Women Business Leaders

Perjalanan Alvina, dari Karyawan Pabrik Menjadi Dirut Anak Usaha Pupuk Kaltim

Alvina Elysia Dharmawangsa Direktur Utama PT Kaltim Nusa Et Direktur Utama PT Kaltim Nusa Etika, ika, anak usaha Pupuk Kaltim. (dok KNE)

Alvina Elysia Dharmawangsa (39) didapuk menjadi Direktur Utama PT Kaltim Nusa Etika (KNE), salah satu anak perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) pada Juli 2022 lalu. Atas amanah ini, menjadikan Vina, begitu ia akrab disapa, menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi sebagai Direktur Utama di KNE.

Vina mengawali karier tahun 2008 sebagai staf process engineer di pabrik Pupuk Kaltim. Berlatar pendidikan dari jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Semarang, Vina sangat menjunjung tinggi prinsip teamwork.

“Saat itu, di masa awal karier, saya banyak belajar hal-hal teknis maupun teamwork. Saya memiliki kebanggaan tersendiri sebagai orang pabrik,” ujar perempuan kelahiran 4 Februari 1985 ini, Jumat (19/04/2024).

Satu dekade sejak mulai bekerja di Pupuk Kaltim, ia mendapatkan kesempatan untuk mengasah kompetensi dan wawasan di bidang manajemen. Dirinya diberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas tentang pengelolaan perusahaan dan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Saya seperti mendapatkan helicopter view yang lebih luas terkait dengan pengelolaan korporasi maupun SDM. Saya belajar banyak hal yang pada akhirnya menjadi bekal pengalaman dan pengetahuan saya ketika akhirnya saya ditugaskan sebagai Direktur Utama KNE hingga saat ini,” ucapnya

Meniti karier di industri yang didominasi laki-laki tentu bukan perkara yang mudah. Tapi dengan ketekunan, kerja keras, dan disiplin, Vina membuktikan bahwa perempuan bisa bersinar di manapun ia ditempatkan. Teamwork dan kerja sama yang solid menjadi kunci utama baginya untuk meniti karier.

Semangat serupa juga selalu dibagikan Vina kepada timnya. Menurutnya, tugas seorang leader adalah menciptakan leader lain yang lebih baik. Dia senantiasa menegaskan bahwa setiap individu merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah perusahaan.

“Saya juga selalu menekankan kepada seluruh karyawan bahwa setiap individu merupakan bagian penting dari keluarga besar di dalam perusahaan. Setiap orang memiliki peran dan tugas masing-masing yang turut mendorong kesuksesan perusahaan sebagai tujuan bersama,” ungkap perempuan yang menamatkan pendidikan S2 dari School of Business and Management ITB, Bandung ini.

Sebagai perempuan yang merintis karier dari industri pupuk dan berkembang ke bidang SDM, Vina tidak pernah merasa gender menjadi batasan untuk berkarya. Selama bekerja di Pupuk Kaltim, Vina bersyukur karena perusahaan selalu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk seluruh karyawan tanpa membedakan gender.

Bahkan ketika masih berkarya sebagai process engineer di Pupuk Kaltim, Vina diberikan kesempatan memimpin tim untuk pekerjaan Turn Around yang notabene didominasi oleh laki-laki. Menjalani tanggung jawab sebagai Dirut KNE, ia tidak menganggap bahwa gender menjadi penentu gaya kepemimpinan seseorang.

“Meskipun ada pandangan stereotip bahwa perempuan lebih emosional dan laki-laki lebih logis sehingga mempengaruhi cara memimpin, sebenarnya tidak ada pengaruh signifikan dari gender terhadap gaya kepemimpinan. Menurut saya, gaya kepemimpinan lebih dipengaruhi oleh personality dan skill. Seorang pemimpin yang baik harus mau untuk terus belajar, mengembangkan diri serta mampu menciptakan situasi kerja yang kondusif dan inklusif,” katanya.

Sejalan dengan perannya di dalam keluarga, ia berusaha menyeimbangkan peran di dunia pekerjaan dengan peran sebagai ibu untuk dua anaknya. Menurutnya, dua peran ini bisa dijalankan dengan prinsip yang serupa, yakni membimbing setiap anggotanya untuk menjadi lebih baik dan meraih kesuksesan bersama.

“Memiliki karier bukan berarti saya akan meninggalkan peran saya sebagai ibu di dalam keluarga. Saya berusaha membangun komunikasi dengan menjadi pendengar, penasihat atau bahkan teman untuk anak-anak saya,” ungkap perempuan yang hobi bermain golf ini.

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Vina mengatakan setiap perempuan harus dapat menjadi diri sendiri, menggali potensi diri, mewujudkan impian dan cita-cita. Dengan menjadi versi terbaik dari diri sendiri, berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati diri sebagai perempuan, itulah bentuk penghargaan terhadap perjuangan Kartini.

“Menjadi perempuan yang berkarir memang bukan hal yang mudah. Namun kita sebagai perempuan harus selalu percaya diri bahwa kita mampu untuk menjalankan berbagai peran kita baik dalam dunia kerja maupun keluarga. Do what you want to do, be who you want to be. This is your life, live it,” ucapnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved