Technology

Pentingnya Kolaborasi agar Industri Aset Kripto Indonesia Tumbuh Optimal

Pentingnya Kolaborasi agar Industri Aset Kripto Indonesia Tumbuh Optimal
Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) dan AFTECH berkolaborasi kembangkan industri kripto.

Perdagangan fisik aset kripto berkembang cukup masif dalam beberapa tahun terakhir, di mana data Bappebti jumlah investor aset kripto yang terdaftar mencapai 18,51 juta pada akhir 2023. Hal ini mencerminkan tingginya minat terhadap aset kripto sebagai produk yang lahir dari teknologi blockchain.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Pandu Patria Sjahrir mengatakan, pembahasan mengenai teknologi blockchain saat ini penggunaannya tidak hanya terbatas pada dalam transaksi perdagangan aset kripto, namun implementasinya sudah merambah cukup luas ke sektor keuangan yang memanfaatkan blockchain dalam transaksi bisnis trade finance dan remittance. Beberapa layanan keuangan bahkan sudah memanfaatkan blockchain dalam operasionalnya.

Laporan dari CB Insights tahun 2022 juga mengidentifikasi beberapa layanan keuangan yang dapat memanfaatkan blockchain seperti untuk pembayaran, kliring dan settlement, penggalangan dana, sekuritas yang di tokenisasi, pinjaman dan pembiayaan, Know Your Customer (KYC) dan fraud prevention. Hal ini menegaskan bahwa blockchain merupakan inovasi teknologi yang krusial dalam pengembangan ekosistem keuangan digital.

“Agar potensi ini dapat dioptimalkan, maka perlu kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pelaku usaha fintech. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong berbagai inovasi dalam penyediaan layanan keuangan digital. Hal ini juga yang menjadi latar belakang terbentuknya kerja sama antara Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) dan AFTECH,” katanya, Rabu (06/03/2024).

Wakil Ketua Umum ASPAKRINDO Bidang Aset Kripto Mohammad Naufal Alvira mengatakan kerja sama tersebut dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan pengembangan industri aset kripto serta dinamika yang terjadi di dalamnya. Selain itu juga untuk menjadi jembatan untuk berbagi pengetahuan (knowledge sharing) melalui berbagai kegiatan.

“Sebagai upaya meningkatkan literasi publik, kedua asosiasi secara rutin setiap tahunnya mengadakan Bulan Literasi Kripto (BLK) pada bulan Mei dan Bulan Fintech Nasional (BFN) pada bulan November. Hal ini menjadi bukti nyata komitmen dari peran asosiasi untuk memajukan literasi masyarakat Indonesia di sektor keuangan digital,” katanya.

Wilson Andrew selaku Direktur sekaligus Head of External Affairs Pluang memandang kolaborasi ini akan semakin mempercepat laju adopsi keuangan digital dan memberikan kontribusi nyata untuk mendorong financial deepening dan mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045. Tingkat kepercayaan masyarakat akan industri aset keuangan digital dan kualitas market conduct pelaku usaha yang baik juga akan terjaga dan terus meningkat.

“Sinergi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan, mendorong inovasi dalam layanan keuangan digital, serta meningkatkan literasi publik. Kami berharap juga dapat menjadi landasan yang kokoh untuk pengembangan aset kripto yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia,” ungkapnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved