Ciputra: Kewirausahaan, Kunci Untuk Maju
Pebisnis kawakan Ciputra berpendapat, kewirausahaan adalah kunci bagi individu, perusahaan, dan negara untuk maju. Mengapa? Karena dengan wirausaha, sampah pun bisa diolah menjadi emas. Dan, untuk menjadi seorang wirausahawan, pendidikan pun diperlukan.
“Sejak 10 tahun yang lalu, waktu saya berumur 71 tahun, saya sudah merasa perbedaan antara orang maju, lembaga maju, perusahaan maju, dan pemerintah maju, hanya terletak pada entrepreneurship,” ujar Ciputra dalam acara Kompas100 CEO Forum, di Jakarta.
Pengusaha properti ini menjelaskan, sejumlah permasalahan di negara ini mengakar kepada kondisi sumber daya manusia. Negara ini, menurut dia, kekurangan SDM yang mempunyai integritas, profesionalisme, dan kewirausahaan. Dari ketiganya itu, Ciputra menaruh perhatian yang serius kepada kewirausahaan.
Dia mengatakan, kewirausahaan menjadi faktor yang penting untuk bisa mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai. Hal ini penting dimiliki agar Indonesia maju. Bukan hanya itu, kewirausahaan mau tidak mau harus dimiliki seiring dengan kian dekatnya Komunitas ASEAN 2015. “Kita harus jadi entrepreneur, kalau nggak kita akan kalah bersaing. Hanya jadi penonton saja,” tambah Ciputra.
Menjadi wirausahawan pun tidak bisa instan. Untuk menjadi pelaku bisnis perlu pendidikan dan pelatihan. Banyaknya universitas di Indonesia belum menjadi jaminan bahwa pelaku bisnis akan banyak lahir. Karena itu, Universitas Ciputra pun berdiri. Diterangkan dia, pendidikan di universitas tersebut tidak melulu kuliah. Kuliah diselingi dengan kegiatan praktik. Karena cara mencetak wirausahawan tidak bisa dengan sistem memori atau menghapal.
Maka dari itu, pihak Universitas Ciputra pun mendatangkan sejumlah profesional menjadi mentor bagi mahasiswa. Lulusan dari universitas ini pun ditargetkan menjadi seorang wirausahawan. “Oleh karena itu, kita musti ajarkan kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship. Itu saya mulai kerjakan pada waktu enam tahun yang lalu. Kami spesial membuka Universitas Ciputra,” lanjutnya.
Ke depan, Ciputra berkeinginan agar pelatihan kewirausahaan bisa diselenggarakan secara online. Perusahaan ini pun gencar memberikan pelatihan kepada, seperti guru, dosen, hingga Tenaga Kerja Indonesia. Demi mensukseskan niatnya itu, ia pun mengajak peran serta perbankan dan pemerintah.
Dia berharap agar pemerintah bisa mengalokasikan satu persen saja dari anggaran negara untuk melatih para pelatih entrepreurship. “Investasi luar negeri datang, saya sangat kuatir. Yang besar, semakin besar, (tetapi) konsumer kita diambil orang luar negeri. Jadi, kuncinya kita harus mendidik entrepreneur dari Taman Kanak-kanak,” tutur Ciputra.
Ia pun menuturkan, jumlah wirausahawan sekarang masih kurang. “Sekarang masih kurang 1 persen. Dalam waktu 20 tahun kita perlu melatih kira-kira 4 juta orang lagi entrepreneur,” tandasnya. (EVA)