Bangun Tren dan Keluar Zona Nyaman: Strategi Manoj Punjabi di Industri Perfilman
Rumah produksi MD Entertainment terus menunjukkan taringnya di jagat industri perfilman Indonesia. Setelah sukses besar dengan film “KKN di Desa Penari” yang dirilis tahun 2022 dan berhasil menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan lebih dari 10 juta penonton, MD Entertainment terus meluncurkan film-film baru yang menarik perhatian.
Pada tahun 2024, MD kembali meraih sukses dengan film "Badarawuhi di Desa Penari" yang berhasil menarik 4 juta penonton. Tak berhenti di situ, MD Entertainment baru-baru ini merilis film terbarunya berjudul "Ipar adalah Maut". Dalam dua pekan penayangan, film ini telah menduduki posisi kelima film terlaris sepanjang 2024, dengan lebih dari 4,3 juta penonton selama 25 hari di bioskop.
Keberhasilan MD Entertainment tidak terlepas dari tangan dingin Manoj Punjabi, CEO & Founder PT MD Entertainment Tbk. Lantas, apa strateginya di tengah persaingan yang ketat?
Mencipta Tren dan Keluar Zona Nyaman
Manoj menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari komitmennya dalam menghadirkan konten-konten berkualitas dan menciptakan tren baru.
“Saya selalu mengedepankan kualitas, selain itu harus bisa menciptakan tren. Trennya saya yang create, bukan mengikuti tren,” ungkapnya kepada swa.co.id.
Manoj mengungkapkan bahwa di industri perfilman, kunci utama adalah berani berinovasi dan keluar dari zona nyaman. Contohnya, ketika pandemi melanda dan bioskop ditutup total, MD Entertainment tidak tinggal diam. Mereka masuk ke platform OTT dengan film "Layangan Putus". “Ketika semua lagi diam, lagi menunggu, saya bikin apa? Saya bikin 'Layangan Putus' dan lari ke OTT,” jelasnya.
Selain itu, Manoj juga memberikan kesempatan kepada sutradara dan pemain baru untuk bekerjasama dengan MD. Saat ini, MD juga melakukan joint venture dengan rumah-rumah produksi lain untuk distribusi film. Setiap tahun, ada sekitar 5-6 film hasil joint venture yang diproduksi. “Kita harus kasih kesempatan kepada semuanya, ke depan juga kami akan melakukan kerja sama dengan pihak luar,” ungkapnya.
Bagaimana dengan sisi aktor?
Manoj menceritakan bahwa dalam pemilihan aktor, dia selalu melihat skenario terlebih dahulu untuk menentukan pemain yang cocok.
“Biarkan naskah atau skenario yang menentukan,” tegasnya.
Meski demikian, dia tidak takut memberikan peran kepada pemain baru, seperti yang dilakukan dalam film "Ipar adalah Maut" yang menampilkan Michelle Ziudith dan Davina Karamoy sebagai pendatang baru. Menurutnya, regenerasi pemain penting untuk melahirkan aktor dan aktris baru yang berkualitas.
Namun, bicara faktor sukses, aspek intuisi diakui Manoj sangat berperan. Pencapaian MD Entertainment tidak lepas dari kemampuan Manoj dalam memadukan intuisi dan selera pasar dengan tepat. Meski tidak semua film yang digarapnya diterima pasar, Manoj tetap optimistis. “Di Indonesia, film yang paling diminati masyarakat adalah genre horor dan drama. Saya ini sudah punya feeling terhadap film-film tersebut, apakah akan besar atau tidak,” ujarnya.
Manoj juga menekankan pentingnya tim yang solid dan berani keluar dari zona nyaman. “Saya suka tim yang mau belajar dan bekerja keras, tidak hanya di zona nyaman. Mereka harus terus berani riset, orang yang mau fight,” katanya.
Dengan sederet jurus itu, MD tetap berkibar. Pada tahun 2023, MD mencatatkan kinerja positif dengan laba sebesar Rp95,3 miliar dan membagikan dividen sebesar Rp25 per lembar saham. Pencapaian ini diperoleh dari penjualan film dari segmen digital sebesar Rp177,5 miliar dan pendapatan film layar lebar sebesar Rp148,3 miliar.
Potensi Perfilman Indonesia
Melihat kebangkitan industri film Indonesia dengan perolehan 55 juta penonton bioskop, Manoj yakin potensi perfilman Indonesia masih sangat besar. Menurutnya, saat ini film dalam negeri lebih disukai masyarakat, dan film Indonesia mendapatkan apresiasi lebih dibandingkan film Hollywood yang lebih banyak lari ke streaming.
Namun, Manoj menekankan pentingnya peningkatan jumlah layar bioskop di seluruh Indonesia. Saat ini, jumlah layar bioskop masih terbatas dan tersebar di Jabodetabek dan kota-kota besar saja.
“Pertumbuhan film itu harus sebanding dengan peningkatan jumlah layar. Makin banyak layar di daerah-daerah, makin besar peluang film untuk ditonton,” jelasnya.
Manoj sendiri optimistis MD bisa terus melahirkan film berkualitas dan memajukan perfilman Indonesia. Dengan inovasi berkelanjutan dan komitmen terhadap kualitas, MD berharap tentunya bisa menjadi salah satu pemimpin di industri film Indonesia, membawa sinema lokal ke tingkat yang lebih tinggi dan meraih penghargaan di kancah internasional. (*)