Pesatnya laju pertumbuhan digital saat ini, mendorong pelaku sistem pembayaran untuk terus berinovasi mengembangkan layanan keuangan digital yang dapat diakses oleh berbagai segmen. Bank Indonesia menyoroti 3 tren digitalisasi di sektor keuangan, yaitu digitalisasi di sistem pembayaran, digitalisasi di perbankan juga industri keuangan serta digitalisasi melalui konektivitas cross-border payments.

Untuk menjawab hal tersebut, PT Artajasa Pembayaran Elektronis, perusahaan penyedia infrastruktur sistem pembayaran, turut memperkuat berbagai layanan sistem pembayaran yang dikelolanya. Artajasa melakukan perluasan akses digital sistem pembayaran menuju level yang lebih tinggi.

Presiden Direktur Artajasa Armand Hermawan menjelaskan pihaknya mengedepankan terobosan baru dalam sistem pembayaran. Transformasi digital yang perusahaan lakukan dengan perluasan layanannya menjadi solusi managed service (layanan terkelola secara terintegrasi) yang bertujuan memberikan customer experience yang lebih baik dan terpadu dalam melakukan transaksi digital keuangan.

“Kami berpengalaman hampir 25 tahun melayani berbagai institusi perbankan dan keuangan untuk layanan switching, di antaranya ATM Bersama, Debit GPN, QRIS, dan terkoneksi ke 98 bank, dan lebih dari 82 ribu terminal ATM. Kami juga terhubung dengan 31,44 juta merchant QRIS dan 300 institusi di berbagai industri untuk layanan payment,” ujar Armand, Senin (25/3/2024).

Solusi layanan terkelola yang dimiliki perusahaan mencakup layanan secara end-to-end dari mulai front-end, seperti pengelolaan perangkat/channel, seperti ATM, EDC, internet banking, mobile banking, E-KYC, aplikasi pengelolaan kasir secara digital dan program loyalti. Sementara layanan back-end, seperti sistem middleware, fraud detection System, Third-Party Card Management (TPCM), Third-Party Processor (TPP), serta processing credit card & debit card yang telah terhubung ke prinsipal internasional.

“Seperti yang disampaikan sebelumnya, mencermati kebutuhan tantangan digitalisasi yang terjadi di semua Industri khususnya retail, kami menghadirkan layanan aplikasi pengelolaan kasir secara digital. Layanan ini dapat mendukung kebutuhan bisnis merchant dalam mengelola inventory yang terintegrasi dengan sistem pembayaran hingga penyediaan laporan keuangan harian,” ungkapnya.

Sementara itu, Artajasa juga menghadirkan layanan Fraud Detection System yang menyediakan pemantauan transaksi secara real-time. Kehadiran layanan sistem pendeteksi fraud ini sebagai upaya dalam mengurangi fraud dalam transaksi keuangan.

"Solusi layanan terkelola ini hadir dalam upaya membangun ekosistem sistem pembayaran yang lebih luas dengan didukung oleh pemenuhan SLA sesuai dengan yang diharapkan pelanggan, guna menjamin customer experience yang lebih baik lagi. Untuk menyediakan customer experience yang lebih baik dalam sistem pembayaran, kami perlu sinergi dengan regulator dan kolaborasi dengan institusi dari berbagai industri,” ujar Armand menutup penjelasannya.