Strategy

Bisnis Perunggasan Menantang, Japfa Perkuat Sektor Hilir Tahun Ini

Jajaran direksi Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Tahun ini, perseroan ekan perkuat bisnis di sektor hilir. (foto Ubaidillah/Swa)

Pada 2023, industri peternakan nasional menghadapi sejumlah tantangan. Kelangkaan dan tingginya harga bahan baku, melemahnya daya beli serta ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap US$ menjadi tantangan utama yang dihadapi industri peternakan nasional.

Kepala Divisi Keuangan Korporasi Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Putut Djagiri mengatakan, selain tantangan tersebut, El Nino yang melanda Indonesia juga mengakibatkan berkurangnya pasokan jagung lokal sebagai bahan baku utama pakan ternak. Akibatnya terjadi lonjakan harga yang cukup tinggi.

“Harga jagung biasanya Rp4 ribu sampai Rp5 ribu, tapi akhir tahun kemarin tembus Rp8 ribu sampai Rp9 ribu. Di lain pihak, pemerintah masih mempertahankan kebijakan pelarangan impor jagung ke Indonesia. Kondisi ini disiasati perseroan untuk mencari bahan baku alternatif dengan tidak mengurangi kualitas produk,” ujar Putu dalam public expose perseroan (03/04/2024).

Selain itu, harga ayam hidup (live bird) yang masih sangat fluktuatif juga menjadi tantangan, karena banyak peternak yang merugi. Untuk itu, perseroan berhati-hati dalam pemasaran untuk menghindari meningkatnya risiko piutang usaha. Perseroan juga mengoptimalkan kinerja tim layanan teknis untuk membantu peternak meraih hasil yang terbaik.

Tantangan-tantangan tersebut diprediksi masih akan terjadi pada tahun ini, meski kondisinya akan lebih baik. Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, perseroan melakukan beberapa upaya strategis, utamanya memperkuat bisnis di segmen hilir.

“Kami akan melakukan ekspansi dan pengembangan pasar, khususnya pada daerah-daerah yang masih memiliki potensi pasar yang besar. Kedua, memperluas distribusi penjualan produk dengan melakukan penetrasi ke pasar tradisional. Hal ini sejalan dengan sinergi yang dilakukan dengan menggabungkan distribusi produk-produk olahan,” ujar Putut.

Terakhir, perseroan juga akan melakukan berbagai program promosi untuk menjaga loyalitas pelanggan dan konsumen. Langkah ini membuahkan hasil yang cukup baik, di mana perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan yang kian tajam dan pasar yang cenderung mengalami stagnasi.

Dari sisi keuangan, perseroan akan mengatur belanja modal untuk menjaga likuiditas, manajemen modal kerja dan biaya dengan monitoring secara berkala serta konsisten melakukan manajemen keuangan dan pengendalian kas yang hati-hati (prudent). Lalu perseroan akan meningkatkan teknologi melalui mobile, integrasi data, data science platform dan internet yang terus mendominasi proyek digitalisasi.

Sepanjang tahun 2023, perseroan juga mempertajam fokus untuk meningkatkan komitmen perusahaan terhadap aspek keberlanjutan. Hal tersebut salah satunya dibuktikan dengan pemanfaatan Sustainability-Linked Loan dari BNI senilai Rp1,425 triliun. Selama tiga tahun terakhir, perseroan menjalankan komitmennya untuk membangun delapan dari sembilan fasilitas daur ulang air limbah. Selain itu, saat ini JAPFA juga tengah menyempurnakan JAPFA Sustainability Reporting System dengan menambahkan cakupan data yang relevan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved