Management

L'Oréal Indonesia Capai 100% Energi Terbarukan di Semua Situs Operasional

L'Oréal Indonesia Capai 100% Energi Terbarukan di Semua Situs Operasional

Setelah beralih ke energi terbarukan sejak 2014, L'Oréal Indonesia mengumumkan pencapaian pengadaan 100% energi terbarukan di seluruh situs operasionalnya. Hasil ini dapat tercapai dua tahun lebih cepat dari target global perusahaan pada tahun 2025.

Upaya transformasi ini sejalan dengan komitmen keberlanjutan perusahaan yaitu 'L'Oréal for the Future' dan misi pemerintah Indonesia untuk mempercepat dekarbonisasi industri sebagai bagian integral dari target Net Zero Emission 2060 Indonesia.

"Transisi kami dalam pengadaan 100% energi terbarukan yang dimulai satu dekade lalu dan pemasangan boiler listrik inovatif baru-baru ini tidak hanya menunjukkan komitmen kami terhadap keberlanjutan, tetapi juga menunjukkan peran perintis L'Oréal dalam mendorong industri menjadi lebih berkelanjutan," ujar Junaid Murtaza, Presiden Direktur L'Oréal Indonesia.

Lebih jauh ia menjelaskan, L’Oréal Indonesia memulai pengadaan energi terbarukan pada tahun 2014 dengan mengadopsi energi terbarukan yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLN Kracak untuk pabriknya di Cikarang. Di tahun 2017, kantor pusat dan gudangnya turut beralih ke solusi energi terbarukan.

Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menghilangkan penggunaan gas di pabriknya, pada akhir tahun 2023, L’Oréal Indonesia menghilangkan penggunaan gas dengan memasang boiler listrik sebagai teknologi pemanas yang lebih berkelanjutan untuk pabriknya. Pemasangan boiler listrik dipilih dengan cermat melalui studi mendalam yang dilakukan oleh konsultan keberlanjutan terkemuka, yaitu ENGIE Impact, Tractabel Engineering dan ERM (Environmental Resources Management).

“Kami telah mengadopsi pendekatan dua arah untuk membatasi jejak karbon, mengurangi emisi dari lokasi industri kami dengan meningkatkan pengadaan energi terbarukan secara lokal, dan meningkatkan efisiensi energi yang selaras dengan Greenhouse Gas (GHG) Protocol.

Kami percaya ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan setiap aktivitas yang dilakukan menghormati batasan-batasan planet dan target berbasis sains," tutur Hassan Asif, Direktur Pabrik L'Oréal Indonesia.

Selain mempercepat pengadaan energi terbarukan, L’Oréal juga mengembangkan praktik keberlanjutan lainnya di pabrik seperti memasang pendingin bertenaga angin, hingga mengolah air limbah untuk digunakan kembali menjadi bahan bakar semen alternatif. Perusahaan juga telah mengoptimalkan penggunaan air di seluruh operasi pabrik sebagai bagian dari perjalanan untuk menjadi pabrik Waterloop pada tahun 2026.

"Dan kami pun turut melindungi keanekaragaman hayati di sekitar pabrik kami yang memiliki area hijau sebesar 37%. Dengan merangkul solusi inovatif, kami mengambil langkah proaktif dalam mengurangi dampak operasional terhadap planet ini,” tambah Hassan.

Di sisi lain, L’Oréal terus berupaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Indonesia. Kemajuan sosial ini tercermin melalui program-program perusahaan seperti L’Oréal-UNESCO For Women in Science dan L’Oréal Beauty for a Better Life, yang menyediakan pendanaan untuk perempuan peneliti dan menyediakan program pelatihan kecantikan intensif gratis untuk memberdayakan perempuan yang menghadapi hambatan sosio-ekonomi.

Berbagai merek ikonik perusahaan turut mengambil peran aktif dalam mengatasi berbagai tantangan sosial melalui program-program brand cause seperti L’Oréal Paris StandUp Against Street Harassment, dan program kesadaran kesehatan mental seperti Maybelline Brave Together.

Melalui berbagai program sosial kemasyarakatan ini, perusahaan telah memberdayakan lebih dari 800.000 penerima manfaat di seluruh Indonesia. "Harapan kami untuk masa depan adalah bahwa kami ingin mengingatkan setiap orang bahwa isu lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Dengan upaya kolektif, kami optimis dapat mencapai tujuan yang ditetapkan untuk pengurangan emisi di Indonesia," kata Junaid.

Berdasarkan tren konsumen terbaru, terdapat perubahan harapan dan perilaku konsumen yang signifikan terhadap kesadaran akan keberlanjutan lingkungan, di mana 88% dari kalangan muda menyatakan kekhawatiran mendalam tentang perubahan iklim. Lebih lanjut, 94% dari mereka turut mendorong perubahan struktural yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta, dan 82% bahkan bersedia membayar ekstra untuk produk ramah lingkungan. Hal ini menyoroti adanya permintaan pasar yang signifikan untuk pilihan produk yang lebih berkelanjutan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved