Capital Market & Investment

Imbas Gejolak Harga Komoditas di ADRO dan MDKA, NAV Saratoga Turun 20%

Imbas Gejolak Harga Komoditas di ADRO dan MDKA, NAV Saratoga Turun 20%

Harga komoditas batubara pada tahun 2023 mengalami gejolak yang disebabkan oleh berbagai faktor. Gejolak harga ini membuat perusahaan seperti Merdeka Copper Gold (MDKA) dan Adaro Energy Indonesia (ADRO) terdampak, meski secara kinerja keuangan dua perusahaan ini masih positif.

Dampak tersebut tidak hanya mengenai ADRO dan MDKA, tetapi juga ke Saratoga Investama Sedaya (SRTG) yang merupakan salah satu pemilik saham di kedua perusahaan tersebut. Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengungkapkan bahwa tahun 2023 lalu perseroan mencatat Nilai Aset Bersih (Net Asset Value/NAV) sebesar Rp 48,9 triliun. NAV tersebut mengalami penurunan 20% dibandingkan tahun 2022.

“Gejolak harga komoditas sepanjang tahun 2023 telah berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. Fluktuasi harga saham tersebut ikut berdampak terhadap NAV Saratoga pada akhir tahun lalu,” kata Devin dalam rilis resmi, Senin (18/3/2024).

Meski begitu, Devin meyakini bahwa dengan fundamental baik yang dimiliki, perusahaan portofolio seperti ADRO dan MDKA akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan. “Apalagi dua entitas perusahaan tersebut berada di sektor strategis, yaitu komoditas batubara, emas, nikel dan juga bisnis hilirisasi komoditas, yang berdampak langsung terhadap perekonomian global maupun domestik,” ucapnya.

Diketahui pada tahun 2023 ADRO berhasil melanjutkan kinerja positif dengan mencatat volume produksi batubara sebesar 65,9 juta ton, tumbuh 5% secara year on year (yoy) dengan volume penjualan naik 7% yoy menjadi sebesar 65,7 juta ton. Pencapaian tersebut di atas target tahun 2023 sebesar 62-64 juta ton.

ADRO membukukan pendapatan pada tahun 2023 sebesar US$6,5 miliar, turun 20% yoy dengan EBITDA operasional mencapai US$2,6 miliar, menurun 49% yoy. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga rata-rata penjualan batubara sebesar 26% yoy pada tahun 2023. Walaupun demikian, neraca ADRO tetap terjaga di tingkat yang sehat dengan posisi kas bersih sebesar US$1,9 miliar pada tahun 2023.

Sementara itu, kinerja MDKA pada tahun 2023, mencatat peningkatan produksi emas menjadi 138.666 ounce (oz), naik 11% secara tahunan. Sementara harga rata-rata penjualan emas juga meningkat 8% yoy di level US$1,939/oz. Produksi tembaga turun 35% yoy menjadi 12.706 ton akibat adanya penundaan sementara dalam pengiriman bahan peledak. Produksi tembaga sudah menunjukkan pemulihan pada kuartal IV 2023.

Pada komoditas nikel, tahun 2023 produksi nikel matte mencapai 30.333 ton sementara produksi NPI meningkat 68% yoy menjadi 65.117 ton sebagai dampak dari mulai beroperasinya smelter PT Zhao Hui Nickel (ZHN). Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) akan memasok sekitar setengah dari kebutuhan bijih nikel dari smelter yang dimiliki MBMA pada tahun 2024, sehingga mengurangi dampak dari fluktuasi harga nikel dunia.

Pengiriman bijih Tambang SCM melonjak dari 43.989 ton pada kuartal III 2023 menjadi 2,9 juta ton pada kuartal 4 2023. SCM menargetkan penjualan bijih nikel sebesar 15 juta ton pada tahun 2024 (4 juta ton safrolit dan 11 juta ton limonit).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved