Technology

Tips Aman Bertransaksi via M-banking dan E-Wallet Digital

Era digital telah mengubah cara masyarakat menjalani aktivitas. Kemudahan akses informasi dan hadirnya perbankan digital serta fintech membuka gerbang baru untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Fenomena tersebut sejalan dengan laporan World Bank yang memprediksi rakyat Indonesia akan menghabiskan US$ 70 miliar (atau setara dengan Rp1.104,25 triliun) pada bulan Ramadan tahun ini. Apalagi dengan berbagai promo dan diskon menarik yang ditawarkan pada Hari Belanja Online Nasional atau harbolnas yang jatuh pada tanggal kembar 4.4 tentu akan semakin mendorong masyarakat untuk berbelanja.

Direktur Teknologi & Operasional PT Bank DBS Indonesia Sujatno Polina mengatakan walaupun kini bertransaksi semakin mudah, tetap penting bagi kita untuk terus memperbarui pengetahuan akan cara bertransaksi digital secara aman. Untuk itu berikut beberapa tips untuk mempersiapkan diri agar bisa bertransaksi dengan aman.

Pertama, periksa dan lindungi akun digital dahulu sebelum melakukan transfer. Selain memberikan uang secara fisik, kini masyarakat juga bisa mentransfer secara digital yang lebih mudah dan cepat. Untuk memastikan keamanan transaksi, ada baiknya memeriksa aktivitas akun perbankan dan dompet digital kita secara rutin.

“Aktifkan pemberitahuan transaksi sehingga kita dapat segera mengetahui setiap aktivitas yang mencurigakan. Selain itu, gunakan kata sandi yang kuat dan selalu aktifkan two factor authentication (2FA) bila memungkinkan untuk perlindungan tambahan,” ujarnya.

Kedua, hindari menggunakan koneksi Wi-fi publik saat transaksi. Transaksi via digital bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, asal perangkat yang digunakan tersambung koneksi internet, biasanya menumpang Wi-Fi di restoran, shopping centre, atau kafe. Koneksi Wi-Fi yang gratis dan kencang tentunya membuat kita semakin betah karena menghemat pengeluaran kuota ponsel kita.

Tidak banyak orang tahu bahwa menggunakan koneksi Wi-Fi publik amat rentan terhadap serangan hacker, malware, dan penyadapan. Para hacker dapat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi pribadi dan mengelabui pengguna karena lemahnya pengamanan Wi-Fi publik.

Untuk itu, Sujatno menyarankan sebisa mungkin menghindari untuk melakukan transaksi online ketika terhubung ke Wi-Fi publik. Jika kita sedang ingin berbelanja, membeli tiket perjalanan, booking hotel, atau berdonasi, sebaiknya menggunakan kuota selular pribadi saja. Pengguna juga dapat mengaktifkan fitur Virtual Private Network (VPN) saat menggunakan Wi-Fi publik untuk menyamarkan identitas serta mengenkripsi semua situs yang memuat data penting yang dimiliki.

“Setelah selesai menggunakan Wi-Fi di tempat umum, jangan lupa untuk log out dengan meng-klik 'Forget Network' atau 'Lupakan Jaringan'. Langkah ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ketika kita kembali ke tempat tersebut dan tersambung dengan Wi-Fi secara otomatis,” ungkapnya.

Ketiga, berhati-hatilah saat mengakses laman digital. Bagi yang ingin melakukan transaksi atau mengakses laman digital, pengguna harus berhati-hati dan akseslah laman yang terpercaya dan bereputasi baik. Adanya Quick Response Indonesia Standard merupakan salah satu opsi melakukan pembayaran dengan mudah.

Meski sudah ada QRIS, pengguna harus tetap hati-hati terhadap penipuan. Waspadai QRIS palsu di tempat umum dan situs abal-abal. Jika ingin membayar melalui QRIS di lokasi transaksi, perhatikan lokasinya, jangan pindai jika tampak mencurigakan, perhatikan nama merchant yang ditampilkan saat memindai kode, dan pastikan kode QRIS nama merchant sudah sesuai. Jangan melakukan pembayaran kode QRIS yang mencantumkan tautan URL yang dipersingkat misalnya www.zkt16.qris.id.

Kemudian, seringkali bermunculan beberapa oknum yang memalsukan identitasnya baik di media sosial maupun via telepon dan mengaku-ngaku sebagai perwakilan badan atau lembaga tertentu agar mendapatkan data pribadi dan menipu kita. Untuk itu, pastikan kita tidak memberikan informasi penting seperti nama lengkap, nomor kartu kredit/debit pribadi, tanggal kadaluarsa kartu, dan kode Card Verification Value begitu saja, serta selalu selidiki peruntukan data yang kita berikan.

“Jika merasa curiga dengan pihak yang menghubungi dan prosedurnya, lakukan pengecekan lewat situs resmi dan terverifikasi untuk memastikan keaslian mereka. Jika memang terbukti palsu atau akun bodong, abaikan pesannya dan segera laporkan akun atau penelepon tersebut agar tidak muncul korban-korban selanjutnya,” ungkapnya tegas.

Keempat, waspadai akan social engineering dan manfaatkan contactless transaction demi keamanan. Salah satu modus penipuan yang perlu kita ketahui adalah social engineering, sebuah teknik manipulasi yang memanfaatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan akses pada informasi pribadi atau data-data berharga.

Biasanya, pelaku akan berpura-pura menjadi customer service, produser acara TV, atau agen travel and tour. Mereka menjanjikan hadiah atau promo menarik yang bisa kita dapatkan setelah memberikan data pribadi dan penyerang dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk mendapatkan akses ke akun tabunganmu dan mengurasnya.

“Walau promo dan diskon memang menarik, tapi kita harus tetap waspada. Selalu pastikan keabsahannya dan jika ragu atau menemukan bukti bahwa ini adalah modus penipuan, jangan lupa untuk langsung blokir nomor tersebut agar tidak menghubungi kita kembali di kemudian hari. Selain itu, saat hendak mencantumkan data pribadi seperti nomor kartu kredit, kode CVV, dan lain-lain, pastikan kita hanya mengisi pada website/platform yang resmi dan selalu gunakan two factor authentication (2FA),” ucapnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved