Kisah Endah Permatasari Didampingi BRIncubator, Beromset Rp500 Juta Per Bulan dari Jualan Kue

Foto : Maira Cookies.

Bandung adalah surganya kuliner yang menggoyang lidah. Setiap kali berkunjung ke kota ini ada saja makanan khas yang menggugah selera. Contohnya, kue macaron buatan Maira Cookies. Kue macaron ini merupakan kue mungil nan cantik berwarna-warni yang berasal dari tradisi kuliner Perancis.

Endah Permatasari melihat peluang untuk menjual kue macaron di Bandung. Pemilik Maira Cookies ini berinisiatif untuk membuka bisnis dengan macaron sebagai usaha yang prospektif. Cikal bakal bisnis kue ini bermula dari hobinya yang sejak 2017 membuat kukis untuk anak-anaknya, terutama saat lebaran.

Berpijak dari hobinya ini, Endah terdorong untuk membuat usaha sendiri. “Nama Maira diambil dari nama anak perempuan saya yang bungsu. Pada 2019, saya dapat kesempatan mengikuti pelatihan di Bandung. Dari situ saya jadi kenal dengan banyak mitra penting untuk memasarkan produk kue kering saya, termasuk swalayan-swalayan ternama,” jelas Endah pada keterangannya yang dikutip di Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/7/2024). Pada fase awal, dia menjual aset pribadi yang digunakan sebagai modal kerja Maira Cookies.

Pandemi Covid-19 yang mulai melanda Indonesia di 2020 itu menahan laju bisnisnya. Sebab, Endah tak kunjung mendapatkan sertifikasi halal untuk produknya. Padahal sertifikasi ini merupakan salah satu syarat utama agar produknya bisa dijual di swalayan ternama. Setelah menunggu setahun, Endah mendapatkan sertifikasi halal dan membuat kemasan Maira Cookies yang menarik minat konsumen.

Ia mulai memasarkan produk Crispy Macaron Maira Cookies ke beberapa mitra swalayan yang dikenalnya. Seiring berjalannya waktu, Endah berhasil menjual produk usahanya di etalase UMKM yang tersedia di beberapa swalayan ternama di Bandung dan Cirebon. Pada April 2021, Endah mencoba berpartisipasi di program BRIncubator atau inkubator bisnis UMKM di Bandung.

Program inkubasi dan akselerasi bisnis yang diselenggarakan oleh BRI ini yang bekerjasama dengan Rumah Kreatif BUMN Bandung. “Awalnya, saya tidak berekspektasi apa-apa, tetapi dari ribuan peserta UMKM yang ikut BRIncubator, saya masuk seleksi 100 besar hingga akhirnya masuk 10 besar. Kemudian, saya dapat beragam pelatihan. Dari situ, saya dapat banyak ilmu dan akhirnya paham jika untuk membuat sebuah usaha harus punya visi misi yang jelas, legalitas, struktur organisasi, strategi bisnisnya seperti apa dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan pengembangan usaha. Inkubator bisnis tersebut saya ikuti sekitar kurang lebih 6 bulan,” imbuh Endah menjabarkan.

Adapun, keunggulan dari Crispy Macaron ini dibuat dari tepung almond, putih telur, dan gula. Selain bersertifikat halal, kue-kue buatan Maira Cookies juga sudah terdaftar di Dinas Kesehatan. Menurut Endah, produknya tak menggunakan bahan pengawet sama sekali namun mampu bertahan hingga sekitar 1 tahun.

Selain Crispy Macaron, Maira Cookies juga memiliki produk andalan lain, yaitu Pampyron yang menggunakan gula palem dan Macana alias Macaron Kacang Tanah. Selain bisa dijumpai di berbagai swalayan ternama di Bandung, produk Maira Cookies juga tersedia secara online di wellmairafood.co.id.

Dengan masifnya bisnis Maira Cookies ini, Endah menyampaikan omsetnya mencapai Rp500 juta per bulan. Pendampingan dari BRIncubator kian mendorong laju bisnis Maira Cookies untuk memasarkan produknya ke Bandung dan berbagai swalayan dan toko oleh-oleh di Jabodetabek hingga Jawa Tengah.

Untuk memenuhi permintaan pasar, Maira Cookies kini sudah memberdayakan 40 orang pegawai. Menariknya, Endah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar tempat produksi. Selain itu, berkat BRIncubator ini pula, Maira Cookies sering ikut acara bazar maupun pameran UMKM termasuk yang diadakan oleh Rumah Kreatif BUMN di Jakarta. Endah pun berharap Maira Cookies semakin dikenal sebagai camilan favorit keluarga Indonesia.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Supari, mengungkapkan perseroan terus berkomitmen dalam mendorong pemberdayaan UMKM di Indonesia. “Secara umum, strategi Bisnis Mikro BRI akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM, telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi hingga interkoneksi,” pungkas Supari. (*)

# Tag