Capital Market & Investment

Rekomendasi Saham pada Pekan Terakhir Jelang Libur Lebaran

Rekomendasi Saham pada Pekan Terakhir Jelang Libur Lebaran
Investor harap melihat fenomena jelang libur lebaran sebelum melakukan trading. (foto Ubaidillah/Swa)

Pekan ini menjadi pekan terakhir perdagangan pasar saham sebelum memasuki libur lebaran. Berbicara tentang prospek market pada minggu ini 1-5 April 2024 sebelum libur panjang Idulfitri, para trader diimbau untuk memerhatikan inflasi inti tahunan Indonesia, persiapan libur panjang Hari Raya Idulfitri dan Non-Farm Payroll AS Bulan Maret.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menjelaskan, tepat pada 1 April Indonesia akan merilis data inflasi inti tahunan untuk bulan Maret. Berdasarkan konsensusnya, inflasi inti tahunan Indonesia akan berada di level 1,7%.

“Pada bulan sebelumnya, indikator ini berada di level 1,68%. Meskipun secara konsensus mengalami peningkatan, namun angka ini masih berada di dalam rentang target yang ditetapkan oleh BI yakni inflasi tahunan di 2024 sebesar 2% plus minus 1,” ujar Dimas, Senin (04/01/2024).

Terkait sentimen persiapan libur panjang Idulfitri, lanjut Dimas, fenomena tahunan ini akan berdampak pada pengeluaran masyarakat dan transaksi harian di bursa. Pengeluaran masyarakat akan meningkat pada masa ini dan berpotensi memberikan katalis positif untuk emiten consumer untuk Q2 nanti, sedangkan transaksi di bursa akan berlaku sebaliknya.

“Umumnya orang akan melakukan penarikan dana dari RDN-nya menjelang libur Lebaran, ditambah dengan persiapan mudik yang membuat transaksi harian bursa menurun pada masa ini,” ucap Dimas.

Selanjutnya, terkait sentimen Non-Farm Payroll AS bulan Maret, pada Jumat akhir pekan ini akan rilis data ketenagakerjaan yang menggambarkan kondisi ekonomi di AS dan tingkat inflasi di sana. Berdasarkan konsensusnya NFP untuk bulan Maret atau penambahan tenaga kerja diprediksi akan mendapat tambahan tenaga kerja sebesar 200 ribu.

Dimas mengungkapkan, pada bulan sebelumnya, NFP tercatat tambahan tenaga kerja sebesar 275 ribu, yang jauh berada di atas konsensusnya yang hanya sebesar 200 ribu. Hal ini menunjukkan kuatnya kondisi tenaga kerja di AS saat ini.

"Bagai pisau bermata dua, ketika data tenaga kerja menunjukkan hal yang positif dengan banyaknya tambahan tenaga kerja berimbas terhadap berputarnya roda ekonomi. Namun di sisi lain, jika hal ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, bisa membuat tingkat inflasi semakin menjauh dari target yang ditetapkan oleh The Fed di 2024 yakni 2%," ungkap Dimas.

Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, Dimas merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 5 April 2024, yakni Buy on Breakout AMRT (Support: 2.500, Resistance: 3.300), Buy on Pullback INKP (Support: 9.100, Resistance: 10.000) dan Buy on Breakout GJTL (Support: 1.300, Resistance: 1.500).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved