesinambungan operasional perusahaan di masa mendatang, baik untuk memenuhi kebutuhan internal Jakpro Holding maupun anak perusahaan. Tahapannya dimulai dari talent acquisition, dengan memilih orang-orang yang tepat dan memiliki kompetensi untuk menjalankan suatu proses.

Lalu, melakukan talent identification terhadap talent yang ada dengan mempertimbangkan potensi, kompetensi, dan kinerja selama bekerja dalam periode tertentu. Dan, selanjutnya, talent development untuk melatih mereka, dan terakhir talent deployment di mana menempatkan talent pada posisi-posisi kunci.

Di samping itu, JakPro juga menjalankan proses accelerated talent, salah satunya dengan memperkaya pengalaman bekerja. Caranya, dengan memberikan penugasan (project assignment), internal management trainee/acting leader, on the job training/internal secondment, dan rotasi karyawan atau job change rotation.

“Proses ini menjadi bagian dari model pembelajaran 70:20:10. Selain mentoring dan coaching, kami juga memiliki classroom training, kursus, dan sertifikasi, serta memacu mereka untuk membaca atau mengamati kondisi tertentu di perusahaan. Semua itu merupakan bagian development talenta-talenta kami,” Solihin menegaskan.

Selanjutnya, ada program penempatan talent yang disebut Talent Mobility Jakpro Group. Setiap talent yang bagus, dan memiliki kompetensi yang baik, dirotasi atau ditempatkan pada anak-anak usaha sebagai bentuk apresiasi atau pemberian tanggung jawab lebih.

“Kami mutasi dari anak usaha yang satu ke anak usaha yang lain, begitu juga dari holding ke anak perusahaan dan sebaliknya. Proses ini diharapkan akan memperkaya kemampuan setiap talent yang kami siapkan untuk menjadi leader di masa yang akan datang,” kata Solihin.

Untuk pengembangan soft skill dan kompetensi karyawan, JakPro melakukan assessment secara bertahap, setiap dua tahun sekali. Selain dimaksudkan untuk mengatasi gap kompetensi teknis karyawan, fokus pembelajaran dan pengembangan juga diarahkan pada kompetensi perilaku karyawan yang diperoleh berdasarkan hasil assessment center, dengan fokus pada tiga prioritas pengembangan, yaitu strategic thinking, developing others, serta planning & organizing.

“Kami juga menilai keberhasilan program yang kami laksanakan, dimulai dari seberapa banyak yang bisa dipelajari oleh karyawan yang melalui program tersebut, sampai bagaimana mereka mengaplikasikan apa yang mereka dapatkan dari training sehingga bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan,” Solihin menjelaskan.

Dengan memiliki tujuh anak perusahaan dan sembilan perusahaan terafiliasi, menurutnya, JakPro sangat tergantung pada potensi dan kompetensi karyawan. Kemudian, kinerja mereka pun dilihat. Ini untuk memastikan suksesi dan perputaran talenta berjalan bagus.

Solihin mengungkapkan, saat ini banyak talenta potensial di JakPro yang bisa ditempatkan untuk menduduki posisi puncak di masa medatang. Mereka adalah talenta-talenta dari posisi manajer, bahkan ada yang memulainya dari staf. Usianya pun relatif masih muda, 39-41 tahun.

“Saat ini kami punya 21 manajer senior atau vice president dengan rata-rata usia 47 tahun, bahkan ada yang usia 41. Kemudian, manajer cukup banyak, ada 60 orang dengan rata-rata usia di bawah 40 tahun,” kata Solihin.

Dari sisi bisnis, tahun 2022, Jakpro membukukan pendapatan Rp 1,09 triliun. Tumbuh 40% dibandingkan tahun 2021, yang sebesar Rp 778,18 miliar. (*)

Vina Anggita


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved