Economic Issues

BI Diprediksi Turunkan BI Rate 50 bps pada Semester II 2024

BI Diprediksi Turunkan BI Rate 50 bps pada Semester II 2024

Kondisi global dan domestik, seperti risiko higher for longer dan dampak El-Nino terhadap inflasi pangan, masih menjadi risiko terhadap perkembangan ekonomi Indonesia pada tahun 2024. Namun demikian, pada tahun 2023 – ekonomi Indonesia masih tumbuh secara solid sebesar 5,05%. Selain itu, level inflasi juga masih terjaga, meskipun inflasi pangan masih tetap tinggi di tengah dampak El-Nino yang masih terjadi.

Chief Economist Permata Bank Josua Pardede menjelaskan, berdasarkan lapangan usaha, sektor-sektor yang terkait mobilitas dan leisure masih mencatatkan pertumbuhan dua digit. Penanaman modal, baik asing dan domestik, juga masih tumbuh secara solid pada tahun 2023.

“Berdasarkan wilayah, Jawa masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski begitu, wilayah Sulawesi dan Maluku-Papua berhasil tumbuh lebih cepat sejalan dengan masih peningkatan investasi hilirisasi produk mineral dasar seperti nikel,” katanya (07/03/2024).

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, Josua memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 diperkirakan masih akan tumbuh solid pada kisaran 5,07% – utamanya didorong oleh pasar domestik. Selain itu, inflasi Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan akan tetap terkendali di level 3,08%.

“Sejalan dengan inflasi yang terkendali dan stabilitas nilai tukar Rupiah, Bank Indonesia diperkirakan berpotensi untuk menurunkan suku bunga BI rate sebesar 50bps menjadi 5,50% pada paruh kedua 2024. Pertumbuhan kredit perbankan juga diperkirakan akan tetap tumbuh solid pada tahun 2024,” ujarnya.

Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lebih baik dari proyeksi sebelumnya di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi. Ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3,1% pada 2023 dan 3,0% pada 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya masing-masing sebesar 3,0% dan 2,8%.

Perbaikan terutama ditopang lebih kuatnya kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India sejalan dengan konsumsi dan investasi yang tinggi. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang masih lemah serta kontraksi pertumbuhan ekonomi di Inggris dan Jepang yang telah terjadi dalam dua triwulan berturut-turut dapat menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi dunia.

Eskalasi ketegangan geopolitik yang masih berlanjut juga dapat mengganggu rantai pasokan, meningkatkan harga komoditas pangan dan energi, serta menahan laju penurunan inflasi global. “Perkembangan ini mengakibatkan ketidakpastian di pasar keuangan dunia masih tinggi. Suku bunga Fed Funds Rate (FFR) diperkirakan baru mulai menurun pada semester II 2024, sejalan dengan inflasi AS yang masih tinggi,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved