Capital Market & Investment

Pasar Kripto Terkoreksi, Investor Tetap Optimistis Prospek Selanjutnya

Pasar Kripto Terkoreksi, Investor Tetap Optimistis Prospek Selanjutnya

Pasar kripto tengah mengalami koreksi selama beberapa hari terakhir. Melansir CoinMarketCap, Bitcoin sebagai salah satu aset kripto yang paling populer, terkoreksi 12,76% dalam sepekan ke level US$ 62.740 atau setara Rp986 juta (kurs Rp 15.721) dua hari kemarin.

Kemudian, Ethereum mengalami penurunan 20% dalam sepekan, ke level Rp50,59 juta. Selanjutnya, XRP terpantau melemah sebesar 15,41 dalam periode yang sama, di area Rp9.262. Walau demikian, analis menilai pasar kripto terus mencatatkan perkembangan positif.

“Pasar kripto tetap berkembang positif. Selain harga Bitcoin dan beberapa aset kripto lain yang telah menciptakan titik harga tertinggi (All-Time-High) baru sepanjang masa, volume transaksi perdagangan dan jumlah investor kripto di Indonesia pun juga dilaporkan meningkat,” kata Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin dalam siaran pers di Jakarta (22/03/2024).

Baru-baru ini, Bappebti juga mengumumkan bahwa transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia telah mencapai Rp30 triliun dan jumlah investor kripto menyentuh 19 juta orang per bulan Februari lalu. Selain itu, optimisme investor kripto masih terpantau relatif tinggi, kendati pasar saat ini sedang mengalami koreksi.

“Indeks fear and greed saat ini berada di level 74 ‘greed’, setelah sempat berada di area 85 ‘extreme greed’ untuk pertama kalinya sejak Februari 2021. Selain itu, yield untuk stablecoin yang naik signifikan turut menyoroti meningkatnya optimisme pasar yang sangat tinggi dan tingginya permintaan likuiditas untuk membeli aset kripto non-stable,” ungkap Fahmi.

Fahmi menegaskan, optimisme yang berada pada level terlalu tinggi memang rawan membuat harga terkoreksi. Namun, terlepas dari potensi berlanjutnya koreksi jangka pendek yang ada, tren besar kripto masih sangat bullish. Salah satunya dapat dilihat dari adopsi ETF Bitcoin Spot yang semakin positif sejak diluncurkan Januari lalu.

Sejak diresmikan, kepemilikan kolektif sembilan ETF Bitcoin Spot telah mencapai 453.503,98 BTC, atau senilai US$30,29 miliar atau setara Rp473,7 triliun, di mana BlackRock menempati urutan teratas. “Ini menggambarkan tingginya kepercayaan dan ketertarikan investor tradisional di Amerika Serikat terhadap Bitcoin. Hal ini bisa turut mempengaruhi penerimaan investor secara global terhadap aset kripto,” ujarnya.

Selain itu, tantangan ekonomi yang ada saat ini juga menyoroti pentingnya investor untuk mengadopsi instrumen investasi alternatif, di antaranya seperti aset kripto. Berinvestasi di pasar kripto banyak dianggap oleh investor tradisional sebagai langkah untuk lebih mendistribusikan risiko dan mendapatkan eksposur terhadap peluang pertumbuhan di industri yang sedang berkembang pesat.

Lembaga pengelola dana pensiun pemerintah Jepang (GPIF) sebagai institusi pemerintah pengelola dana pensiun terbesar di dunia dengan dana kelolaan US$1,4 triliun, bahkan juga dikabarkan sedang mengeksplorasi Bitcoin untuk diversifikasi portofolio. Saat ini pasar crypto telah memasuki fase bull run.

“Meskipun koreksi jangka pendek kemungkinan akan terjadi hingga beberapa minggu setelah Bitcoin Halving, saat ini dapat dikatakan masih relatif early dan belum terlambat untuk berinvestasi kripto. Investor juga bisa memanfaatkan momentum ini untuk buy the dip atau membeli dengan harga yang lebih rendah,” ujar Fahmi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved