Trends

Gadaikan Aset di Pegadaian, Gumilar Rachdityo Tersokong Modal Usaha Kuliner dan Fesyen

Guna mendapatkan modal usaha, Gumilar Rachdityo Mumpuni, rajin menggadaikan asetnya di Pegadaian, anggota holding ultra mikro. (Foto : Istimewa).

Gumilar Rachdityo Mumpuni memetik modal usaha senilai Rp 2 juta dari Pegadaian Pondok Labu, Jakarta Selatan pada Februari 2024. Dana ini diperolehnya setelah menggadaikan asetnya, yakni kamera mirrorless bermerek Nikon. “Kamera ini saya gadaikan di Pegadaian Pondok Labu, dapat dana Rp 2 juta untuk menambah modal usaha kuliner,” ujarnya saat dihubungi SWAonline pada Senin (25/3/2024). Dia mendirikan Pawon Sidji, bisnis kuliner yang dikembangkannya pada era Pandemi Covid-19.

Unik, demikian sapaan akrabnya Gumilar, seringkali menggadaikan asetnya di Pegadaian untuk modal usaha agar arus kas (cash flow) keuangannya terjaga apik. Pada Februari lalu, Unik mendapatkan pemesanan batagor beku atau frozen food. Dia menghabiskan sebagian besar dari dana senilai Rp 2 juta itu digunakan untuk memproduksi batagor beku ini.

Dia berkonsultasi dengan para koleganya mengenai cara memproduksi batagor beku. Bagi Unik, memproduksi batagor siap saji adalah rutinitasnya. “Tapi, kalau memproduksi batagor beku adalah pengalaman yang baru. Saya menyanggupi pemesanan ini untuk menambah diversifikasi produk dan meningkatkan branding awareness karena konsumen yang memesan batagor beku ini hendak travelling ke Jepang,” tutur Uni mengisahkan.

Batagor ini menggunakan bahan berkualitas, yakni ikan tenggiri, udang dan bahan-bahan segar lainnya. Unik mengatakan dana gadai itu telah dilunasinya pada Maret 2024 ini. “Duit Rp 2 juta dari gadai kamera itu cukup untuk modal usaha,” sebut Unik. Perempuan berhijab ini rajin menggadaikan aset-asetnya untuk kegiatan produktif atau dana tambahan untuk biaya kesehatan untuk anak-anaknya.

Pada Januari tahun ini, Unik pernah menggadaikan cincin emas berlapis berlian. Dia memperoleh dana Rp 1 juta. “Untuk dana darurat karena anak sedang sakit,” ujar Unik. Anaknya Unik sejak 16 Januari 2024 dirawat inap di RS Brawijaya, Jakarta.Saat ini, anakanya ini sudah bugar dan sehat.

Dia sejak 2020 menggadaikan perhiasan emas di Pegadaian. “Perhiasan emas milik saya dan barang-barang elektronik dan kamera pernah saya gadaikan untuk mendapat dana tunai modal usaha di pandemi Covid-19 tahun 2020. Saya menggunakan uang dari gadai ini sebagai modal usaha berbisnis jilbab dan kuliner,” tutur Unik yang mendapatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di salah satu perusahaan swasta pada Agustus 2020. Dia mendapat pesangon dari kantornya ini.

Dana dari hasil menggadaikan aset dan uang pesangon dikombinasikan oleh Unik sebagai modal usaha. Dia bersama suaminya berbisnis jilbab di platform digital yang berjenama unik.and.i (@unik.and.i) serta kuliner, Pawonsidji dan Sidji Ramen. “Cincin emas ada yang digadaikan di Pegadaian cabang Karang Tengah, Jakarta Selatan dan Cinere, Depok. Saya mendapat pinjaman dari produk Gadai Syariah di Pegadaian Karang Tengah dan Cinere. Saya juga pernah gadai perhiasan dengan skema konvesional di Pegadaian cabang Cilandak dan Pondok Labu,” ucap Unik yang berdomisili di Cinere, Depok, Jawa Barat.

Dia mengatakan rutin menggadaikan asetnya di Pegadaian lantaran mudah mengakses jasa dan layanan di kantor cabang Pegadaian tersebut. Seringnya, Unik menggadaikan di Pegadaian Cinere.

Komunikasi yang intensif antara Unik dengan staf Pegadaian di kantor itu merekatkan hubungan kedua belah pihak. “Hubungannya sangat kekeluargaan, khususnya yang di Cinere karena saya sering gadai perhiasan emas di sini. Petugasnya seringkali menawarkan pinjaman, misalnya KUR,” tutur Unik seraya menyebutkan dirinya dijuluki Sobat Gadai lantaran sering menggadaikan asetnya di Pegadaian.

Unik memperoleh kemudahan untuk menggadaikan asetnya. “Gampang banget prosesnya,” ungkap Unik yang menikah dengan suaminya pada 2019. Setiap tahun, lanjut Unik, sang suami memberikan cincin emas kepadanya sebagai kado pernikahan. Nah, asetnya ini yang seringkali digadaikan di Pegadaian tersebut.

Sinergi Holding Ultra Mikro

PT Pegadaian, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sekaligus anggota holding ultra mikro (UMi) ini memberikan layanan konsumen yang andal. Ini terefleksikan dari karyawan Pegadaian terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah. Ketulusan melayani yang dilakukan karyawan Pegadaian diganjar penghargaan Indonesia Customer Service Quality Award 2023 dengan kategori Excellent, yang diselenggarakan oleh Majalah SWA.

Pegadaian rajin mengadopsi praktik bisnis termutakhir, diantaranya, menyodorkan melakukan digitalisasi, mengubah budaya kerja pegawai, mendiversifikasi produk, mengintegrasikan produk dan gerai dengan BUMN di holding UMi, menambah omnichannel, mengintegrasikan dan mengoptimalisasi aset, memperluas jangkauan layanan, hingga menambah produk untuk seluruh segmen.

BUMN gadai ini memacu mengakselerasi transformasi yang dipicu sejumlah faktor, antara lain kompetisi bisnis gadai yang kian ketat lantara semakin banyaknya perusahaan pegadaian swasta yang menggarap segmen gadai, adanya perusahaan teknologi finansial peer to peer lending, multifinance, dan bank syariah yang memberikan layanan sejenis Pegadaian.

Perusahaan ini memperluas jangkauan layanan lantaran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI bersama anak perusahaannya, yakni Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) membuka lokasi bersama (co-location) untuk memberikan akses pelayanan terpadu sehingga masyarakat dapat menggunakan produk dan layanan ketiga perusahaan ini di satu tempat. Ini bagian dari sinergi holding UMi

Damar menyampaikan bahwa pencapaian tersebut turut dihasilkan dari kinerja holding ultra mikro. “Melalui holding BUMN ultra mikro, Pegadaian berhasil mendorong bisnis pembiayaan mikro lewat produk gadai maupun investasi lewat produk non gadai. Pegadaian bersama BRI dan PNM, mengembangkan UMKM dengan menyalurkan pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) syariah dan kredit umum pedesaan (Kupedes) BRI untuk mendukung UMKM Indonesia naik kelas,” kata Direktur Utama Pegadaian, Damar Latri Setiawan, pada keterangan tertulisnya.

Pegadaian pada 2023 dengan mencetak laba bersih sebesar Rp 4,38 triliun. Pencapaian ini tumbuh 32,7% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 3,30 triliun. Kinerja yang positif ini didukung oleh peningkatan outstanding loan (OSL) tertinggi dalam 3 tahun terakhir yang pernah dihasilkan oleh Pegadaian, yaitu sebesar 14,4% atau menjadi Rp 67,6 triliun dari Rp 59,1 triliun di 2022. Aset perusahaan juga turut mengalami peningkatan sebesar 12,6%, naik menjadi Rp 82,6 triliun dari Rp 73,33 triliun. Tidak hanya itu, kualitas pembiayaan Pegadaian pun dinilai semakin sehat dengan adanya penurunan non performing loan/NPL yang signifikan dari sebelumnya 1,2% di 2022, menjadi 0,85% pada tahun lalu.

Melalui pencapaian tersebut, Pegadaian berhasil meningkatkan ROA (return on asset) sebesar 5,6% dan ROE (return on equity) sebesar 14,33% serta Pegadaian mengalami rasio BOPO (beban operasional pendapatan operasional) terendah dalam beberapa tahun belakang, yaitu sebesar 66,10% pada 2023. “Jumlah nasabah Pegadaian sampai 31 Desember 2023 tercatat naik 9,7% dari 21,9 juta orang menjadi 24 juta orang,” ucap Damar dalam siaran pers di Jakarta pada 6 Feberuari 2024.

Sumber : BRI

Memasuki tahun 2024, Pegadaian berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan menghasilkan kinerja terbaik dengan melebarkan sayapnya dalam mengembangkan ekosistem emas. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi emas.

Lebih lanjut, Damar menjelaskan bahwa jumlah pengguna aplikasi Pegadaian Digital per 31 Desember 2023 sebanyak 6,5 juta user dengan volume transaksi sebesar Rp 14,5 triliun, naik 72% dari tahun sebelumnya. Kedepannya, Pegadaian akan setia menjadi agen inklusi keuangan yang dekat dan bersahabat dengan masyarakat.

Pegadaian menyokong induk usahanya, BRI, yang berkomitmen untuk terus mendorong inklusi keuangan diseluruh penjuru negeri sebagai upaya untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Peran BRI ini diapresiasi oleh Research Affiliate di Harvard University, Beatriz Armendariz, saat menyampaikan pandangannya pada BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, 7 Maret 2024. “BRI yang berdiri sejak 1895 terus berkembang pesat dan menciptakan kontribusi besar. Perusahaan ini mampu mendorong dan menciptakan inklusi keuangan terutama dalam pertumbuhan berkelanjutan yang inklusif,” ujar Beatriz.

Menurutnya, perluasan inklusi keuangan dapat dilakukan karena BRI semakin maju mengikuti perkembangan zaman dan didukung oleh digitalisasi. Bisnis kredit mikro di BRI, misalnya, modelnya sangat dipersonalisasi dengan akses yang mudah dijangkau. Keterjangkauan tersebut sesuai dengan strategi BRI yang fokus pada journey dan karakteristik nasabahnya. Dengan demikian, diharapkan penyaluran pembiayaannya dapat lebih terstruktur dan tersistematis dalam satu ekosistem.

Pada kesempatan ini, Direktur Utama BRI Sunarso, memperkuat pernyataan Beatriz lantaran BRI juga memiliki AgenBRILink yang merupakan branchless banking untuk hadirkan layanan yang dekat, cepat, dan lengkap kepada seluruh masyarakat. “Maka kemudian kita juga kembangkan jaringan, yang tadinya berupa cabang yang kemudian kadang orang-orang itu segan mau datang ke cabang. Mereka lebih senang datang ke tetangganya maunya ke warung, maka warung kita konversi menjadi cabang itulah yang kita sebut AgenBRILink,” ujar Sunarso pada pernyataan tertulisnya itu.

Saat ini BRI telah memiliki 741.000 AgenBRILink dengan volume transaksi mencapai Rp 1.400 triliun. “AgenBRILink merupakan salah satu contoh bentuk strategi BRI bertransformasi untuk selalu menerapkan strateginya yang inline dengan concern pembangunan ekonomi nasional, yang tidak hanya sekedar tumbuh tapi juga merata,” tambah Sunarso.

BRI mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki, dengan fokus pada periode eskalasi bisnis (beyond banking) yaitu dengan optimalisasi sinergi holding UMi (BRI, Pegadaian dan PNM) dengan didukung customer base yang besar untuk menjadi new source of growth bagi BRI, infrastruktur yang tersebar luas dan produk dan jasa keuangan yang lengkap, serta penguatan retail banking melalui pengembangan bisnis value chain, penyempurnaan digital product, dan penguatan sinergi dan cross selling BRI dan anak perusahaan.

Holding UMi adalah langkah nyata BRI yang terus berpatisipasi aktif untuk mendorong inklusi keuangan dengan mempermudah akses pembiayaan dan pemberdayaan sosial kepada masyarakat. Holding UMi ini melayani lebih dari 37 juta nasabah dengan produk pembiayaan, simpanan, dan juga asuransi dengan dukungan untuk mempermudah jangkauan dengan tersedianya 15 ribu unit kerja (BRI Unit 6.700, Pegadaian 4.087 dan PNM 4.553), 1.018 SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro) yaitu unit co-location, lebih dari 740 ribu Agen BRILink dan 686 ribu e-channels. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved