Strategi Semen Gresik Kuasai Pasar Lokal dan Regional
Tak hanya ingin menjadi raja di pasar domestik, PT Semen Gresik (Persero), telah mengembangkan sayap bisnisnya hingga ke luar negeri. Langkah ekspansi tersebut menyusul pencapaian perseroan sebagai produsen semen terbesar se-Asia Tenggara.
“Pada 14 November lalu, kami telah melakukan penandatanganan kesepakatan penjualan dan pembelian bersyarat (conditional sale and purchase agreement) dengan Ha Noi General Export-Import Joint Stock Company (Geleximco) Vietnam untuk menjadi pemegang saham terbesar di Thang Long Cament, salah satu anak perusahaan Geleximco,” kata Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk. di Jakarta, Rabu (27/11).
Menurut Dwi, investasi perseroan di tersebut untuk mewujudkan visi sebagai perusahaan persemenan regional dan akan menjadi tonggak awal dalam ekspansinya di luar Indonesia.
Thang Long Cement (TLCC) merupakan salah satu perusahaan penghasil semen terkemuka di Vietnam dengan total kapasitas produksi 2,3 juta ton per tahun. “Thang Long Cement akan langsung memberikan tambahan kapasitas dan cadangan batu kapur bermutu yang sangat mencukupi. Hal ini akan membantu kami untuk bersaing di perdagangan bebas Asia yang akan datang.”
Saat ini Semen Gresik merupakan penguasa pasar domestik dengan porsi sebesar 40,6%. Per Oktober 2012, penjualan semen perseroan tercatat 18,2 juta ton semen, atau tumbuh 13,2% dibanding periode yang sama 2011. Sedangkan konsumsi semen domestik pada periode yang sama mengalami pertumbuhan 15,5% atau sebesar 44,6 juta ton.
Pada Juli lalu, pabrik Tuban IV dengan kapasitas 3 juta ton semen per tahun memasuki periode komersial, sementara pabrik tonasa V dengan kapasitas yang sama memasuki periode commissioning sejak September 2012. “Diharapkan pabrik Tonasa V akan memasuki periode komersial pada Januari 2013,” katanya.
Dengan selesainya pembangunan proyek pabrik semen baru Tuban IV dan Tonasa V, maka pada tahun 2012 kapasitas terpasang perseroanmencapai 25,9 juta ton semen per tahun dan menjadikan perseroan sebagai produsen semen terbesar tidak hanya di dalam negeri, namun juga di Asia Tenggara.
Sementara itu, untuk mengantisipasi pertumbuhan konsumsi semen domestik yang tinggi, perseroan terus melakukan ekspansi kapasitas. Dua pabrik semen baru akan dibangun di Sumatera (Indarung VI) dan Jawa (Rembang) dengan kapasitas masing-masing sebesar 3 juta ton semen per tahun.
“Indarung V akan selesai 2015, sedangkan Rembang selesai di 2016,” ujar Dwi. Dengan tambahan dua pabrik baru tersebut, maka di 2016 kapasitas terpasang perseroan akan meningkat menjadi 32,8 juta ton semen per tahun.
Pada 20 Desember 2012 mendatang, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). “Usai RUPS mendatang, selanjutnya tanggal 7 Januari 2013, Semen Gresik akan resmi berganti nama menjadi Semen Indonesia,” tambah Dwi.
Semen Indonesia merupakan strategic holding yang akan memisahkan fungsi holding dan fungsi operasional, sehingga pengelolaan Semen Gresik Grup dapat berjalan secara efektif dan sistemastis.
Semen Indonesia akan menjadi holding bagi Semen Padang, Semen Gresik dan Semen Tonasa. Holding ini akan berperan dalam kegiatan strategis seperti cash management, keuangan dan akutansi, investasi, capex, marketing, procurement, produksi, litbang, komunikasi, CSR, legal, risk management, dll.
“Pembentukan Semen Indonesia sebagai strategic holding tidak akan mengabaikan pengelolaan ekuitas merek (brand equity). Semen Indonesia hanya akan menjadi perusahaan induk, sedangkan merek-merek yang bermain tetaplah Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa,” tambah Dwi.
Sebagai catatan, per September 2012 pendapatan perseroan mencapai Rp 13,677 triliun, meningkat 17,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih meningkat 22,8% menjadi Rp 3,38 triliun.Dari sisi performa saham, harga saham Semen Gresik (SMGR) sejak 2005 hingga pertengahan November 2012 meningkat 700%, melampaui kenaikan IHSG yang tumbuh 327%. (EVA)