Capital Market & Investment

Waspadai Sentimen Ini, Amati Peluang Cuan 3 Saham Pada Pekan Ini

Ilustrasi foto : Vicky Rachman/SWA.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah cukup dalam, yakni sebesar 2,74% atau menjadi ke level 7.087 poin pada perdagangan pekan lalu. 2024. Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, menjelaskan ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi IHSG pada pekan ini.

Berbicara tentang prospek market pada perdagangan di 22-26 April 2024, Angga menghimbau para investor memerhatikan dua sentimen yakni suku bunga Bank Indonesia (BI) yang diumumkan pada Rabu dan inflasi PCE AS pada Jumat pekan ini.Terkait sentimen suku bunga BI, terang Angga, dalam pertemuan di bulan ini Bank Indonesia harus menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin guna menstabilkan mata uang Rupiah yang tembus melampaui 16.200 seiring ketegangan Timur Tengah dan kuatnya ekonomi AS. "Diprediksi akan ada 2 kali kenaikan di kuartal kedua tahun ini untuk meredam penguatan dolar AS. Jadi, hindari saham-saham yang terbebani suku bunga seperti sektor telekomunikasi," ujar Angga pada risetnya di Jakarta, Senin (22/4/2024).

Sementara itu terkait sentimen inflasi PCE AS (Jumat), indikator inflasi setelah CPI yaitu PCE AS diprediksi meningkat menjadi 2,6% dibanding bulan lalu 2,5% untuk periode year on year. Hal ini semakin memudarkan probabilitas pemotongan suku bunga jangka pendek. Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, IPOT merekomendasikan 3 saham untuk trading pada pekan ini, yakni buy saham MDKA (support Rp 2.680, resistance Rp 3.040), buy on pullback ANTM (support: Rp 1.670, resistance: Rp 1.850) dan buy on pullback saham PGAS di level support Rp 1.280 serta resistance Rp 1.400.

Angga menyebutkan 4 sentimen pada perdagangan pekan lalu dipengaruhi statement Jerome Powell, pelemahan rupiah terhadap dollar AS, , kenaikan harga komoditas dan pergerakan dana . Jerome Powell dalam pidatonya itu menyebutkan akan menunggu lebih lama (dari antisipasi sebelumnya) untuk menurunkan suku bunga pasca rangkaian rilis data inflasi AS yang tercatat tetap tinggi. "Powell menunjuk pada kurangnya kemajuan tambahan yang dicapai mengenai inflasi setelah penurunan cepat yang terlihat pada akhir tahun lalu. Ia juga mencatat bahwa kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu bagi para pejabat untuk mendapatkan keyakinan yang diperlukan bahwa inflasi AS mengarah ke sasaran The Fed sebesar 2%."

Merujuk pada sentimen pelemahan rupiah, Angga menjelaskan harga berbagai jenis barang di pasaran berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan nilai tukar Rupiah yang saat ini telah menembus level Rp 16.200 per dollar AS. Hal ini seiring dengan adanya potensi kenaikan biaya produksi. Menariknya, BI sendiri telah menggelontorkan cadangan devisa untuk meredakan pelemahan nilai tukar rupiah sekitar sebesar US$ 250 juta/hari atau sekitar Rp 4 triliun.Adapun dampak pelemahan Rupiah ini yakni menyebabkan kenaikan pada harga barang baku impor, kenaikan harga dan inflasi di masyarakat. "Penurunan ekspor 9,45% secara tahunan dan imbas dari penurunan nilai ekspor komoditas unggulan seperti batubara besi dan baja dan CPO serta turunannya. Ekspor ke China juga turut mengalami penurunan," jelasnya.

Sementara itu terkait sentimen kenaikan harga komoditas, saat ini harga komoditas mengalami kenaikan mingguan cukup signifikan dan merata dipimpin kenaikan nikel. Harga komoditas menguat karena dampak dari nilai tukar dan juga mulai pulihnya kegiatan manufaktur di China.

"Menariknya, dampak dari larangan supply Russia oleh LME (London Metal Exchange) terhadap mineral logam turut membatasi supply global kedepannya. Rusia sudah menyumbang 91% stok aluminium LME pada akhir Maret, 62% tembaga dan 36% nikel. Jadi, cermati saham-saham komoditas global, semisal MDKA, ANTM, dan TINS," saran Angga.

Terkait sentimen pergerakan asing, dana investor asing yang keluar dari pasar saham terjadi pada minggu pertama sebelum lebaran pada saham di indeks LQ45 yang terbebani prospek suku bunga dan rotasi ke sektor komoditas seperti TPIA, MDKA, AKRA, ANTM dan PGAS. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved