Business Update

Inovasi Kampanye Artificial Intelligence dan Layanan Zakat Vintage dari BAZNAS

Oleh Editor
RIZALUDIN KURNIAWAN, PIMPINAN BAZNAS RI BIDANG PENGUMPULAN

Saat ini, Zakat sudah semakin populer di tengah masyarakat Indonesia. Tidak hanya Zakat wajib, masyarakat kini sudah semakin melek dengan zakat mal yang biasa dikeluarkan sehari-hari. Untuk semakin mempopulerkan Zakat di Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melakukan berbagai inovasi untuk memberikan edukasi sekaligus mengajak masyarakat membayar zakat.

Di tahun ini, Baznas mengambil tema “Nikmat Berzakat, Tentramnya Muzaki, Bahagianya Mustahik”. Dengan menghadirkan Zakat Vintage, yakni pelayanan keliling dengan menggunakan mobil VW Combi.

Adapun pelayanan yang disedikan:

• Konsultasi Zakat
• Pembayaran Zakat
• Pencetakan Bukti Setor Zakat (BSZ)
• Pencetakan BAZNAS Card
• dan berbagai layanan lainnya.

Bahkan, Zakat Vintage juga menyediakan takjil untuk masyarakat yang berpuasa di bulan Ramadhan ini.

“Zakat Vintage adalah kreatif promo dari kami yang mengutamakan segmen dewasa. Secara garis besar, Baznas memiliki dua segmen yakni 18-40 tahun dan 40 tahun ke atas. Nah, Zakat Vintage ini untuk menggaet segmen 40 tahun ke atas,” kata Rizaludin Kurniawan, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan. Rizal menambahkan, 70 persen donatur berasal dari segmen 18-40 tahun dan sisanya usia 40 tahun ke atas. Meskipun begitu, angka donasi untuk donatur segmen 40 tahun kebawah masih jauh dibanding donatur senior.

Zakat Vintage tersedia dia area-area keramaian seperti di depan restoran, rest area, hingga parkiran. Dia menyebutkan, saat ini, mobil keliling tersebut masih berfokus di wilayah Jabodetabek dan beberapa rest area di Jawa Barat. “Melalui Zakat Vintage, kami ingin memberikan awareness kepada masyarakat, karena kalo orang mau berdonasi, dia harus tau terlebih dahulu. Lalu setelah tahu, dia harus yakin dan juga tertarik. Baru setelah itu, mereka ingin berdonasi. Makanya, kita menggunakan banyak langkah dan program untuk mendakwahkan zakat,” kata dia.

Sementara itu, Baznas menggunakan pendekatan Artificial Intelligence (AI) untuk menarik segmen 40 tahun ke bawah. Rizal menambahkan, sebelumnya, Baznas sudah pernah menggunakan pendekatan AI. Namun waktu itu responnya belum maksimal. Sehingga di tahun ini pihaknya ingin mencoba lagi teknik tersebut. Dalam pengaplikasiannya, Baznas membuat design serta video visual dengan bantuan AI baik untuk media cetak maupun video. Selain itu, Baznas juga menggunakan teknologi AI untuk merespon layanan sehingga bisa menyajikan layanan komunikasi yang rapi dan terstruktur.

Rizal menambahkan dalam paparannya, teknologi AI dipilih lantaran pertama, mempermudah kalangan masyarakat untuk melihat kampanye Baznas. Kedua, menjadi bukti bahwa Baznas bisa adaptasi teknologi. Ketiga, mempererat kedekatan dengan segmen Gen Z, Milennial, dan Senior Milennial. “Ketiga generasi tersebut sudah sangat familiar dengan AI. Sehingga kami menggunakan pendekatan AI untuk memperkuat segmen ini,” ungkapnya.

Keempat, dia melanjutkan, Baznas ingin memberikan pesan sederhana yang menggugah agar masyarakat mau mengeluarkan zakat. Kedua langkah tersebut, Rizal menyampaikan, juga dilakukan untuk menaikan volume pengumpulan dana yang ditargetkan bisa mencapai Rp1,2 Triliun di akhir tahun 2024. Angka ini naik 30% dibandingkan tahun sebelumnya Rp860 miliar.

Selain memiliki 50 counter di area perkantoran serta mall dan bekerjasama dengan 10 mitra ritel, Baznas juga kini sudah mulai merambah jalur online melalui e-commerce, platform crowdfounding, mobile banking bekerjasama dengan bank-bank di Indonesia, serta website Baznas. •


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved