CSR Corner

Pupuk Kaltim Tanam 612.180 Pohon lewat Program Community Forest

Pupuk Kaltim Tanam 612.180 Pohon lewat Program Community Forest
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo tengah menanam pohon. (dok Pupuk Kaltim)

Memperingati Hari Hutan Internasional setiap negara didorong untuk menginisiasi program baik skala lokal atau nasional yang berhubungan dengan pelestarian hutan dan pohon. Restorasi ekosistem, termasuk upaya-upaya melawan deforestasi secara signifikan dapat berkontribusi langsung pada mitigasi iklim dan penguatan ketahanan pangan secara tidak langsung.

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menganggap upaya untuk pelestarian alam dan lingkungan, termasuk hutan, menjadi salah satu yang utama dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. Perusahaan telah menjadi pelopor transformasi hijau sebagai penerapan ESG.

Budi Wahju Soesilo, Direktur Utama Pupuk Kaltim mengatakan, sejak 2022 lalu, perusahaannya menginisiasi program Community Forest, sebuah program yang bertujuan untuk melakukan penanaman pohon untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission pemerintah di 2060. Program ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon hingga 32,5 persen.

“Hingga 2030 mendatang, program ini ditargetkan bisa menanam 10 juta pohon. Selain penanaman pohon, program Community Forest Pupuk Kaltim ini juga menitikberatkan pada upaya kolaborasi dengan banyak pihak. Karena seperti yang kita tahu, upaya melawan deforestasi tidak bisa kita lawan sendirian, tapi sudah sepatutnya dilakukan bahu-membahu bersama banyak pihak,” ujar Soesilo dalam siaran pers, Jumat (22/03/2024).

Secara keseluruhan, saat ini jumlah pohon yang ditanam di program Community Forest mencapai 612.180 pohon yang tersebar di lima provinsi di Indonesia yakni Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat. Total wilayah penanaman mencapai 288 hektar dengan berbagai jenis tanaman. Selain itu di program penanaman kolaborasi dengan Taman Nasional Kutai, juga akan ditanam sebanyak 700.700 tanaman langka endemik.

Soesilo menegaskan, inovasi yang dilakukan Pupuk Kaltim untuk memerangi deforestasi hutan tidak berhenti pada program tersebut. Soal menanam pohon tentu tidak sulit dilakukan, tapi yang butuh penanganan jangka panjang adalah bagaimana upaya pemeliharaan dari pohon yang telah ditanam dan bagaimana memberdayakan masyarakat atau komunitas di sekitar area penanaman untuk bisa menggali manfaat dari pohon tersebut di masa depan.

Karena itulah, lanjut Budi, perusahaan mengawinkan program Agrosolution dan MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) dengan Community Forest. Nantinya, petani dan masyarakat sekitar akan diberikan pendampingan tentang bagaimana cara merawat, mengolah, hingga memasarkan hasil dari pohon yang telah ditanam.

“Kami tidak ingin program Community Forest ini hanya terhenti di proses menanam saja, karena justru yang terpenting adalah bagaimana program ini bisa sustain untuk jangka waktu yang panjang. Karena apa yang kita tanam saat ini tentu tidak semata untuk kita nikmati di masa sekarang, tapi yang terpenting adalah bagaimana inovasi yang kita lakukan saat ini bisa berkontribusi untuk hutan yang lebih baik di masa depan untuk dinikmati generasi penerus kita,” ungkapnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved