OJK & Bursa Efek Dorong Penguatan Prinsip ESG di Sektor Bisnis Indonesia

Foto : Sri Niken Handayani/SWA.

Bursa Efek Indonesia (BEI/IDX) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong penguatan prinsip environmental, social, and governance (ESG) di sektor bisnis Indonesia, khususnya di pasar modal. Dalam acara diskusi bertajuk Strengthening ESG Implementation in Indonesia's Business Sector yang diselenggarakan Katadata Green, President Director of IDX Iman Rachman mengatakan untuk mendorong pencapaian SDG dibutuhkan kolaborasi yang baik dari kalangan pelaku bisnis dengan regulator.

Menurutnya, di pasar modal, salah satu pengaturan yang menjadi sangat penting dalam mendorong perusahaan tercatat menginternalisasikan prinsip keberlanjutan dalam aktivitas bisnisnya adalah melalui kewajiban pelaporan Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan.

Dia mengungkapkan, saat ini, sekitar 90% dari perusahaan tercatat di IDX telah melaporkan Laporan Keberlanjutan untuk tahun 2022. "Di tahun 2023 sudah meningkat hingga 97%," ungkapnya.

Lebih lanjut, Iman mengatakan, saat ini IDX telah menyediakan 5 indeks saham terkait ESG, memberikan insentif pengurangan biaya pencatatan untuk obligasi berwawasan lingkungan, dan bekerja sama dengan lembaga penilai ESG internasional untuk melakukan penilaian ESG atas Perusahaan Tercatat di IDX.

Selain itu, untuk mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat, IDX atas dukungan penuh dari OJK dan Pemerintah meluncurkan Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon pada 26 September 2023. Sejak diluncurkan hingga saat ini, IDXCarbon telah memperdagangkan lebih dari 600.000 ton unit karbon setara CO2, dengan total nilainya melebihi Rp36 miliar.

Vice Chairman Coordinator for Maritime, Investment, and Foreign Affairs KADIN Shinta Kamdani juga menyampaikan bahwa di dalam era perubahan iklim yang semakin nyata kebutuhan akan ESG semakin mendesak bagi kita semua. Lebih lanjut, Shinta menerangkan, mengutip World Economic Forum, ESG menjadi indikator fundamental di mana sosial dan tata kelola menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan investor, karyawan dan konsumen.

“Karena itu, perusahaan mau tidak mau perlu beradaptasi lebih cepat di tengah tuntutan transparansi dan pengembangan ESG,” ujar dia. (*)

# Tag