Capital Market & Investment

Bisnis Panas Bumi Membara, Pendapatan BREN US$594 Juta Naik 4,4%

Bisnis Panas Bumi Membara, Pendapatan BREN US$594 Juta Naik 4,4%
Laba BREN pada 2023 naik 4,4%, disebebkan produksi listrik panas bumi sebesar 3,4%.

Emiten energi terbarukan Barito Renewable Energy (BREN) resmi mengumumkan laporan kinerja keuangannya untuk periode tahun 2023. Perseroan mampu meraup laba bersih konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 17,9% menjadi sebesar US$107,4 juta dari US$91,1 juta pada tahun 2022.

Pendapatan perseroan meningkat sebesar US$25,1 juta, menjadi US$594,9 juta (+4,4% YoY). Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan produksi uap dan listrik secara keseluruhan sebesar 3,4% YoY, serta pertumbuhan tarif penjualan listrik dan uap sebesar 1,3% - 3,3% YoY di Salak, Darajat dan Wayang Windu.

Beban sebelum beban keuangan dan pajak konsolidasi mengalami kenaikan terutama disebabkan oleh kenaikan beban penyusutan sebesar US$5,7 juta atas sumur-sumur baru Salak, Darajat dan Wayang Windu yang telah dioperasikan pada tahun 2022. Penyebab lain adanya kenaikan tunjangan produksi kepada Pertamina Geothermal Energy sebesar US$1,7 juta yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dan laba operasional bersih dan kenaikan beban konsultan dan teknisi sebesar US$1,9 juta.

Selanjutnya beban keuangan pada tahun 2023 meningkat karena perusahaan mulai membukukan beban bunga untuk periode selama 12 bulan atas pinjaman dari Bangkok Bank Public Company Limited yang penarikannya dilakukan pada bulan Desember 2022. Selain itu, rata-rata tingkat suku bunga pada tahun 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,7% dibandingkan dengan beban bunga pada tahun 2022.

“Meskipun kami telah mencapai hasil operasional yang solid, beban keuangan kami meningkat. Pada bulan Desember 2022, kami mengambil pinjaman baru untuk membiayai akuisisi penambahan saham di aset operasional kami yaitu Wayang Windu, Salak, dan Darajat, sebagai bagian dari upaya kami untuk memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham. Meskipun kenaikan beban keuangan berdampak pada penurunan laba bersih setelah pajak menjadi US$145,3 juta, penurunan nilai kepentingan non pengendali telah meningkatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan minoritas sebesar 17,9% YoY menjadi US$107,4 juta,” ujar Direktur Utama BREN Hendra Soetjipto Tan.

EBITDA tumbuh sebesar 6,1% YoY menjadi US$501,9 juta pada tahun 2023 dari US$472,9 juta pada tahun 2022. Kenaikan EBITDA terutama disebabkan kenaikan pendapatan sebesar US$25,1 juta.

Hendra menyatakan bahwa pada tahun 2023, total aset mencapai US$3.508,4 juta dibandingkan dengan US$3.393,7 juta pada tahun 2022. Perseroan mempertahankan profil neraca yang lebih kuat dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas turun menjadi sebesar 2,3x pada tahun 2023 dibandingkan dengan 4,01x pada tahun 2022. “Hal ini mencerminkan kemampuan finansial kami untuk mendukung rencana ekspansi kami di tahun-tahun mendatang,” kata Hendra, dalam rilis resminya kemarin.

Sebagai perusahaan energi terbarukan di Indonesia, lanjut Hendra, perusahaan mewujudkan pencapaian penting lainnya pada tahun 2023 yakni berhasil menyelesaikan penawaran umum perdana (IPO) senilai US$200 juta. Selanjutnya, perseroan juga mendiversifikasi portofolio energi terbarukan di luar panas bumi melalui akuisisi aset pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dengan potensi kapasitas yang cukup besar.

“Pada tahun 2023, kami dengan bangga mengumumkan bahwa kami terus memberikan kinerja pertumbuhan yang stabil pada tahun ini, yang menunjukkan profil pertumbuhan yang stabil di operasional panas bumi kami. Kami mencatat pendapatan sebesar US$594,9 juta (+4,4% YoY), yang terutama disebabkan oleh peningkatan produksi listrik panas bumi sebesar 3,4% dan pertumbuhan tarif Salak, Darajat, dan Wayang Windu,” ujarnya.

Hendra mengaku perseroan berkomitmen untuk menjaga keunggulan operasional dan tercermin dalam realisasi capacity factor, yang tetap berada di atas 90% sepanjang tahun 2023 dan memperkuat posisi panas bumi sebagai energi terbarukan dengan energi baseload yang dapat diandalkan. Selain itu, margin EBITDA menjadi 84% dibandingkan dengan 83% pada tahun sebelumnya.

“Ke depannya, kami tetap menjalankan rencana ekspansi kami untuk mengoperasikan kapasitas sebesar 1.300 MW pada tahun 2028, yang akan dicapai melalui pengembangan unit-unit baru di wilayah operasi panas bumi kami yang sudah ada dan pengembangan kawasan greenfield di bidang energi panas bumi maupun tenaga angin,” ujar Hendra menutup keterangannya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved