Terinspirasi Anak, Nacitta Kanyandara Membesarkan Susu Mede Arummi
Inspirasi membuka usaha atau bisnis bisa bersumber dari mana saja, termasuk dari masalah yang dihadapi buah hati. Hal itu juga dialami oleh Nacitta Kanyandara, pendiri sekaligus pemilik usaha minuman susu dari kacang mede dengan bendera Arummi Food. Naccita menjelaskan anaknya mengalami alergi susu sapi atau intoleransi laktosa. Untuk itu, dia mewujudkan ide membuat susu nabati yang banyak nutrisi dan gizi, sehat, serta enak dikonsumsi dengan menghadirkan Arummi Cashew Milk.
Untuk merealisasikan usaha susu kacang mede tersebut, Nacitta menggandeng teman lamanya saat kuliah S1 di Universitas Indonesia (UI), yaitu Raja Aulia Reza. Nacitta sendiri lulusan Akuntansi UI dan S2 Warthon School University of Pennsylvania, Amerika Serikat jurusan MBA. “Bagi saya, Arummi Food adalah bisnis pertama, karena sebelumnya saya profesional di beberapa perusahaan,” ujarnya yang pernah berkarier di perusahaan konsultan McKinsey, Grab Indonesia dan startup Sayur Box.
Memanfaatkan yang Berlimpah
Nacitta dan Raja membutuhkan waktu satu tahun untuk melakukan riset cikal bakal produk Arummi. Dalam pemahaman mereka, 64% masyarakat Indonesia mengidap intoleransi laktosa atau susu hewani. Di sisi lain, kacang mede yang jarang dimiliki negara lain justru melimpah tumbuh di pertanian Indonesia. Pun, mede banyak mengandung vitamin E, menyehatkan kulit dan antioksidan. Akhirnya, mereka sepakat mengibarkan bendera Arummi Food dengan modal awal jutaan rupiah.
“Berdasarkan penelitian mengenai perkiraan intoleransi laktosa pada populasi dewasa menunjukan bahwa 64% orang Asia memiliki kondisi tersebut. Intoleransi laktosa adalah gangguan pencernaan karena tubuh tidak mampu mencerna laktosa dengan baik sehingga menimbulkan sejumlah gejala seperti perut kembung, sakit perut, diare, atau sering buang angin,” jelas Nacitta.
Arummi merupakan pelopor susu kacang mede di Indonesia dan kini sudah dipasarkan di 700 titik distribusi, seperti jaringan supermarket di Jakarta Surabaya, Malang, Bali, Makassar, Medan, Semarang, Yogyakarta dan Medan. Sebut saja di Grandlucky, Ranch Market, Farmers Market, Kem Chicks, Lotte Mart, Food Hall, Growell, Frestive, Diamond Supermarket, Market City, Lulu Lemon, Hejo, Rezeki, Made Good, Depo Susu, Duta Buah, Mbloc Market, Natural Farm dan lainnya.
“Awal menjual produk Arummi secara online di aplikasi Sayurbox. Saya tidak menyangka waktu itu lumayan diterima konsumen, padahal ini produk baru. Apalagi di minggu pertama, penjualan Arummi masuk top 100 SKU di Sayurbox. Susu kacang mede ini aman dikonsumsi untuk anak-anak dan orang dewasa karena rendah kalori, rendah gula dan tidak mengandung kolesterol,” ujar Nacitta Kanyandara, CEO dan Co-founder Arummi Food kepada Swa.co.id.
Selain itu, Arummi Cashew Milk juga sebagai susu plant-based pilihan juara World Barista Champion, Mikael Jasin. Mikael berhasil membawa pulang piala pertama untuk Indonesia pada World Barista Championship (WBC) tahun 2024 di Busan, Korea. Menariknya, pada penampilan di WBC tersebut, Mikael membuat inovasi dengan mencampurkan tiga jenis susu yang diberi nama D.O.A (Dairy, Oat, dan Arummi). Mikael juga merupakan Brand Ambassador Arummi Foods terinspirasi membuat kreasi minuman tersebut untuk menjawab kebutuhan akan susu plant-based bagi masyarakat khususnya orang Asia yang kebanyakan mengalami intoleransi laktosa.
Menggandeng Horeca
Kerja sama antara Arummi dan Mikael Jasin tidak sebatas menggunakan keahlian Mikael untuk membuat minuman berbasis kopi. Namun, kerja sama tersebut juga berkaitan dengan menu development untuk para horeca (hotel, restoran, dan kafe) yang tertarik mengadopsi Arummi Cashew Milk sebagai kreasi menu.
Nacitta menjelaskan, Susu Arummi diproduksi dengan dua varian rasa: Classic dan Barista kemasan 1 liter dengan harga ritel Rp39 ribu. Untuk proses produksi, Arummi bekerja sama dengan sejumlah mitra manufaktur di Bandung. Sedangkan pemilihan merek nama Arummi diambil dari singkatan kata harum dan alami.
Arummi Classic cocok dikonsumsi baik secara langsung maupun dicampur dengan sereal. Sedangkan Arummi Barista rasanya lebih ringan dan tetap gurih, serta bisa divariasikan dengan jenis minuman lain seperti kopi dan pelengkap kreasi makanan. Selain itu, varian baru juga cocok untuk latte art, berbusa lembut, dan tidak menggumpal saat dicampur minuman panas atau asam bahkan setelah didiamkan lama.
Dalam perkembangannya, jika dulu Arummi Food hanya dikelola berdua dengan partner, kini memiliki puluhan karyawan dengan kantor di Jakarta dan Bandung. Beberapa divisi di kantor ada marketing, sale, operasional, research & development, finance dan human resources. Sementara itu, untuk mitra supplier kacang mede didapatkan dari Nusa Tenggara Timur, Sulawesi dan Wonogiri (Jawa Tengah).
Di bulan Juli 2024 Arummi juga sudah bekerja sama dengan beberapa horeca partner di antaranya: Titik Temu, Anomali Coffee, Two Thrds, BGS, dan Baker’s Corner Café. “ Ke depan, akan ada juga kolaborasi dengan lebih banyak horeca partner,” tuturnya seraya akan menambah juga beberapa kanal distribusi baru.
Nantinya, inovasi Arummi akan berfokus pada tujuan memberikan semakin banyak opsi makanan dan minuman enak dan bergizi untuk masyarakat, membantu menjaga kelestarian lingkungan melalui berbagai kegiatan, di antaranya penanaman pohon di hutan Kalimantan Barat dan penggunaan packaging yang ramah lingkungan. Selain itu, dengan menggunakan kacang mede lokal, Arummi juga akan mengangkat kehidupan para petani di Indonesia. (*)