GCG Companies

Bukit Asam, Dayagunakan Sistem Manajemen Terintegrasi dan Teknologi informasi

Bukit Asam, Dayagunakan Sistem Manajemen Terintegrasi dan Teknologi informasi
Arsal Ismail, Direktur Utama PTBA.

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), anggota holding BUMN pertambangan MIND ID, merupakan salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia dengan cadangan sebesar 3,02 miliar ton dan sumber daya 5,85 miliar ton. Manajemen perusahaan ini berupaya senantiasa meningkatkan sistem dan praktik Tata-kelola Perusahaan yang Baik (GCG) dari tahun ke tahun, agar tetap dapat bertanggung jawab, transparan, dan berlaku adil.

Sejalan dengan visi menjadi perusahan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, PTBA terus melakukan inovasi dalam bisnis energi berbasis batu bara, renewable energy, dan proyek hilirisasi batu bara.

“Melalui implementasi prinsip GCG secara konsisten dan menyeluruh, PTBA meyakini akan mampu meraih tujuan bisnisnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, mencapai pertumbuhan dan imbal hasil yang maksimal, sehingga menciptakan bisnis yang tumbuh dan berkembang,” kata Arsal Ismail, Direktur Utama PTBA.

Tata-kelola perusahaan di PTBA dilaksanakan melalui penerapan 3 Lines Model serta pengelolaan Sistem Manajemen Bukit Asam. SMBA merupakan sistem manajemen terintegrasi, termasuk sistem-sistem manajemen yang diimplementasikan dalam menjalankan seluruh proses bisnis di perusahaan ini.

Sebagian besar implementasi sistem manajemen tersebut telah disertifikasi oleh lembaga independen. Di antaranya, Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016 yang diaudit oleh PT British Standards Institution Group Indonesia (BSI Group Indonesia).

Selain itu, PTBA juga telah mengantongi Business Continuity Management System ISO 22301:2019, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015. Kemudian, dalam mengimplementasikan manajemen risiko di Perusahaan, PTBA memiliki pedoman yang mengacu pada ISO 31000:2018 - Risk Management Guidelines, beserta prosedur-prosedur turunannya.

Yang tak kalah menarik, untuk mendukung penerapan GCG, PTBA mengembangkan super app yang diberi nama CISEA, singkatan Corporate Information System and Enterprise Application. “Teknologi informasi pada proses bisnis perusahaan memiliki peran penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang akurat dan cepat,” kata Arsal.

CISEA dikembangkan sejak 2020, yang merupakan bagian dari transformasi digital dalam mendukung berjalannya good mining practice. Penggunaan teknologi digital juga dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan usaha.

“Adopsi teknologi digital telah digunakan secara menyeluruh dalam setiap lini bisnis perusahaan, dari proses produksi, angkutan, transportasi, sampai dengan penjualan,” tambahnya.

“Teknologi informasi pada proses bisnis perusahaan memiliki peran penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang akurat dan cepat.” Arsal Ismail, Dirut PT Bukit Asam Tbk.

Aplikasi CISEA mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus. Yaitu, Automation & SCADA System Integration, Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, Automatic Train Loading Station, Slope Stability Radar, Digital Telemetri, Sistem Pemantauan Air Terintegrasi (SPARING), hingga Corporate Social Responsibility.

PTBA juga berkomitmen mendukung target pemerintah mencapai net zero emission pada 2060. Menurut Arsal, hal tersebut dapat dicapai dengan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik dalam setiap kegiatan operasional.

Selain itu, juga ada berbagai upaya yang telah dilakukan perusahaan. Misalnya, reklamasi lahan bekas tambang, rehabilitasi daerah aliran sungai, elektrifikasi peralatan pertambangan, hingga digitalisasi pertambangan. Arsal juga menyebutkan, program dekarbonisasi akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal.

Dalam hal dekarbonisasi operasional, PTBA menerapkan Eco Mechanized Mining, yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Perusahaan ini juga menerapkan e-Mining Reporting System, sistem pelaporan produksi secara real time dan daring, sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.

Penerapan prinsip GCG yang secara konsisten dilakukan, seiring dengan penerapan sistem manajemen terintegrasi dan pemanfaatan teknologi informasi, membantu PTBA mencapai hasil yang sangat baik. Hal ini tecermin pada kinerja operasional dan keuangan perusahaan yang baik.

Hingga kuartal III/2023, total produksi batu bara PTBA mencapai 31,9 juta ton, tumbuh 15% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar 27,7 juta ton. Kenaikan produksi ini seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 15% menjadi 27,0 juta ton.

PTBA juga mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24% persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 51%.

Pendapatan PTBA sebesar Rp 27,7 triliun, dan laba bersihnya Rp 3,8 triliun. Adapun total aset perusahaan per 30 September 2023 sebesar Rp 36,0 triliun. (*)

Jeihan K. Barlian


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved