Capital Market & Investment

Dampak Skandal Korupsi PT Timah pada Saham Perseroan

Dampak Skandal Korupsi PT Timah pada Saham Perseroan
Direktur Utama PT Timah (kanan) saat rapat dengan DPR RI. PT Timah saat ini tengah menghadapi kasus korupsi yang dilakukan eks jajaran direksinya. (dok TV Parlemen)

Skandal korupsi di PT Timah Tbk (TINS) yang tengah diungkap Kejaksaan Agung dinilai dapat berimbas pada kondisi saham perseroan di pasar modal. Dampak ini karena adanya respons negatif yang membuat para investor atau pelaku pasar melihat terlebih dahulu perkembangan kasusnya.

Analis Pasar Modal Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menjelaskan, biasanya apabila ada kasus hukum yang menimpa sebuah emiten, maka biasanya langsung direspons negatif oleh para pelaku pasar. Respons negatif itu karena para pelaku pasar ingin melihat terlebih dahulu kasusnya akan seperti apa ke depan.

“Melihat dampaknya seperti apa, apakah berdampak pada kinerja operasional dan keuangan perusahaan dalam hal ini PT Timah. Apabila kasus hukum tersebut tidak terlalu berdampak pada kinerja operasional perseroan, pasar mungkin akan kembali mempertimbangkan untuk kembali masuk ke saham TINS,” ujar Reza saat dihubungi SWA Online via telepon, Selasa (02/04/2024).

Sebaliknya, jika adanya kasus hukum akan berdampak pada cash flow emiten ke depan maka pelaku pasar akan menjauhi (saham) TINS. Sama seperti halnya masalah yang dialami emiten karya, ketika obligasi emiten karya X mengalami default, pelaku pasar langsung melihat, kalau default berarti nanti cash flow-nya terganggu, jika cash flow terganggu maka kondisi operasional perusahaan bakal terganggu.

“Kalau ini kan (kasus TINS) potensi kerugian negara, potensi kerugian dari kerusakan lingkungan dan sebagainya masih potensi, sehingga tidak serta merta langsung mengganggu kinerja operasional TINS. Kecuali kalau misalkan dengan adanya kasus ini terus langsung Kementerian Minerba langsung menghold kegiatan operasional PT Timah, ini mungkin akan berpengaruh tapi kalau operasional masih berjalan, kinerja Timah masih bisa terjaga,” ujarnya.

Mengenai potensi kinerja TINS ke depan, Reza menjelaskan bahwa perlu melihat demand dari Timah seperti apa. Kinerja TINS akan tergantung dari seberapa besar demand timah dan volume penjualan dari PT Timah, ketika volume penjualan meningkat ditambah dengan kembalinya harga komoditas timah makan bisa mengangkat kinerja dari TINS.

“Harapannya kasus hukum ini enggak langsung mengganggu kinerja dari PT Timah. Jangan sampai dengan adanya kasus ini PT Timah dikenakan denda, kami berharap jangan sampai, karena kalau sudah ada pengenaan hukuman atau sanksi, biasanya respons pelaku pasar akan negatif,” ungkapnya.

Reza mengimbau bahwa angka kerugian Rp271 triliun dari kasus tersebut masih potensi, belum menjadi angka riil, juga bukan hanya kerugian negara, tetapi ada kerugian lingkungan dan lain-lain. Masyarakat juga perlu cermat melihat kasus secara keseluruhan, tidak hanya fokus pada dua orang (Harvey Moeis dan Helena Lim), karena pelakunya banyak dan telah terjadi beberapa tahun lalu.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved