My Article

Pengembangan Kepemimpinan melalui Self-Awareness

Oleh Editor
Pengembangan Kepemimpinan melalui Self-Awareness
Jusuf Irianto, Guru Besar Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga

Di era perubahan lingkungan saat ini, perusahaan harus mampu mengatasi berbagai masalah dengan tepat. Kondisi lingkungan penuh tekanan dan persaingan bersifat dikotomis. Di satu sisi, perubahan merupakan ancaman dan di sisi lain membuka peluang bagi keberhasilan perusahaan.

Perubahan ditandai kondisi dinamis yang mendisrupsi perusahaan dan kehidupan secara umum. Kondisi lingkungan perusahaan berubah setiap saat yang tak dapat diprediksi. Perubahan memicu ketidakpastian membutuhkan peran pemimpin untuk mengendalikan arah perubahan.

Terdapat berbagai cara pengendalian perubahan lingkungan. Pimpinan perusahaan fokus pada penguatan ketahanan organisasi dan proses bisnis. Penguatan organisasi ditempuh melalui tata kelola yang agile untuk menyeimbangkan antara stabilitas dengan dinamika perubahan.

Paradigma penyeimbang tersebut berupa tata kelola lebih kuat dan mampu mendukung perusahaan menghadapi dampak perubahan. Tata kelola terkait manajemen krisis, ketahanan, dan agile management, serta didukung strategi berbasis kepemimpinan yang berkapasita.

Kapasitas pemimpin perusahaan dapat diandalkan untuk mengatasi berbagai masalah. Pemimpin mampu merespons dampak perubahan secara tepat seraya menawarkan solusi terbaik. Pimpinan berkontribusi bagi perusahaan untuk memberi hasil terbaik secara profesional.

Kepemimpinan profesional cenderung mampu meningkatkan kinerja perusahaan yang berdampak pada kepuasan pelanggan. Pemimpin mampu memenuhi semua kebutuhan serta mendorong peningkatan kepuasan pelanggan sebagai indikator utama kinerja perusahaan.

Sebagai garda depan operasional, pemimpin memastikan semua kebijakan dapat diimplementasikan lebih efektif. Di tengah kehati-hatian dan keseriusan menghadapi dampak perubahan, pimpinan tetap tangguh mampu menyusun strategi yang tepat mengatasi masalah.

Kualitas dan ketangguhan pemimpin perusahaan tampak saat menghadapi masa krisis. Pemimpin mampu merumuskan berbagai alternatif keputusan sebagai solusi terbaik mengatasi krisis. Karena itu, kemampuan kepemimpinan perusahaan perlu dikembangkan.

Pengembangan kemampuan pimpinan perusahaan dapat dicapai melalui program training and development. Tujuannya adalah untuk mengembangkan dan menanamkan karakter khas kepemimpinan yang lebih profesional.

Melalui pelatihan dan pengembangan yang dirancang efektif, pemimpin perusahaan diberi kesempatan mengembangkan kapasitas diri mendukung tugas dalam mengelola situasi krisis. Pimpinan lebih tangkas dalam membangun perusahaan mencapai kinerja terbaik.

Dalam konteks perubahan lingkungan, pemimpin mampu meletakkan fundamen kuat bagi tata kelola perusahaan yang lebih baik. Capaian kinerja terbaik secara berkelanjutan adalah tuntutan yang tak dapat diabaikan bagi setiap pimpinan perusahaan.

Self-Awareness

Pimpinan perusahaan dituntut memiliki kesadaran diri (self-awareness) untuk selalu bersedia mengembangkan dirinya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan. Dalam konteks inilah, kesadaran diri berfungsi sebagai alat memperkuat kapasitas kepemimpinan perusahaan.

Self-awareness sebagai kesadaran pimpinan agar mampu mengenali dan kemudian memperbaiki kelemahan atau kekurangan. Dengan sadar, pimpinan mendorong pertumbuhan perusahaan sekaligus memperkuat tim kerja guna mencapai kinerja terbaik secara berkelanjutan.

Perusahaan berorientasi memberi pelayanan terbaik bagi pelanggan didukung kesadaran diri pimpinan untuk mengembangkan kapasitasnya. Kapasitas diri sebagai kemampuan pimpinan mampu mengidentifikasi dan memahami berbagai kelemahan dan kekuatannya.

Untuk mengatasi kelemahan atau keterbatasannya, pimpinan sadar untuk selalu belajar. Tujuan belajar adalah memperluas wawasan, keterampilan, dan kapasitas diri agar dapat beradaptasi dan mengatasi berbagai ketidakpastian sebagai dampak perubahan lingkungan. Namun, tuntutan merespon perubahan cenderung tak diikuti kesadaran pimpinan untuk meningkatkan kapasitas. Tasha Eurich (2018) dalam tulisan bertajuk “What Self-Awareness Really Is (and How to Cultivate It): It’s not Just About Introspection”, tak banyak individu yang memiliki kesadaran diri untuk mengetahui kelemahan dan kemudian berupaya untuk mengatasinya.

Kelangkaan kesadaran diri dipicu berbagai hambatan, mitos, serta bias makna kesadaran diri. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan kekuasaan. Kedua faktor ini menghambat kesadaran dan introspeksi diri yang membuat individu tak dapat mengenali kekurangan dirinya.Karena itu, para pemimpin perusahaan dituntut agar selalu menyadari dirinya dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan.

Pengembangan diri dapat ditempuh melalui proses pembelajaran agar dapat mengetahui potensi dan kelemahannya secara lebih jelas. Kepemimpinan yang tak memiliki kemampuan memadai bakal menurunkan kinerja.

Kegagalan terjadi tatkala salah memberikan instruksi kepada tim sehingga salah pula arah yang dituju. Kegagalan juga tampak dalam koordinasi yang melibatkan berbagai kelompok.Komunikasi dan koordinasi lemah mengakibatkan tertundanya pelaksanaan pekerjaan, penurunan semangat kerja, serta inkonsistensi mutu hasil kerja.

Kepemimpinan lemah memicu perusahaan gagal menghasilkan produk terbaik memicu penurunan kepuasan pelanggan.Penurunan kepuasan dikhawatirkan dapat memengaruhi tingkat kepercayaan (trust) pelanggan terhadap perusahaan. Tanpa kesadaran diri untuk mengembangkan kemampuan sebagai pemimpin, perusahaan kian bermasalah gagal mencapai target yang telah ditetapkan.

Memudarnya harapan dan kepercayaan pelanggan dikhawatirkan akan mengganggu citra perusahaan yang telah dibangun. Sebab itu, pengembangan mental kepemimpinan yang profesional merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi demi keberhasilan perusahaan.Kemajuan perusahaan yang telah dicapai harus terus dipelihara dengan membangun mentalitas kepemimpinan yang lebih kuat.

Mentalitas kuat pemimpin merupakan daya dorong bagi pengembangan perusahaan menuju kesuksesan.Pimpinan perusahaan menujukkan contoh terbaik bagi staf untuk menegakkan tindakan disiplin, terbuka, meneggakkan norma dan etika, bersikap respek dan saling menghargai dan menghormati, serta sensitif terhadap tuntutan pelanggan.

Berbagai masalah yang mengancam kinerja perusahaan dapat diredam melalui pimpinan yang sadar untuk selalu belajar. Perusahaan di era perubahan ditantang mampu melewati berbagai krisis. Mental kepemimpinan berkapasitas merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.

Perusahaan butuh pimpinan berkarakter yakni selalu menyadari kelemahan serta mampu menyelesaikan semua masalah. Arah perkembangan perusahaan dirancang sistematis didukung oleh mental kepemimpinan berkapasitas mampu mencapai kinerja perusahaan yang terbaik.

Pemimpin yang sadar untuk mengembangkan diri menjadi lebih profesional dipastikan mampu membuat keputusan terbaik untuk mengatasi masalah. Pengembangan leader akan lebih efektif jika didukung oleh kesadaran diri setiap pimpinan untuk meningkatkan kemampuannya.

Sebaliknya, jika kesadaran diri untuk mengembangkan kemampuan tergolong rendah, maka permasalahan akibat perubahan lingkungan kian membesar dan sulit diatasi. Hal ini tentu menghambat perusahaan dalam mencapai keberhasilan yakni meraih target yang ditetapkan.

Penulis: Jusuf Irianto, Guru Besar Manajemen SDM Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved